1

1.1K 136 7
                                    

Itachi mengangkat kepalanya keatas, menatap perdana mentri kidoumaru dingin dan amat merendahkan. Begitulah posisinya saat merendahkan orang lain seperti sekarang. Sementara perdana menteri kidoumaru tengah berlutut dihadapannya dengan seluruh badan, kaki serta tangannya yang bergetar hebat akibat rasa takutnya Raja kerajaan Uchiha itu. 9 shogun terkuat dan yang menjadi andalan serta favorit itachi berdiri di berdiri sejajar di kanan dan kiri dekat singgah sananya. Mereka mengenakai topeng Oni sama seperti Raja mereka, Itachi. Kesembilan Shogun itu ikut menatap rendah perdana mentri kidoumaru.

"Kau tahu kenapa aku mengundangmu kemari perdana mentri kidoumaru?" dia berdiri dari singgah sananya lalu melangkah menuruni anak tangga pertama dari singgah sananya dan kemudian duduk di anak tangga itu. Mata merah, makin terlihat memerah seperti darah dengan pupil hitam berbentuk layaknya Bintang (maaf kurang bisa menggambarkannya). Itu adalah mata yang hanya di miliki clan uchiha. Mata magekyo, dan hanya dirinyalah satu-satunya orang yang memiliki mata itu, karena clannya sudah tiada. Mata itu menatap kidoumaru. Bibir terangkat keatas membentuk sebuah seringai menakutkan yang tak bisa kidoumaru lihat karena tertutupi oleh topeng oninya. 

Telunjuk itachi mengangkat dagu kidoumaru agar kepalanya mendongak menatapnya secara langsung. Seketika kidoumaru berteriak keras. Dia membulatkan matanya lebar, dengan bagian scleranya berubah menjadi hitam menyala-nyala layaknya api hitam. Detik berikutnya dia berdiri dan berlari kesana kemari dengan keduanya tangannya yang menjambak rambutnya.

"Tolooooonggg!!!" teriaknya.

Dia lalu mengguling-gulingkan badannya kesana kemari layaknya seseorang yang tengah terbakar dengan api. Itachi menikmati pemandangan itu sejenak. Aah, ini sangat mengasiknya. Pikirnya. Dan, detik berikut salah satu shogun bertopeng kitsune berlari menebas tubuh bagian depan kidoumaru hingga darah kidoumaru merembes keluar dengan deras terpancar di topengnya. Kidoumaru berteriak makin keras, lalu di susul dua shogun lain yang mengenakan topeng oni putih dan kuning yang menebas bagian belakang tubuh kidoumaru, lalu yang satunya-si topeng oni kuning melompat keatas dan menebas secara langsung kepalanya.

Kidoumaru benar-benar terjatuh ketanah setelah tadi sempat berteriak keras. Kepalanya menggelinding jatuh dari tempatnya dan muncul api hitam yang membakarnya menjadi abu, disusul dengan seluruh badannya yang sudah benar-benar terjatuh di tanah berubah menjadi abu.

"Khuhu.. Hahahahahaha" itachi tertawa lantang dan puas. Dia benar-benar menyukai ini. Menyukai saat-saat dimana dia menyiksa orang secara halus lalu membunuhnya dengan kejam.

Sembilan shogun-nya menatapnya tenang dari balik topeng mereka. Itulah akhir hidup sang koruptor dan pria mesum kidoumaru yang selama ini menghambur-hamburkan uang yang itachi berikan tanpa mau melaksanakan tugasnya sebagai perdana mentri yang di tunjuk itachi di daerah kekuasaannya tepatnya di kerajaan Takigakure yang berhasil di rebutnya setelah membunuh raja dan seluruh penghuni kerajaan itu tanpa ampun. Salah sendiri, telah berurusan dengan itachi. Dia paling benci orang yang seperti kidoumaru yang hanya bersembunyi di balik penguasa.
.

Sakura berlari di lapangan dekat selasar kerajaan bersama konohamaru tanpa memperdulikan sepasang mata yang memperhatikannya dari jauh. Manik seputih mutiara itu menatap sakura dengan pandangan penuh arti.

"Yang mulia.." suara lembut tayuya menyadarkan orang itu. Dia adalah pangeran kerajaan bulan Hyuga Neji. "Ah, Putri tayuta.." dia memberi hormat pada Putri pertama kerajaan Haruno itu lalu kembali menatap sakura yang kini sedang tertawa lebar dengan konohamaru di depan sana, jauh darinya. Tayuya mengikuti arah tatapan pangeran kerajaan bulan itu. Matanya berkilat marah, tangannya mengepal kuat hingga membuat kuku-kukunya memutih. Dia menatap pangeran kerajaan bulan itu kembali, menarik nafasnya guna menetralisir kemarahannya dan tersenyum palsu.

"Pasti anda sangat menyukai adik kecilku pangeran.." ucap tayuya masih dengan senyum palsunya. Manik pangeran kerajaan bulan itu menatap tayuya dengan wajah yang terlihat begitu senang "ya, aku senang anda dan pangeran sasori memiliki seorang adik secantik Putri sakura" pujinya. Masih dengan senyum palsunya, tayuya mengangguk dengan kaku.
.

.

Sasori menggeram entah sudah berapa kali. Dia meremas surat yang di tulis adik bungsunya.

Kepada kakak dan ayahanda, aku sedang keluar menikmati udara segar.. Jangan cari aku -sakura

PS : aku pergi bersama paman iruka

"Sakuraaa!!!!" teriak sasori marah membuat dua pelayan yang bertugas mengawasi sakura menunduk ketakutan.

"Hahahaha" raja kerajaan haruno yang berdiri bersama Putri pertamanya yang baru datang ke kamar sakura yang tentu habis mengantar kepergian pangeran kerajaan bulan dan bawahannya pergi, kembali ke kerajaan mereka tertawa. Membuat pangeran muda itu menatap sang raja dengan pandangan kesal karena merasa ayahandanya itu sangat santai dalam mengurus sakura. "Biarkan saja adikmu sasori" dia berjalan melangkah maju mendekati jendela sakura sambil mendongak menatap langit musim semi yang cerah. Bunga-bunga  sakura yang tumbuh di sekitar kerajaan itu mekar dan berjatuhan terlihat sangat Indah. Pemandangan ini tentu saja membuat snag raja teringat sosok mendiang istrinya, Ratu kerajaan itu. Sikap dan sifatnya mirip sekali dengan sakura. Istrinya berjiwa bebas hingga kadang-kadang menghabiskan hampir seluruh waktunya di luar istana. Sehingga seluruh rakyatnya amat mengenal sang istri yang juga selalu memberikan makanan pada seluruh rakyat dan sangat dekat dengan mereka. Sama halnya dengan sakura yang selalu melakukan hal yang sama seperti yang mendiang sang Ratu lakukan.

Sasori dan tayuya menatap ayahanda mereka "jangan marahi dia" ayahanda mereka menjeda lalu berbalik menatap kedua anaknya itu. "Dia satu-satunya orang yang mirip dengan ibu kalian.." ucapnya terdengar begitu sedih. Keduanya terdiam untuk beberapa saat. Lalu tayuya tersenyum maklum.

"Apa yang dikatakan ayahanda benar kakak.." dia menepuk pelan pundak sasori hingga membuat sasori merasa bahwa dirinya telah kalah dengan sakura yang di bela sang ayah. Dia memilih untuk bersikap tenang dan berkepala dingin. Lagi pula sakura juga bilang dia bersama dengan iruka, jendral kepercayaan ayah mereka...







Hay.. New chapter up.. Silahkan di baca, dan di voment.. 😊

Uchiha Kingdom's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang