Sang penolong

472 68 5
                                    

Kali ini sakura berjalan kaki. Tanpa tandu dan penjaga yang menjaganya. Dia hanya bersama iruka. Tujuan mereka ke sebuah kedai tak jauh dari kerajaan. Kedai langganan iruka. Mereka makan ramen disana.

Bibi pemilik kedai itu mengantar pesanan mereka. Sakura tersenyum kearah bibi itu begitupun iruka.

"Paman!" sakura memanggilnya setelah mengunyah suapan pertamanya. "Bagaimana setelah ini kita ke taman bunga di bukit dekat perbatasan kerajaan haruno dan kerajaan hotaru??" usulnya dengan mata yang berbinar.

Iruka menggeleng tegas "tidak.. Kita tak akan pergi jauh dari istana" tegasnya. Sakura nampak memanyunkan bibirnya tak suka dengan keputusan iruka. Rasanya posisinya sebagai seorang Putri membuat kebebasannya seakan terenggut. Ah.. Dia hanya ingin sekali-kali bisa menikmati kebebasan.

.

Pada akhirnya mereka selesai makan. "Putrii... Aku akan bayar dulu jangan kemana-mana...... Mengerti?" ucapan iruka seakan menganggap sakura adalah seorang anak kecil yang tak mengerti perkataannya. Sakura menatap sosok iruka yang menjauh menuju ke meja kasir yang jaraknya agak jauh dari tempat duduk mereka.

Sakura menopang dagunya sambil bernafas berat. Aahh.. Ini tidaklah seru. Pikirnya. Dia memutar kepalanya dan menatap keluar kedai menatap orang-orang yang berlalu lalang mengenakan pakaian mereka sehari-hari. Disana ada juga pedagang yang berteriak mempromosikan dagangannya yang membuat dirinya perlahan tersenyum kecil.

Mata emeraldnya terhenti begitu mendapatkan sosok pria bertopi cadar hitam menerawang yang amat dia kenal. Dia mengawasi pria itu. Pria itu makin jauh, dia lalu menatap iruka yang tampaknya masih berbincang dengan bibi pemilik kedai itu. Sakura lalu menatap pria tadi yang sekarang hampir hilang dari pandangannya.

Akhirnya sakura berdiri menatap iruka lalu mengangguk. Dia berlari keluar dari kedai itu menatap kanan dan kirinya lalu berbelok ke arah kanan. Banyak orang yang lalu-lalang hingga dia amat kesulitan menemukan sosok itu.

Buuk

Nampak beberapa orang menabrak pundaknya hingga membuat dirinya terhuyung kebelakang hampir jatuh.

Puk

Sakura nampak menegang. Dia merasa bahwa seseorang menahannya dari belakang agar tak benar-benar terjatuh.

Emeraldnya menatap sosok itu. Sosok pria dengan topi cadarnya yang menolongnya waktu itu. Aah, dia bahkan belum mengucapkan terima kasih padanya.

Dia tersenyum. Berbalik menatap pria itu dengan wajah cerah dan matanya yang terlihat bahagia.

"Tuan" panggilnya.

Pria itu berjalan mendahuluinya tanpa memperdulikannya. Sakura mengikutinya tanpa ada rasa ingin menyerah.

"Tuan... Apakah tuan orang sini??" tanyanya yang tak di gubris pria itu. Dia memiringkan kepalanya saat berhasil menghalangi jalan pria itu. Dia tersenyum menambah kesan manis padanya.

"Tuan..." dia memanggil lagi. Perlahan kakinya melangkah mendekati pria itu. "Aku... Tipe perempuan yang selalu membalas budinya pada orang yang sudah menolongku..." dia menunggu reaksi pria itu. "Jadi... Bisakah aku membalasmu??"
.

"Jadi... Bisakah aku membalasmu?"

Itachi melanjutkan jalannya tanpa memperdulikan sakura. Senyum sakura menghilang seketika. Bagaimana bisa ada orang yang mengabaikan ajakannya?

Dia menyusul itachi. "Nee.. Kau akan kemana tuan??" dia kembali bertanya dengan raut imutnya yang tentu saja membuat orang lain yang melihatnya akan merasa senang tapi tidak berpengaruh untuk itachi. Dia terus berjalan tanpa memperdulikan sakura yang tak menyerah untuk bicara padanya.

Sakura tak sadar bahwa dia berada di tengah taman bunga perbatasan kerajaannya dan kerajaan hotaru. Langkahnya terhenti saat dirinya benar-benar sadar dimana dirinya saat ini. Dia menatap pria yang sudah menjauhinya.

Apa? Dia bisa membaca pikiran? Kenapa dia tahu sakura ingin sekali mengunjungi tempat Indah ini??

Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya. Mungkin dia juga punya tujuan kemari.

Dia mengejar itachi. "Tuan" panggilnya sambil sesekali menatap bunga-bunga cantik yang menyegarkan matanya. "Bukankah ini cantik?" sebelah tangannya menggegam pergelangan tangan itachi yang dingin membuat itachi menghentikan langkahnya dan membuat pandangannya beralih pada sakura.

Sakura tersenyum polos sambil memperlihatkan setangkai bunga yang dia petik. Itachi memandangnya datar. Cerewet. Batinnya

Seakan sadar dengan suhu itachi yang teraba dingin, sakura langsung melepaskan genggamannya. "Tuan.. Bukankah, tanganmu sangat dingin" ujarnya hati-hati takut menyinggung itachi.

"Ma.. Maaf" ucapnya menundukkan kepalanya menyesal dengan ucapannya, lalu...

"Ayo Putri" suara iruka tiba-tiba masuk Indra pendengarannya. Dan, saat itu juga dia mengangkat kepalanya dan menatap kaget wajah iruka yang berdiri di depannya. Dia menatap sekeliling dengan perasaan kaget lalu menatap iruka yang menatapnya heran.

"Ada apa?" tanyanya. Sakura yang berusaha memutar otaknya memikirkan betapa masuk akalnya ini semua. Lalu menjawab dengan pelan "hmm.. Tidak apa-apa" sambil memaksa sebuah senyuman.

Sakurapun mengikuti iruka dengan perasaan yang campur aduk.



Chap baru up... 😘😘

Uchiha Kingdom's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang