"Kau sudah siap?"
Pertanyaan Arion di sampingnya membuyarkan lamunan Yasmin, pertanyaan yang sama seperti 7 tahun yang lalu ketika dirinya mengikuti nasihat kakaknya untuk meninggalkan semua rasa sakit itu.
Yasmin mengalihkan tatapannya dari kegelapan malam yang tengah diterpa oleh rintik hujan, yang mana tanpa sadar sudah di pandanginya sejak tadi lewat kaca mobil disampingnya ke tempat dimana Arion tengah mengendarai mobilnya. Rasanya sudah begitu lama ia merindukan tanah kelahirannya, namun rasa getir yang menekan dadanya sejak ia menginjakkan kakinya kembali ketempat itu membuatnya merasa tidak nyaman.
Sesak itu masih sama, begitu membolongi hatinya sedemikian rupa. Tapi Arion benar, seperti nasihatnya yang selalu ia katakan ketika berkunjung ke Barcelona untuk menemuinya atau di setiap sambungan telepon yang mereka lakukan, ini sudah terlalu lama. Yasmin hanya perlu mempercayai dirinya sendiri bahwa dia bukan lagi gadis bodoh yang mengemis cinta kepada Raven Narendra seperti 7 tahun lalu. Sekarang dia adalah seorang wanita dewasa dengan pemikiran realistis yang tidak akan lagi terpedaya dengan yang namanya cinta.
Tapi kenapa, kenapa dengan hanya mengingat jika sekarang ia sedang menghirup oksigen yang sama dengan sang mantan membuat paru-parunya terasa dipenuhi sesuatu yang menyesakkan? Padahal 7 tahun ini Yasmin sudah mengikhlaskan semuanya, termasuk dengan kehilangan calon bayinya waktu itu. Jika memang nyawa harus di bayar nyawa bukankah seharusnya Yasmin tidak lagi merasa marah? Harusnya sejak ia memutuskan untuk hidup bersama dengan pria itu dalam ikatan suci pernikahan tanpa cinta-meskipun bukan dari dirinya- dia sudah siap dengan segala bentuk kemarahan dari luapan dendam yang Raven tujukan kepadanya-termasuk usaha Raven untuk membuatnya merasakan kesakitan di sepanjang hidupnya? Karena bagaimanapun Yasmin menyadari semua itu berawal darinya, andai dulu dia tidak mengejar-ngejar Raven yang sudah memiliki kekasih dan melakukan hal gila yang membuat hubungan seapasang kekasih yang saling mencintai itu berakhir, tentu ceritanya akan berbeda. Raven tidak mungkin membencinya dan menyalahkannya atas kematian wanita yang dicintainya.
Untuk itulah Yasmin tidak seharusnya menyalahkan Raven dan marah pada pria itu, karena orang yang seharusnya di salahkan adalah dirinya sendiri, Raven hanya berusaha membalas apa yang telah dirinya lakukan dan membuatnya merasakan hal yang sama seperti yang Raven rasakan saat ia kehilangan orang yang penting di hidupnya. Dan benar akhirnya sekarang Yasmin tahu bagaimana rasa sakitnya kehilangan, bahkan meski sudah 7 tahun berlalu rasa sakit itu tidak pernah berkurang di dalam hatinya.
Tiba-tiba sebuah sentuhan lembut di atas kepalanya membuat fokus Yasmin kembali. Dia menoleh dan menemukan Arion yang sesaat tengah memperhatikannya dengan tatapan cemas.
"Kakak kan sudah bilang, kalau kamu belum siap lebih baik tidak usah memaksa untuk pulang!"
Yasmin mengerjap, sejak di mobil dirinya terlalu tenggelam dalam ingatan masa lalunya yang menyedihkan hingga ia lengah kalau sejak tadi Arion tengah memperhatikannya dengan khawatir. Padahal ia sudah berlatih jauh-jauh hari sebelum kepulangannya ke tanah air untuk lebih bisa menjaga sikapnya di depan kakaknya itu. 7 tahun ini Arion memang banyak membantunya untuk bangkit dari kehidupannya yang dulu, Arion banyak berjasa dalam membangun rasa kepercayaan dirinya yang mana benar-benar down saat itu, bisa di katakan kalau kakaknya adalah saksi bagaimana dirinya terpuruk setelah ia kehilangan calon bayinya. Dan sekarang ketika mendengar ucapan bernada tajam Arion, jelas-jelas mengisyaratkan betapa kakaknya itu masih meragukan dirinya yang sudah mulai berdamai dengan masa lalu.
Berdamai dengan masa lalu?
Andai bisa, pasti sudah ia lakukan dalam 7 tahun ini namun sayangnya penyesalannya di masa itu selalu saja menghantui di setiap mimpi-mimpinya, dari mulai kecerobohanya yang menyebabkan nyawa Gladis tiada, hingga dirinya yang kehilangan calon bayinya. Kedua kesalahan itu seakan tidak pernah membiarkannya tidur dengan nyenyak. Lalu bagaimana caranya dia bisa berdamai dengan masa lalu jika masa lalu itu tidak pernah membuatnya untuk memaafkan dirinya sendiri?

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistake (Tamat)
Romance#therevengeseries1 Mature Content! 21+ 7 tahun yang lalu Yasmin dan Raven pernah terikat dalam hubungan pernikahan. Pernikahan yang hanya berlangsung selama dua tahun itu tidak lantas membuat kebencian Raven kepada Yasmin pudar. Pria itu tetap menya...