WARNING!!!Chapter ini mengandung full mature tanpa terkecuali. Jadi diharap tekan close jika tidak berminat rate M!
• • •
"Enghh..."
Tubuh mungil itu menegang kala jilatan kecil dirasa membasahi aset berharganya. Hinata juga merasakan gairah lain di bawah sana.
Ini pertama kali untuk Hinata. Apa pun yang pria itu lakukan, tentu memicu bulu kulitnya untuk berdiri. Bahkan sudah beberapa menit Naruto bergerak mencari kenikmatan, dengan menciptakan gesekan manja antara benda kebanggaannya dengan milik Hinata yang sudah terlalu basah meski masih terlapisi celana dalam.
"Sayang, kau takut?" tanya Naruto dengan suara lembut.
Hinata mengangguk lirih. "Ini malam pertamaku." lantas, ia lingkarkan sepasang tangan miliknya pada leher sang pria. "Lakukan sesukamu. Nikmati istrimu..."
Shapire Naruto sedikit melebar akan kata-kata Hinata. Ia tentu tak menolak, terlebih saat ini gairahnya sudah memuncak.
"Tapi pelan-pelan." wajahnya memerah pekat. "Adik Naruto-kun terlihat begitu besar, ssshtt ah..."
Satu kecupan mendarat di pipi gembil Hinata. Gadis itu sedikit melenguh dengan nada mendesah kala Naruto memainkan ujung dadanya dengan jari telunjuk.
"Na-Naruto-kun??" ia terpekik kaget saat celana dalam di bawah sana robek. Menggigit bibir bawah terpejam menahan desahan. Lagi dan lagi, Naruto menggesekkan batang berurat itu pada area licin yang kini benar-benar berkedut. "Bi-bisakah Naruto-kun tidak menyiksaku te-terus?"
Naruto menghentikan gerakan liar tersebut. Ia tersenyum manis melihat betapa cantik pengantin barunya itu. Tubuhnya pun begitu indah dan ia akan menjadi yang pertama. Sungguh, ini hal yang sangat indah.
"Begini saja sudah sangat enak, bagaimana ketika milikku tertelan?"
Pertanyaan bodoh yang sukses membuat Hinata merengek malu. Hingga ia pun berinisiatif untuk membuka lebar kakinya. Seolah, itu adalah akses untuk suaminya sesegera mungkin membuatnya tidak perawan.
"Katakan sesuatu." pintanya menggoda. Ia ingin ada kalimat mesum dari mulut istri manisnya yang kini menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Anata, nikmatilah istrimu ini, enghh u-uhh..." desahan nikmat terlontar. Ujung kejantanan Naruto sudah menyapa bibir kewanitaan yang selama ini ia jaga dan rawat.
Hingga, Hinata terbuai dengan ciuman sang suami yang mulai melumat bibirnya. Tubuh Naruto begitu hangat dengan sedikit keringat. Pria itu menindihinya sembari berupaya menjebol liang Hinata.
Hinata terbelalak dengan air mata yang mulai mengalir. Ia tak peduli. Lumatan tersebut kian liar dengan cengkramannya pada punggung sang suami. Ujung batang Naruto sudah masuk dan itu membuatnya tak dapat berpikir jernih.
"Sshhtt a-aahh sa-sakit emmhh..." Hinata tak peduli kala mulutnya meracau bahkan lidahnya terus bermain.
Hingga ia benar-benar berteriak. Tubuhnya terangkat dengan respon mencakar punggung lebar sang tercinta. Kini ia menangis namun beberapa kali mendesah entah seperti apa ketika sakit dan nikmat saling berpadu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Play and Finish, OK! ✓
FanfictionMenciptakan sebuah ruang ketenangan untuk diri sendiri. Lari dari kekangan keluarga dan lebih memilih hidup sederhana pasca dilamar oleh mantan kekasih yang pernah menyakitinya..., Hyuuga Hinata. Menerima sebuah permintaan kecil untuk bisa mendapatk...