Sudden

639 40 0
                                    

Setelah 3 hari kami berlibur, aku senang melihat donghae yang berani mengorbankan pekerjaan nya untukku. Yup, dia tidak bekerja selama 3 hari itu handphone nya pun ia matikan karna takut mengganggu liburan kami katanya. Ini adalah moment yang di nantikan ku, dan harus diabadikan. Karna aku tahu donghae adalah sosok yang pekerja keras, itulah yang membuat ku ragu untuk berkeluarga dengan nya tetapi saat ia mengorbankan pekerjaan nya apalagi ia bekerja di perusahaan appa nya membuatku yakin untuk berkeluarga dengan nya. Bahkan aku ingin secepat nya menikah dengan dia. Hihihi....

Saat perjalanan pulang, di dalam mobil ia mengaktifkan handphone nya. Banyak sekali panggilan dari eommanya, kata nya.

Hingga ia pun memutuskan untuk menghubungi eomma nya. Aku hanya tersenyum tipis melihat nya yang kini mulai sibuk kembali.

"Eomma, wae?! Maaf aku tidak mengaktifkan handphone selama 3 hari ini" ucap nya dalam via telpon, ia sengaja menghidupkan loudspeaker nya agar aku juga dapat mendengarkan pembicaraan mereka.

[Yak! Hiks...hiks... kenapa kau sangat ceroboh sekali hiks...] balas eomma masih didalam via telpon.

Aku membulatkan kedua mataku sempurna mendengar suara eomma nya donghae seperti menangis. Donghae pun juga seperti aku.

"Eom.. eomma?! Kenapa menangis?!" Tanya donghae panik.

[Karna kau meninggalkan perusahaan selama 3 hari membuat perusahaan berantakan, dan appa mu jatuh sakit melihat keadaan perusahaan yang kini di ambang oleh kehancuran]

"Di ambang kehancuran?! Bagaimana bisa?! Aku telah menghandle semua nya kepada changmin, lalu appa sakit?! Apa jantung nya kambuh lagi?! Ia berada di rumah sakit mana?!" Balas donghae yang kini benar-benar panik, bahkan ia mempercepat laju mobil nya.

[Hmm, hiks... jantung nya kambuh... apa kau bersama yuri?!]

Saat eomma nya donghae menyebut nama ku, sontak aku terkejut mendengar nya.

"Hmm, aku bersama nya"

[Berikan ponselmu padanya, eomma ingin berbicara dengan nya]

Donghae menjulurkan handphone nya kepada ku, aku gugup tanganku bergetar dengan ketegangan tinggi seperti arus listrik.

Tetapi donghae menatap kedua mataku dalam, ia berbicara melalui mata nya tak apa-apa.

Aku pun mengambil handphone yang berada di tangan donghae.

"Ne, eom...eomma" ucapku gugup, bahkan aku dapat mendengar getaran suara ku.

Donghae pun menggenggam tangan ku erat, menandakan aku harus tenang. Sesekali ia mengusap punggung tanganku dengan lembut.

[Kau sedang bersama donghae! Aku ingin kau menenangkan nya, karna ia sedang menyetir. Aku percaya padamu, kau akan menjadi menantuku dengan waktu yang singkat ini. Tolong tenangkan donghae, keadaan appa nya juga sudah membaik jadi kalian tidak perlu khawatir.]

"Eooh, ne eomma... aku pasti menenangkan nya eomma juga tak usah khawatir, kami akan ke rumah sakit untuk melihat keadaan appa"

Dengan perkataan eomma donghae, sontak membuat senyumku mengembang di antara kedua pipi ku. Donghae pun juga tersenyum, mendengar nya yang dengan tiba-tiba eomma nya sudah tidak menentang hubungan kami karna status sosial, kini aku merasa bahagia berada di tengah-tengah keluarga mereka.

[Aku percaya padamu, aku akan merestui hubungan kalian... Tak usah khawatir, teruslah fokus pada hubungan kalian. Aku menutup telpon nya, ne!]

"Ne..."

Aku dan donghae pun saling menatap dan tertawa kecil.

Dengan arti tatapan kami bahagia bersama.

****

You Don't Know Love! (YulHae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang