Rasa

32 16 1
                                    


Pagi ini hujan hadir lagi namun bedanya gadis itu hanya bisa berdiam diri menatapi hujan dibalik jendela. Gadis itu berpikir mengapa hujan masih bertahan dan tak menyerah meski telah jatuh berkali kali. Bukan kah jatuh itu sakit? Tapi mengapa hujan masih bertahan bahkan memberikan aroma dan suasana yang mejukkan seakan tak memiliki beban. Karna itulah gadis itu sangat menyukai hujan bukan karna namanya Raina yang didalam namanya terkadung kata Rain yang artinya hujan. Tapi karna baginya hujan begitu hebat bahkan ketika orang mencaci makinya mengatakan bahwa hujan datang disaat yang tidak tepat, hujan membuat basah, hujan menghancurkan semuanya. Namun hujan tetap hadir walaupun hadirnya tetap berjatuhan

Sambil menyesap teh hangat miliknya kini Raina mengalihkan perhatiannya yang semulanya menikmati hujan kini beralih ke sebuah novel yang dipegangnya hingga hanyud dalam lantunan kisah kisah perjuangan dari setiap tokoh dalam Novel.

"Raina" pangg Bunda

Mendengar suara Bunda, Raina segera mengalihkan pandangannya pada Bundanya "Eh iya kenapa bun?" Tanya Raina

"Gapapa Bunda hanya  ingin lihat keadaan putri kecil Bunda" ucap Bunda seraha duduk ditepi kasur Raina.

Raina pun berjalan menuju sang Bunda dan meletakkan novel miliknya
"Raina baik baik aja Bun" ucap Raina seraya memeluk sang Bunda

"Kenapa hmm? Tumben manja peluk peluk Bunda" ucap Bunda seraya mengusap surai hitam anak perempuan satu satunya itu


"Gapapa Bun, Raina cuman kangen Bunda. Kemarin Raina kan liburan jadi gak ketemu Bunda" ujar Raina

"Gak terasa ya sekarang anak anak Bunda sudah besar, mungkin beberapa tahun lagi Kalian akan meninggalkan Bunda untuk pergi bersama kekasih hati kalian" ucap Bunda dengan lembut

"Tapi Raina akan tetap menjadi putri kecil Bunda" ucap Raina semakin mengeratkan pelukannya bersama Bunda

"Pastinya sayang" ucap bunda

"Bun, kalau misalkan nanti Raina pergi ningalin Bunda. Raina harap Bunda dan yang lain gak bakal sedih, karna kalau kalian sedih Raina pasti akam sedih. Janji ya Bun?" Tanya Raina yang kini tengah menahan air mata yang sudah siap untuk menetes

"Memang Raina mau pergi kemana?" Tanya Bunda

"Kita gak tau takdir kita gimana Bun, Raina cuman mau Bunda janji untuk gak sedih" ucap Raina yang kini air matanya sudah menetes perlahan

"Iya sayang Bunda janji. Tapi Bunda gamau kamu pergi ningalin Bunda" ucap Bunda

"Maaf bun Raina ga-bisa jan..ji"  ucap Raina yang kini sudah terisak

"Ai kamu kenapa kok malah nangis sih?" Ucap Bunda khawatir melihat Raina yang terisak dipelukannya

"Gapapa kok Bun" ucap Raina

"Kalau ada apa apa cerita sama Bunda ya sayang, jangan dipendam sendiri" ucap Bunda menasehati

"Iya Bun" ucap Raina yang kini tangisnya tengah reda

"Yasudah udahan yuk sedih sedihannya, bunda tadi Buat kue Coklat kesukaan kamu" ucap Bunda seraya melepas pelukannya dengan Raina

"Ayo bun" ucap Raina bersemangat. Kini Ibu dan anak itu telah turun tangg bersama sama dan mengambil kue coklat untuk dimakannya di ruang tamu.

*********

Kini Raina tengah berada ditaman belakang rumahnya bersama dengan Stave.

"Stave menurut lo kalo suka sama sahabat sendiri gimana?" Tanya Raina hati hati

"Ya gapapa, karna menurut gue kalo persahabatan antara cowok sama cewek mungkin salah satu dari mereka ada yang suka" ujar Stave

"Lo pernah ngalamin?" Tanya Raina

"Pernah, dari dulu sampai sekarang" ujar Stave sambil melihat kearah Raina yang kini juga melihat kearahnya

"Oh ya, emang siapa?" Tanya Raina

"Lo" ucap Stave yang membuat Raina mengerjapkan matanya berulang kali

"Maksud lo?" Tanya Raina memastikan

"Ya lo" Ujar Stave sedikit terkekeh melihat reaksi Raina

"Ahahhahaha jangan bercanda deh Stave. Gak lucu" ucap Raina yang tertawa dan bernada rendah diakhir

"Emang siapa yang bercanda?" Tanya Stave

"Jadi bener?" Tanya Raina memastikan

"Hmm" tentu saja jawaban Stave membuat Raina mematung

Jadi selama ini dia juga suka gue, ah gamungkin palingan juga bercanda. Batin Raina

"Masuk yuk dari pada lo nambah sakit disini. Yang tadi gak usah dipikirin" ajak Stave pada Raina sembari mengacak pelan rambut gadis itu

"Ah iya" ucap Raina yang tersadar dari lamunannya. Dan mereka segera menuju keruang tamu

"Stave temenin nonton yuk. Bunda sama abang lagi keluar juga" ajak Raina

"Ayok aja sih. Mau film apa?" Tanya Stave yang kini tengah duduk disofa sambil meemainkan remote tv

"Horor dong" ajak Raina

"Okey"

"Tunggu bentar gue kedapur dulu mau ambil cemilan" ujar Raina
Kini kedua insan tersebut tengah menyaksikan subah kisah menakutkan yang sesekali membuat jantung mereka berdebar. Terkadang Raina menutup wajahnya dengan selimut yang ada atau sesekali bersembunyi dibalik punggung Stave saat adegan menyeramkan terjadi.  Kini film tersebut telah tayang hampur setengah jam Raina masih tetap fokus pada film horor itu.

"Lahh kok Stave malah tidur sih. Kebiasaan" ucap Raina ketika melihat kearah Stave yang tertidur. Kini tangan Raina terukur memngusap pelan rambut Stave

"Andai lo tau Stave kalau rasa ini tumbuh terlalu dalam. Bahkan gue gabisa memprediksi sejauh apa gue udah tenggelam dalam lautan cinta gue ke lo. Seandainya bisa mungkin gue akan menghalau semuanya, karna gue takut ketika gue ngungkapin semuanya malah bikin persahabatan kita hancur " ujar Raina yang kini masih tetap menatap Stave

"Gue selalu berhayal kapan gue bisa menempati posisi dihati lo lebih dari sekedar sahabat. Andai ucapan lo tadi bener pasti sekarang gue udah kegirangan tapi rasanya mustahil . Karna lo pasti selalu menganggap gue sahabat.  Gue pecundang banget ya bisa nya ngomong waktu lo lagi tidur gini" ucap Raina terkekeh

"Yaudah gue ambil selimut dulu. Sslamat Tidur Stave" ucap Raina dan hendak beranjak namun saat itu juga Raina menegang karna tangannya ditarik Stave hingga kini Raina kembali ke posisi semula namun dengan jaraknya antara Stave yang begitu dekat.

"Siapa bilang lo pecundang, tadi lo gak ngomong waktu gue tidur buktinya gue bisa denger. Dan asal lo tau sedari dulu lo udah ada dihati gue tanpa lo minta itupun ucapan gue tadi kalau emang orangnya itu lo . Dan ketakutan lo sama kaya apa yang gue takutin. Tapi sekarang itu hilang karna gue tau kita sama sama saling mencintai. Jadi Raina sekarang lo jadi Sahabat, Adik, sekaligus PACAR dari Stave " ujar Stave dengan menekan kan kata Pacar. Sedangkan kini Raina hanya mematung tanpa berkedip sekalipun

"Ai kok melamun sih.. jangan lupa kedip deh" ujar Stave sembari terkekeh geli melihat wajah Raina yang kini sangat merah

"Ah apa? Ah iya iya" ujar Raina yang kini gugup

"Iyaiya apa Ai" tanya Stave menggoda Raina

"Isss gatau ah" ucap Raina yang kini gendak bangkit lagi karna malu

"Jadi gimana Ai. Lo setuju kan?" Tanya Stave yang kini memerhatikan Raina sedang berjalan menuju Kamarnya. Raina yang mendengar pertanyaan Stave segera berlari karna lagi lagi dia malu dan berteriak

"IYA STAVE



Hehehe udah pacaran dong mereka..
Mau cerita dikit. Jujur aja aku gatau harus bikin cerita ini kaya gimana. Karna kaya ada yang kurang gitu tapi selalu gak ketemu. Buat kalian kalo ada yang perlu diperbaiki jangan lupa komen ya

Jangan lupa juga vote dan share cerita ini

💙💙💙💙

🌸EDELWEIS~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang