memories that I will never forget

3.9K 448 41
                                    

"apa yang harus kita lakukan?" lirih Jia, yoongi hanya diam

Tak lama ponsel yoongi berdering dan tertera nama Namjoon

"halo! Namjoon!"

"ya ada apa?"

"bantu aku! Mobilku mogok! Kau bisa melacak ku kan?"

....

"halo?"

"halo!!"

"Kim namjoon!!"

"sial! Kenapa harus mati saat seperti ini!" dumal yoongi

"bagaimana tuan?" yoongi hanya menggeleng pelan

"tuan Min, saljunya semakin lebat"

"sepertinya akan ada badai salju, kita harus mencari tempat yang lebih aman"

"iya"

yoongi dan jia berjalan kaki cukup jauh dan langit semakin gelap, namun mereka belum menemukan tempat untuk menginap.

"ayolah, sinyal kenapa kau menghilang seperti mantan" dumal jia sambil memukul-mukul ponselnya

"kau mempunyai kekasih?" tanya yoongi

"dia sudah menjadi mantan" sahut jia

"siapa? Kau benar-benar sudah berkencan?" yoongi menatap jia dengan intens

"yak! Jangan menatapku seperti itu. Memangnya kenapa jika aku pernah berkencan?"

"tidak, berapa lama kau berkencan dengannya?"

"hanya sebentar"

"sehari? Atau dua hari?"

"astaga tuan Min, untuk apa berkencan hanya sehari?! Buang-buang waktu saja"

"lalu berapa hari?"

"hanya 200 hari, saat hari ke 199 tiba-tiba ia menghilang ntah kemana, jadi aku memutuskannya di hari jadi kita" lirih jia

"wah lama sekali!"

"yak! Itu sebentar! Kenapa kau sangat terkejut? Apa kau belum pernah berkencan?" tanya jia heran

"iya, aku belum pernah berkencan" sahut yoongi dengan polosnya

"benarkah?! Astaga lelaki tampan seperti mu belum pernah berkencan?! Itu omong kosong" ketus jia

"apa? Jia bilang aku tampan?" batin yoongi

Yoongi terkekeh dan wajahnya memerah

"hey! Aku serius"

"apa kau mau berkencan?" goda jia

"ntahlah, aku tidak memikirkan itu"

"ayolah tuan Min, berkencan itu sangat menyenangkan"

CEO | MYG [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang