bab 13

3 1 0
                                    

" Dah lah tu, tak payah  nak menangis sangat. Aku tak sengaja kan. " risau Azriel.

" Diam lah kau!, kalau kau tak tutup lampu semalam, semua ni tak jadi lah!. "

" Sorry lah, ya Allah mana lah aku tahu yang kau tu takut gelap!. "

" Sorry-sorry, pergi naik lori lah kau!. Ni semua salah kau!. " jeling Lia Maisarah.

" Alah, aku dah minta maaf kan. "

" HuH!!. KA... KAU mesti nampak... "

" Ehh tak lah!, mana ada!. Kau jangan nak mengarut lah!, semalam aku buka je pintu, aku terus pakai kan tuala dekat kau. Time tu lampu tak buka pun, so aku tak nampak lah!. Kau ingat aku gatal sangat ke!?. "

" Memang kau gatal!. "

Lia Maisarah berpaling ke arah lain. Walaupun sudah bergelar seorang isteri, dia tetap tidak terima jika berlaku nya sesuatu antara  mereka berdua. Rasa malu terhadap suami nya sendiri masih menguasai.

" Ah, gedik lah kau. Malas aku nak layan. " Azriel terus berlalu.

***

*kitchen.

" Wah, pengantin baru dah turun lah. " sapa Datin Dhia.

" Eh mana Lia?. "

" Ada dekat atas, dia masih bengkek. "

" Kenapa?. "

" Biasa lah ummi, orang bergurau je. Dia punya tak boleh terima. "

" Az, kena faham tau. Hati perempuan ni, susah nak terima guraun yang boleh menguris hati. "

" Tak ada lah, Az tak buat apa-apa pun. Dia yang tiba-tiba marah. " gelak Tengku Azriel.

" Ha, Lia. Turun pun. "

" Morning, ummi abah. "

" Morning. "

Mata Lia Maisarah memandang tajam ke arah Tengku Azriel. Gerak-geri Azriel diperhatikan lagi tadi. Geram masih ada dalam jiwa nya.

" Sayang, kenapa awak pandang abang macam tu?. Abang kan dah minta maaf. "

Kata Tengku Azriel dengan sopan. Ada sahaja Drama nya bila di depan orang lain. Lia Maisarah yang lagi tadi dengan muka kelat nya, bertambah kelat lagi di buat nya bila melihat dia begitu.

" Kau ni memang tak pandai berlakon langsung. Gaya tu tak ada gila!. "

bisik hati Lia Maisarah.

" Kau cakap pun menggigil. "

kata Lia perlahan, tidak buka mulut. Supaya parents Azriel tidak dengar.

" Kurang ajar betul. " balas Tengku Azriel sama seperti cara Lia Maisarah.

" Ha apa?. " sampuk Datin Dhia.

" Ta... Tak ada apa apa. " kata Lia dan Azriel serentak.

" Az, tengah hari ni kamu pergi ambil angah dekat airport kan?. "

" Haah. Kenapa ummi, ada nak suruh singgah mana-mana ke?. "

" Ha, ummi ingat nak suruh kamu pergi singgah butik ummi. Ambilkan barang dekat kak Ani. "

" Ha boleh-boleh. "

***

*bilik.

" Oi!!. " panggil Azriel.

" Apa benda kau?. Sebat kepala kau kang!. " jeling Lia Maisarah yang sedang ralit membaca buku novel nya.

" Ouh, berani!!. "

" Apasal pula tak berani?. "

" Eh, kau tak rimas ke 24 jam pakai tudung dekat rumah?. Aku ni suami kau, kau buka jelah tudung tu. "

" Kau apahal nak arah-arah aku pula?!. " marah Lia.

" Kau ni kalau sehari tak melenting tak boleh ke?. "

" Suka hati aku lah. "

" Dah pergi siap. Ikut aku. "

" Pergi mana?. "

" Kalau kau banyak tanya, aku tumbuk muka kau!. "

Tengku Azriel menunjukkan penumbuk nya.

***

*kereta.

Lia Maisarah tidak mahu tutup mulut langsung sepanjang perjalanan di dalam kereta.

" Mulut tu tak boleh senyap ke?. " Azriel mencubit lengan Lia Maisarah perlahan.

" Sakit lah, nanti kalau aku cakap kau bodoh, kau marah!. " geram Lia.

" Kau apahal marah aku?. Aku tampar muka kau kang!. "

Next chapter

Kita Bukan MemberWhere stories live. Discover now