JIKA ADA TYPO MOHON KOREKSINYA!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
SELALU BERIKAN KRITIKAN DAN SARAN.
TERIMAKASIH.
HAPPY READING!
🍒
🍒
🍒
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
*******
"Meera tunggu!"
Ya, nama gadis itu adalah Meera. Meera Caroline Dev Willian, putri tunggal dari seorang pengusaha besar Tuan Willian dan Nyonya Catrine William. Saat usianya masih enam tahun kedua orang tuanya telah meninggalkan dia sendiri, selama tiga belas tahun ia tinggal bersama pamannya yang saat itu juga mengelola perusahaan William, namun seperti orang tuanya pamannya juga pergi meninggalkan nya sendiri. Hingga, pada akhirnya ia dipaksa mengurus sebuah perusahaan di usia 19 tahun. Perusahaan yang hampir tersebar di seluruh wilayah berkat usaha keras paman dan dirinya. Kini usianya sudah menginjak 25 tahun ia sekarang menjadi seorang CEO perusahaan dan melanjutkan studi S2 nya.
"Meera tunggu, tidak bisakah kau berhenti?!" ucap Bulan. Sahabat Meera dan hanya Meera saja yang mau berteman dengan nya, karena Bulan dianggap anak pembawa sial oleh teman-temanya. Bulan Adelia Yasmine Teeresa anak yang lahir di luar nikah dan ibunya meninggalkannya begitu saja dan entah dimana ibunya sekarang, Bulan kini juga menjadi sahabat sekaligus sekertaris pribadi Meera dalam menjalankan tugas-tugas kantornya.
"Ada apa? Sebentar lagi kelas akan dimulai ." ucap meera
"Apa kau lupa? Jam mata kuliah kita mundur."
"Mundur? Benarkah? Lalu kenapa kau ada disini?''
"Bukankah aku memang anak yang rajin selalu berangkat pagi?"
"Aku sampai lupa, kau suka membuka gerbang di pagi hari."
"Aku tidak seperti itu. Emm, kau sudah sarapan?ayo ke kantin aku lapar." Tanpa menunggu jawaban Meera, Bulan langsung menyeret Meera menuju cafetaria. Sesampainya di cafetaria mereka menggambil bangku paling pojok tempat favorit mereka. Bulan yang sibuk dengan makanan, lain halnya dengan Meera yang sibuk dengan ponselnya.
"Meaahraa khau thidak mahhkan, hhaa?"
"Habiskan dulu makanan mu! Atau kau akan tersedak."
"hehehe, maafkan aku! kau tidak makan? Apa ada masalah, kenapa kau sibuk dengan ponsel dari tadi?''
"Aku sudah sarapan pagi tadi dan ini masalah kantor entah mengapa banyak sekali email yang masuk hari ini."
"Tidak perlu khawatir! ada sekertaris pribadi mu ada disini Nona CEO."
"Baiklah, kalau begitu cepat selesai kan makan mu!"
BRAAAAAKKKKKK
Meja di gebrak membuat Bulan menghentikan acara makannya. Namun ,Meera hanya mendongak melihat siapa yang menggebrak meja kemudian kembali melihat ponselnya.
"Apa kau tidak malu duduk bersama Meera? Orang seperti mu tidak pantas duduk bersamanya." Ucap Angelia, tetapi Bulan tidak menanggapi hal tersebut, ia hanya melihat dan melanjutkan makannya, karena bukan sekali saja ia melakukan hal itu kepada Bulan. Sementara itu, perlakuan tersebut membuat Angelia sangat geram.
"Dasar anak diluar nikah." Perkataan Angelia yang kedua membuat Bulan serta Meera menghentikan aktivitasnya.
"Angelia kau..."
"Apa kau tidak ada kegiatan lain selain mengganggu kami? Lagi pula jika sahabat ku tidak memiliki ayah, apa urusannya denganmu? Kau mau menjadikan ayahmu sebagai ayahnya?" Ucap Meera membuat Angelia geram sekaligus malu. Sambil beranjak meninggalkan kantin, Meera dengan cepat langsung menarik tangan Bulan. Bulan yang mendengar itu pembelaan Meera pun tersenyum penuh arti.
"Terima kasih." ucap Bulan, Meera yang mendengarnya pun menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Bulan.
"Untuk apa?" Tanya meera
"Semuanya. Jika tidak ada kau, aku tidak mungkin bisa bertahan sampai detik ini." ucapnya berkaca kaca
"Gadis cengeng, Sebentar lagi pergantian kelas. jangan menangis, kau terlihat jelek saat menangis." ucapnya diiringi tawa nya
"Meera." Tanpa menjawab kekesalan Bulan, Meera beranjak pergi menuju kelas yang hampir selesai. Setelah memakan waktu beberapa jam akhirnya pelajaran telah usai Meera dan Bulan pun bergegas untuk pulang.
"Kita pergi sekarang?" tanya Meera
"Ayo! "ucap bulan
Mereka pun bergegas ke rumah peninggalan keluarga William sesampainya di rumah mereka bergegas menuju kamar Meera.
"Mandilah terlebih dahulu! biar aku mengecek beberapa email yang lain, nanti ambil sediri bajunya." Bulan pun segera menuju kamar mandi dan tak lupa mengambil handuk yang memang sudah disediakan oleh Meera karena Bulan sering menginap di rumahnya. Setelah melakukan ritual mandinya Bulan menuju walk in closet milik sahabatnya dan memilih pakaian santai.
"kau tidak mandi?" tanya Bulan dan Meera sibuk dengan Laptop nya.
"Nanti saja! Aku akan kerjakan ini terlebih dahulu. Ada 10 email yang masuk masing-masing 5 dan ambil laptop di atas meja itu!"
"Baiklah." ucapnya seraya berjalan untuk mengambil laptop. Setelah 30 menit akhirnya mereka pun telah menyelesaikan berkas yang dikirim.
"hufffttt!!! Akhirnya selesai juga." hela Bulan
"Kalau begitu aku mandi dulu tolong kau bereskan kalau tak keberatan."ucap Meera menuju kamar mandi. Setelah 15 menit akhirnya dia pun telah menyelesaikan ritual mandinya dia memilih kaos putih lengan pendek dengan celana 5cm dibawah lutut.
"Dasar! ditinggal sebentar saja sudah tidur." ucapnya namun bukannya tidur. Meera malah menuju balkon kamarnya menikmati udara malam yang menusuk. Angin malam yang menerapa wajahnya mengingatkannya pada seseorang yang jauh di sana. Meera tersenyum saat mengingatnya.
"I miss you mom and dad." Tak terasa buliran bening mulai jatuh dari mata Meera, sorot mata tegas itu kini terlihat rapuh seolah-olah tak ada lagi harapan.
"Ini terlalu menyakitkan, merindukan seseorang yang tak pernah bisa ditemui."
🍒
🍒
🍒
🍒
🍒
🍒
Hai-hai maaf ya kalau ceritanya berbelit.
Jangan lupa vote and comment karena itu sangat berharga
Silahkan kritik dan saran karena itu kritik dan saran kalian sangat bermanfaat untuk kedepannya.
Terimakasih
![](https://img.wattpad.com/cover/230667982-288-k666513.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
~LAYOVER~
De TodoREVISI "Seperti puisi indah sang penyair yang memberikan kedamaian sejenak untuk jiwa yang tlah rapuh oleh cinta dan dilema." "Seperti pagi di musim semi. Seperti sore di musim dingin. Tlah kutemukan seseorang seperti seorang musafir yang menemuka...