Dear Angkasa ||Bagian Pertama||

720 165 10
                                    

Star High School (SHC) adalah salah satu sekolah favorit di Bandung yang menempati posisi kedua sekolah menengah atas terbaik di Bandung setelah Hybe High School. Star High School sendiri juga dikenal sebagai gudangnya para siswa siswi berbakat, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya piagam dan piala yang berhasil mereka raih dalam setiap perlombaan. Baik itu antar sekolah maupun tingkat internasional.

Selain itu, Star High School juga pernah menjadi tuan rumah atas pertandingan bola basket yang diselenggarakan satu tahun sekali, tahun lalu.

Pertandingan ini terbilang cukup besar karena mengundang hampir seluruh sekolah menengah atas di Bandung. Dan tahun ini kembali diselenggarakan dengan SHC yang kembali menjadi tuan rumah.

"Berapa sekolah yang udah konfirmasi bakal hadir?"

"Sebentar..." Kenzie segera mengambil handphone nya dan membuka file yang dikirim pak Alex tadi, "sejauh ini udah dua belas, Ra. Line up terakhirnya bakal pak Alex kirim besok lusa."

Aura mengangguk kemudian beralih menatap Queen, "Queen, tolong kasih tau yang lain di Grub, pulang sekolah nanti jangan ada yang langsung pulang, kita rapat dulu."

"Oke, Ra."

Mereka bertiga adalah anak OSIS. Aura ketua, Kenzie wakil dan Queen sekretaris.

Di sekolah ini, sistemnya bukan lagi siswa siswi yang memilih ketua dan wakil ketua OSIS. Tapi kepala sekolah langsung. Yang dipilih pun mempunyai hak untuk menolak jika keberatan.

Mereka bertiga sendiri sebenarnya keberatan, sangat keberatan malah, ikut olimpiade saja udah cukup memusingkan, apalagi sekarang malah ditunjuk jadi orang penting di organisasi ini. Tapi mau menolak juga tidak enak, apalagi kepala sekolah sudah sangat banyak membantu.

"Oh iya, Ra. Bukannya hari-H acara ini bertepatan dengan olimpiade lo yah?" tanya Kenzie.

"Njir, iya. Jangan sampai kelelahan lo."

"Iya, engga bakal." Jawab Aura santai, namun sorot matanya malah berkata sebaliknya.

"Ra--"

Tok...tok...tok

Seisi kelas langsung memusatkan perhatian mereka ke arah pintu.

Ceklek

Dan langsung mendesah kecewa saat tau siapa sosok yang mengetuk pintu tadi.

"Maaf atas keterlambatan saya, silahkan naikkan buku matematika kalian." Ujar Bu Dewi yang baru saja datang.

"Kok masuk sih, njir. Baru aja gue mau tidur." Bisik Queen ke Laura, teman sebangkunya.

"Gue baru aja mau ke kantin." Balas Laura lesu.

" Balas Laura lesu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15:30

Sesuai perintah, Kini semua anggota sudah berkumpul di ruang OSIS. Aura tanpa banyak basa basi langsung mempersilahkan Kenzie berdiri untuk menyampaikan informasi yang dia terima dari kepala sekolah semalam.

"Gini, guys. Semalam kepala sekolah chat gue. Katanya sekolah kita kembali terpilih jadi tuan rumah pertandingan bola basket yang diadakan setahun sekali itu."

"Dan pertandingannya Senin depan, itu berarti waktu kita buat siapin lombanya tinggal empat hari. So, yang punya ide, saran atau segala macam keluarin aja." Lanjut Kenzie membuat semua yang ada disana nge-bug.

"E-empat hari? empat hari?! woi jangan gila dong."

"Ya tuhan cobaan apalagi ini."

"Kenapa pas h-4 baru ngasih tau, njir. Ini kepseknya lupa apa gimana sih."

Bukannya keluarin ide atau kasih saran, mereka malah keluarin semua unek-unek mereka yang mana tambah membuat kepala Aura berdenyut pusing. Untung dia udah atur setengahnya semalam.

"Sorry, kak. Tapi pertandingan tahun lalu aja butuh waktu seminggu untuk selesain semua persiapannya." Sahut Cece.

Aura menghela napas pelan, bukan hanya mereka, dia sendiri saja tidak yakin bisa menyelesaikan semua persiapannya diwaktu yang singkat ini.

"Tolong naikkan kertas selembar dan pulpen. Saya akan membagi kalian dalam beberapa kelompok. Jadi namanya dicatat dan didengar baik-baik ya. Ini juga udah sore, kasihan yang rumahnya jauh." Ucap Aura kemudian mengambil selembar kertas yang entah berisi apa di dalam tasnya.

"Udah?" tanya Aura dijawab anggukan, "baiklah saya akan membagi kelompok dulu setelah itu tugas kalian." Aura pun mulai menyebutkan nama mereka satu persatu.

"Sebelum lanjut ke pembagian tugas, apa ada yang keberatan dengan kelompoknya?"

Mereka kompak menggeleng, Aura pun lanjut membacakan tugas mereka.

"Untuk tugasnya ada yang keberatan? jika keberatan bilang, jangan takut. Saya gak bakal marah, malah saya dengan senang hati pindahin kalian ke kelompok yang kalian rasa tugasnya cocok sama kalian. Jadi sekali lagi, apa ada yang keberatan?"

Dan lagi-lagi mereka kompak menggeleng. Tidak ada yang keberatan sama sekali, lagipula tugas yang diberi sesuai keinginan mereka, bukan karena terpaksa atau semacamnya. Jadi tidak ada alasan untuk menolak.

"Baiklah kalau begitu, rapat hari ini selesai. Terimakasih atas kerjasamanya. Langsung pulang ke rumah, makan dan istirahat yang cukup karena mulai besok dan beberapa hari ke depan kita akan sangat sibuk. Selamat sore." Ucap Aura setelah itu berjalan keluar duluan disusul Kenzie dan anggota OSIS lainnya.

"Ra, pulang bareng yok." Ajak Kenzie.

"Tumben?" heran aja gitu, Kenzie kan termasuk salah satu spesies manusia mager, rumah cuman dua puluh langkah dari sekolah tapi selalu minta antar jemput sama maminya.

"Mami gak bisa jemput. Arisan."

Aura mengangguk, pantesan. Tapi sekali-sekali sahabatnya ini juga harus berjalan kaki, supaya badannya tidak pegal-pegal karena kurang beraktivitas.

"Bagus, olahraga sekalian. Biar badan lo gak pegal." Dia lelah yah dengar keluhan yang sama dari Kenzie setiap hari.

Kenzie cemberut dan terus misuh-misuh sepanjang jalan, Aura mana peduli, gadis itu tetap berjalan santai menyusuri koridor sekolah yang sepi. Namun, saat melewati lapangan basket, Kenzie tiba-tiba menarik tangan Aura masuk membuat sang pemilik berdecak, dia ingin pulang dan istirahat tapi Kenzie dengan menyebalkan nya malah menariknya masuk menonton.

"Gue capek, Kenzie. Ayo pulang~" rengek Aura namun sama sekali tidak digubris. Kenzie sangat asik menonton hingga tanpa sadar berteriak keras saat mas crush mencetak poin.

Aura pun langsung menutup wajahnya malu, kemudian segera menarik Kenzie pergi dari sana.

"Pulang bngst, malu-maluin banget."

Tbc

(1) Dear Angkasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang