Kelas 11 MIPA 1
"Sumpah ya mereka ngeselin banget, harusnya lo gak narik gue pergi, Ra. Greget banget gue anjir pengen robek-robek mulut mereka, hihhh!"
Aura menghela napas kemudian menarik sahabatnya itu untuk duduk, "gak capek apa marah-marah terus? nih, minum dulu."
Kenzie berdecak namun tetap menerima air mineral yang Aura sodorkan. Setelah meminum beberapa teguk, gadis itu kembali mengeluarkan unek-uneknya membuat Aura dan Queen geleng-geleng kepala.
"Udah lah, Ra. Gak usah ditegur lagi, biarin aja. Tau sendiri kan Kenzie gak bakal diam kalau gak capek sendiri." Bisik Queen dibalas anggukan.
Mereka berdua pun memilih membaca buku, hingga tak lama kemudian Bu Caca datang.
"Selamat siang, anak-anak. Baiklah, langsung saja kita mulai ya ...."
Pelajaran pun dimulai, hingga tak terasa bel istirahat kedua kembali berbunyi.
"Baik, materi hari ini cukup sama disini. Sebelum ibu tutup, apa ada yang mau ditanyakan?"
"Engga ada bu~"
"Baiklah, kalau begitu silahkan istirahat. Ingat, yang muslim langsung ke mushola sholat Dzuhur, ya~"
"Baik ibu, terimakasih!"
Setelah Bu Caca pergi, satu per satu anak 11 MIPA 1 pun ikut meninggalkan kelas hingga hanya tersisa Aura, Queen, dan Kenzie di sana.
"Gak sholat, Ra?" tanya Queen karena diantara mereka bertiga hanya Aura sendiri yang muslim.
"Tamu bulanan."
Queen mengangguk paham, lalu melirik Kenzie yang sepanjang pelajaran hanya diam saja.
"Kehabisan energi kan? bacot Mulu sih dari tadi."
Kenzie memutar kedua bola matanya malas, gak ada tenaga dia untuk menanggapi ucapan Queen.
"Ngomong-ngomong, lo belum jawab pertanyaan gue di Grub. Dia siapa Queen?" tanya Aura yang ternyata masih penasaran dengan sosok lelaki yang Queen kirim fotonya di Grub.
"Oh, iya lupa. Hehehe .... Sebenarnya gue juga gak tau sih."
"Lah?"
"Adik gue yang kirim pas ikut lomba nembak Minggu lalu."
"Jujur walaupun mukanya gak kelihatan, tapi gue bisa tebak nih cowo ganteng banget anjir. Ah, jadi pengen ketemu kan. Lombanya udah selesai belum? pengen ke sana deh, siapa tau ketemu, hehehe." Timpal Kenzie.
"Udah selesai, Minggu lalu finalnya."
Kenzie langsung cemberut, gagal sudah cuci mata.
"Kan ada kak Abian, Ken."
"Benar, tapi Kenzie mana cukup satu cowo, Ra. Hahaha."
Kenzie mendengus, "dari tadi gue perhatiin lo nyari gara-gara mulu sama gue, gelud sini anjing!"
Queen tertawa, "Weh, Weh, santai bos!"
"Udah Queen, jangan dijahilin terus. Lagi sensi dia karena lihat kak Abian jalan bareng cewek kemarin."
Kenzie memegang kepalanya yang mendadak pusing, "udah lah njeng, by one kita babi."
Aura dan Queen tertawa keras, jahilin Kenzie memang sebuah kesenangan tersendiri bagi mereka berdua.
"Btw, kak Leo sama gengnya mau balapan nanti malam. Kalian mau datang nonton, gak?"
"Kita lihat nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) Dear Angkasa
أدب الهواةDear Series #1 "Di kehidupan selanjutnya, aku berharap bertemu dan jatuh cinta pada Angkasa Nova Andromeda, bukan Leonardo Angkasa, lagi."