"Adhinata!"
Aura dan Kenzie yang tengah berjalan keluar gerbang itupun Menoleh.
"Kak Angkasa?" gumam Aura saat melihat sosok yang selama ini dia sukai dalam diam berdiri tegak di belakang sana.
"Pulang sama siapa?" tanyanya sembari menghampiri mereka berdua.
"Kenzie."
"Bukannya rumah Kenzie dekat banget ya dari sini? pulang sama Kaka aja mau?"
Aura menatap Kenzie, Kenzie yang paham pun langsung mengangguk.
Aura kembali menatap lelaki di hadapannya, "emang Kaka gak bareng sama Arla?"
Leo menggeleng, "dia udah pulang duluan tadi. Gimana, mau ya? sekalian temenin Kaka cari hadiah buat ulang tahun Arla nanti malam."
Mendengar itu Kenzie langsung menatap Aura, Aura sendiri hanya bisa tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepala sebagai jawaban.
Kenzie yang tak terima pun langsung menarik tangan Aura menjauh.
"Lo gila? jelas-jelas dia ajak lo cari hadiah buat si bangsat, kenapa mau-mau aja anjir? sadar, dia nyari lo cuman pas lagi butuh doang."
Aura menghela napas pelan, "terus gue harus gimana, Ken? cuman ini satu-satunya biar gue bisa dekat sama dia."
Kenzie berdecak kesal, "bangsat, benar kata mami, orang tuh kalau udah jatuh cinta gobloknya gak ketulungan."
Aura tersenyum tipis, dia tidak berniat menyangkal sama sekali karena faktanya memang seperti itu.
"Udah, ah. Sana pulang."
Kenzie menatap sahabatnya itu Sinis kemudian pergi dari sana tanpa mengucapkan satu kata pun lagi.
Aura sendiri hanya bisa menatap punggung rapuh yang perlahan hilang dari pandangannya itu dengan sendu, lalu kembali mendekati Leo yang masih betah berdiri di belakang sana.
"Perginya sekarang 'kan?"
Leo mengangguk, "iya, bentar ya, Kaka ke dalam ambil mobil dulu."
Aura mengangguk kemudian mendudukkan dirinya di kursi depan pos satpam. Sembari menunggu Leo, gadis itu mengeluarkan buku paket tebal dari dalam tasnya lalu membacanya dengan seksama. Dia harus pintar-pintar mencuri waktu agar bisa tetap belajar buat olimpiade Minggu depan.
Namun, fokusnya kali ini agak sedikit terganggu dengan ucapan Kenzie tadi yang masih terus membayang-bayangi pikirannya.
Gadis itu pun menghela napas pelan lalu menutup bukunya kembali, percuma dia belajar, pikirannya penuh banget sekarang. Gak bakal ada yang masuk walaupun dipaksain.
BIP!
Aura bangkit dan segera menghampiri mobil Leo, "silahkan masuk princess."
Aura tersenyum tipis, terkadang perlakuan sekecil inilah yang membuat dia tambah jatuh hati kepada lelaki ini.
"Beberapa hari belakangan, Kaka perhatiin muka lo pucat terus. Sakit?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) Dear Angkasa
FanficDear Series #1 "Di kehidupan selanjutnya, aku berharap bertemu dan jatuh cinta pada Angkasa Nova Andromeda, bukan Leonardo Angkasa, lagi."