"Jadi.... bagaimana?"
Seokjin menaikkan pandangannya, bertemu tatap dengan seseorang yang menopang dagu sembari tersenyum aneh di hadapannya.
"Apanya yang bagaimana?"
"Yang kemarin," Kyung menyengir semakin lebar. "Kamu membawa Namjoon ke rumahmu kan?"
Alis tebal Seokjin bertaut. "Begitulah, aku merawatnya sebentar di rumahku dan malamnya aku mengantar dia pulang. Selesai. Finish. Akhir dari cerita."
Kyung mendengus, "nggak ada hal lain yang terjadi di antara kalian kemarin?" Ia membentuk tanda kutip dengan kedua tangannya, sembari memberi penekanan pada kata 'hal lain'.
"Hal lain apa sih, dasar bodoh. Nggak jelas betul! Cepat bawa ke sini bukunya, waktuku tidak banyak!" Tukas Seokjin.
"Aish kau tidak seru sekali pak guru!"
"Berisik!"
Kyung memutar bola matanya sebelum beranjak pergi ke lantai dua untuk mengambil novel-novel yang diminta Seokjin.
Ia sedikit terkejut saat Seokjin tiba-tiba muncul di perpustakaan tempatnya bekerja, dengan tujuan ingin meminjam dua buku yang kemarin dibaca olehnya dan Namjoon pada *ehem* kencan *ehem* mereka.
Ia sangat berharap akan ada secuil perubahan yang terjadi dalam hubungan mereka gegara kejadian kemarin. Namun sayang, sepertinya tak ada yang berubah.
Seokjin tetaplah sang guru gengsian yang suka menyembunyikan perasaannya sendiri sementara Namjoon masih head over heels untuk Seokjin. Kalau dalam bahasa kaum milenial, disebut bucin.
"Nih, dikembalikannya dua minggu lagi ya!" Kyung menyerahkan dua buah novel tersebut beserta kartu peminjaman ke tangan Seokjin yang langsung memasukkannya ke dalam tas yang ia bawa. Dengan santainya ia langsung membalikkan badan dan berjalan keluar dengan langkah lebar.
"Hei pak guru! Kok main pulang aja sih!" Kyung cepat-cepat memanggil, terkejut dengan kelancangan guru yang ditaksir oleh temannya itu. Bahkan berterima kasihpun tidak! Apa-apaan orang ini!? Menyebalkan sekali!
Ia mendengar Seokjin mendecih meskipun pria tersebut masih tetap acuh. "Sudah kubilang aku sibuk! Jam makan siang sudah mau selesai, aku harus segera kembali ke sekolah."
"Iya, iya, aku tau kau sibuk tapi masa kau hanya pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun!? Mana sopan santunmu!"
"Siapa juga yang bakal sopan ke orang macam kau!" Hardik Seokjin sebelum ia menghilang di balik pintu keluar.
"Argh!!" Kyung mengacak rambutnya frustasi. Kim Seokjin sungguh patut diacungi jempol karena berhasil membuat Kyung yang memegang teguh moto 'why so serious?' menjadi sekesal ini.
Kearoganannya benar-benar selevel dewa. Walaupun berwajah manis, sifatnya super menjengkelkan. Ia bertanya-tanya mengapa Namjoon bisa tergila-gila dengan orang itu. Sejak kapan Namjoon yang kritis dan pemilih berubah menjadi masokis dan jatuh cinta dengan seseorang seperti Seokjin?
Kyung sudah punya firasat, kalau pasangan ini akan menjadi sangat, sangat kacau.
.
.
.
.
.
Seokjin menarik nafas lelah sembari mendudukkan diri ke kursi kerjanya yang nyaman. Untung ia tidak terlambat sampai ke sekolah, kalau tidak bisa-bisa ia dinilai tidak kompeten oleh pak kepsek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me (Jinnam/Namjin)
Fanfictionkim Namjoon, salah satu murid di Hallim high yang dicap 'menyusahkan', tidak bisa berhenti menggoda guru kesehatan baru di sekolahnya, Kim Seokjin.