"Kakiku sakit banget, sumpah."
Hoseok menghela nafas lelah. Ini sudah yang ke sepuluh kalinya sahabatnya itu mengomplain perihal kakinya yang cedera.
Sebenarnya memang salah Namjoon sendiri sih. Siapa suruh dia bertindak pecicilan begitu padahal tau kalau ada lemari super berat di belakangnya.
Memang ialah yang menganjurkan pada Namjoon untuk mendekati guru ganteng itu, tapi bukan berarti ia ikut menganjurkan temannya untuk menjadi seorang penggoda ulung yang suka bertingkah ekstrim.
Yah, pada akhirnya ia hanya memberikan masukan. Semua tergantung pada Namjoon kan? Ia menyarankan Namjoon agar mencoba untuk mendekati Seokjin-ssaem karena temannya yang satu itu terus menjomblo dan menolak untuk menjalin hubungan dengan siapapun karena tidak ada satu orangpun yang berhasil menarik minatnya.
Lalu muncullah Kim Seokjin yang ia rasa paling cocok untuk menjadi kekasih dari temannya yang keras kepala itu. Dan sepertinya tugasnya sebagai mak comblang sukses besar karena Namjoon tampaknya sangat tertarik dengan kandidat yang satu ini. Pilihannya memang tidak pernah salah.
"Peduli amat. Salahmu sendiri kakimu jadi penyet gitu," balas Hoseok datar. Namjoon melakukan neck slice padanya sebagai ucapan terima kasih.
Kesulitan, Namjoon berusaha berdiri sambil menumpukan tangan di mejanya. Hoseok menaikkan alis, "kau mau kemana?"
"Nemuin Seokjin ssaem."
Cengir mengembang lebar di wajah Hoseok, bangga sendiri. "Gimana? Yang kutawarin kali ini menarik kan?"
Namjoon mengulas senyum tipis, lalu menjilat bibir tebalnya. "Sangat," ujarnya sebelum terkekeh kecil.
Hoseok mendekat dan merangkul Namjoon yang kini bersandar di dekat pintu kelas, "semoga kalian bisa jadi ya. Kudoain lho." Namjoon tertawa dan menggeleng maklum.
"Eh, tapi kakimu nggak apa-apa nih? Mau kupapah ke uks aja, nggak?" Tanya Hoseok yang diam-diam kuatir pada kondisi teman seumurannya itu.
Namjoon malah memasang cengir mengejek, "oh, kamu mau ikut? Boleh sih, tapi jangan marah kalau nanti cuma jadi nyamuk disana, ya."
"Sialan."
.
.
.
.
.
Seokjin dengan tenang membolak-balikkan halaman per halaman dalam buku bacaannya. Membaca buku favorit sambil menyeruput segelas kopi susu merupakan cara bersantai yang terbaik versi Seokjin.
Namun ketenangannya itu tak bertahan lama, begitu seorang murid perempuan datang menerobos pintu uks dengan tak sopannya.
"Seokjin ssaem~~" ujar gadis itu dengan nada menggoda yang membuat Seokjin merasa jijik, tapi tidak ia tunjukkan. Ia malah memasang senyum kaku dan meletakkan novelnya ke atas meja kerjanya.
Gadis itu berjalan mendekat sementara Seokjin berdiri perlahan dari bangkunya. "Ada perlu apa.... emm...."
"Jennie. Nama saya Jennie, seonsaengnim~"
"Oh..... k-kalau begitu, ada perlu apa datang ke sini?" Seokjin merutuk dirinya sendiri untuk tergagap. Ia memang tak bisa menahan dirinya sendiri untuk tidak gugup, apa boleh buat.
Sebenarnya, Seokjin menyimpan satu rahasia. Yaitu bahwa dalam 25 tahun hidupnya belum pernah sekalipun ia menjalin hubungan. Memalukan bukan? Padahal kalau dilihat dari tampangnya yang bak pangeran, seharusnya ia sudah punya ribuan mantan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me (Jinnam/Namjin)
Fanfickim Namjoon, salah satu murid di Hallim high yang dicap 'menyusahkan', tidak bisa berhenti menggoda guru kesehatan baru di sekolahnya, Kim Seokjin.