Terbawa emosi yang mendera, Namjoon melempar bola basket di genggamannya dengan kasar. Bola tersebut mental di papan ring dan jatuh membanting lantai dengan suara yang nyaring. Aula yang bising seketika hening.
Hoseok menatap heran sahabatnya yang menguarkan aura membunuh di sekitarnya. Kondisi Namjoon menjadi seperti itu setelah ia kembali dari UKS yang notabene adalah hobi barunya akhir-akhir ini. Padahal ia berangkat dengan senyum berbunga-bunga, namun kembali dengan wajah suram. Entah apa yang terjadi disana.
Sahabatnya itu malah mengacuhkannya saat ia menanyakan alasan mengapa moodnya jatuh drastis. Karena itulah Hoseok hanya mengedikkan bahu dan memberikan ruang untuk Namjoon berpikir sendiri. Sekalian cari aman, untuk menghindari amukan si koala bongsor.
"Bro, kenapa sih? Ada masalah?" Ilhoon, salah satu teman sepermainan Namjoon datang mendekat dan memberanikan diri untuk menegur. Yang disapa malah cuek bebek, tenggelam dalam pemikirannya sendiri. Matanya yang memicing tajam terfokus pada lantai di bawahnya, seolah ingin membuat lubang di sana.
Merasa diacuhkan, Ilhoon menyerah dan kembali menepi, menjauhi Namjoon yang dengan setia mematung di tempatnya. Minho ssaem, guru olahraga yang menjadi pengajar di kelas tersebut merasakan keanehan pada murid-muridnya. Ia yang pada awalnya hanya duduk dan memperhatikan di ujung ruangan pada akhirnya bangkit dan menghampiri anak-anak didiknya yang seharusnya tengah berlatih bebas.
"Hei!! Kenapa kalian malah bengong seperti orang bodoh di situ? Lanjutkan latihan!" Teriak Minho ssaem menggelegar, mengagetkan seisi aula. Para murid cepat-cepat kembali melakukan apapun kegiatan merela sebelumnya, dan Minho ssaem memperhatikan dengan jeli gerak-gerik setiap anak. Sampai netranya menangkap figur seseorang yang terlihat bergerak menuju pintu keluar.
Hal itu tentu saja membuat emosi Minho ssaem naik. Ia berjalan cepat menyalipi kerumunan anak didiknya, hendak menghampiri siswa lancang yang berniat untuk seenaknya meninggalkan aula tanpa ijin.
Segenggam tangan menggapai dan meremas bahu Namjoon, membuatnya mendesis kesal. Ia segera menoleh dengan tampang marah, ingin meneriaki siapapun yang baru saja menghentikannya. Namun semua umpatan yang sudah berada di ujung lidahnya terpaksa ia telan kembali begitu menyadari siapa orang yang menahannya barusan. "M-Minho ssaem..."
"Mau kemana kau, bocah?" Guru olahraga tersebut memicingkan mata, menatap tajam wajah pucat salah satu muridnya itu.
Namjoon yang bahunya masih dicengkram tergagap, bingung harus menjawab apa. "Saya... uh, mmm...."
"JAWAB YANG BENAR!!"
Semua orang di aula tersebut tersentak dengan teriakan sang guru yang mendadak emosional. Hoseok yang menyadari kalau sahabatnya sedang dalam bahaya segera menghampiri keduanya sembari memikirkan cara untuk menenangkan guru mereka yang galak tersebut.
"Anu, begini ssa-"
"HAAH!?" Minho ssaem berbalik ke belakang, menatap sangar Hoseok yang berjengit takut. Ya ampun, guru mereka ini benar-benar sensitif. Contoh yang sangat baik untuk istilah 'senggol bacok'. Hoseok menelan ludah dan memikirkan dengan cepat alasan apapun yang bisa menyelamatkan sahabatnya.
"Namjoon ini sedang sakit ssaem!" Hoseok meraih lengan Namjoon, menarik paksa sahabatnya itu ke sampingnya. "Jadi saya menyuruhnya untuk mencari udara segar dan beristirahat di luar. Saya baru saja mau menginfokan soal ini pada anda, tapi-" Namjoon yang tau kalau Hoseok sedang berpura-pura segera mengikuti, berakting lemas dan membuat wajahnya sayu seolah benar-benar sedang sakit.
Minho ssaem menatap sangar kedua anak didiknya itu, berpikir sejenak. Ia kemudian menghembuskan nafas berat dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Ya sudahlah. Lain kali kalau memang sakit beritahu saya dulu, baru keluar. Jangan seperti ini. Kalian tau saya sangat tidak suka orang yang seenaknya sendiri kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me (Jinnam/Namjin)
Fanfictionkim Namjoon, salah satu murid di Hallim high yang dicap 'menyusahkan', tidak bisa berhenti menggoda guru kesehatan baru di sekolahnya, Kim Seokjin.