"H-hah? Kencan katamu?"
"Iya, kencan. Ajusshi harus mau kencan sama aku."
Tak mendapat tanggapan dari Seokjin yang membatu di tempatnya (tentu saja), Namjoon melanjutkan sindirannya. "Apa aku kurang jelas mengatakannya? Atau kau tidak tau apa itu kencan? Kalau iya berarti kau sangat kuno."
Seokjin mencibir kesal, "sori ya, bocah. Keliatan kolot beginipun aku tau apa itu 'kencan'. Itu semacam istilah buat ABG yang lagi pacaran terus jalan-jalan kan? Kalau cuma soal itu mah, aku juga tau!" Ia berujar arogan.
Namjoon mengangguk mengerti, "ajusshi tau kan? Berarti setuju ya!"
"Eh, eh, eh! Enak aja kamu mutusin, bocah!!" Sentak Seokjin tak terima. "Lagipula mana mungkin seorang guru kencan sama muridnya sendiri! Bisa jatuh image yang susah payah kubangun!!"
Namjoon menaikkan alis menantang. Ia kemudian berkacak pinggang dan memasang seringai yang membuat Seokjin menelan ludah gugup. "Oh begitu~?" kicaunya. Namjoon lalu berbalik dengan gerakan yang di slow motion, dan mulai berjalan memutar. Dari gesturnya tampak sekali ia sedang berusaha mengintimidasi yang lebih tua.
"Aku bertanya-tanya...." ucap Namjoon sembari mengetuk-ngetuk dagu dengan jari. "Kalau ini kubilang ke orang tuaku dan mereka melaporkan ini ke pihak sekolah, apa guru kesehatan kita yang baru terpaksa diganti ya? Mungkin perlu dicoba-"
"JANGAN!! BAIKLAH, KUIKUTI KEINGINANMU!! AYO KENCAN SAMPAI PUAS!!!" Seloroh Seokjin panik. Seokjin yang terlalu merendahkan dan pandang enteng baru menyadari kalau murid di depannya ini sangatlah cerdas.
Ia bisa menggunakan cara apapun yang ia mau asalkan keinginannya tercapai. Kalau sampai Namjoon benar-benar melakukan apa yang ia katakan tadi, itu bisa jadi bencana bagi Seokjin. Demi apapun, ia tak pernah berniat kehilangan pekerjaan yang susah payah didapatkannya.
"Oke! Dengan begini fix, ya!!" Namjoon lantas tersenyum lebar, menampilkan dimple yang sangat memancarkan pesona. Seokjin mau tidak mau dibuat meleleh. Ia lalu berdehem dan memasang wajah sok kesal, mengabaikan Namjoon yang sedang melakukan tarian kemenangan.
"Kencannya nanti besok. Kita ketemuan jam 10 di depan gerbang stasiun bawah tanah ya!" Sahut Namjoon ceria.
"Eh!? Besok? Tapi kan-"
"Kenapa? Ajusshi nggak bisa besok?"
"Itu.... aku.... sudahlah."
"Oke! Besok ya! Jangan lupa!" Ujar Namjoon sembari berlalu keluar ruangan. Tidak sebelum mengedipkan mata dan berpesan agar Seokjin bergaya setampan mungkin besok.
Guru muda itu bersandar pasrah di sandaran kursinya, lantas melorot di kursi sambil mengerang kencang, sangat putus asa.
"Apa lagi yang akan terjadi nanti..." gumamnya frustasi. Murid bernama Kim Namjoon itu sungguh tak terduga. Seokjin selalu berhasil dibuat tercengang olehnya.
Ia lalu kembali mengerang sambil mengusap wajahnya kasar dengan kedua tangan, dan beralih mengatur perlengkapannya untuk bersiap pulang.
Dalam hati kecilnya ia terus berharap semoga tidak akan ada hal buruk yang terjadi di kencan konyolnya besok.
.
.
.
.
.
🎭Teman bukan teman🎭
BrainJoonie💡
OOOI!!BrainJoonie💡
ADA KABAR BAIK HOPE!Sunshine_Seok☀️
Wow ada apa ini??
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me (Jinnam/Namjin)
Fanfictionkim Namjoon, salah satu murid di Hallim high yang dicap 'menyusahkan', tidak bisa berhenti menggoda guru kesehatan baru di sekolahnya, Kim Seokjin.