"Mala!"
"Napa, Ra?" tanya Mala sehingga ia menghentikan aktivitas berkemasnya.
"Jadi ikut rapat?"
"Jadi,udah ditagih juga cerpennya," ucap Mala menutup resleting tasnya lalu menyandangnya di kedua pundaknya. Kakinya membawa sang pemilik ke perpustakaan sesuai janjinya dengan Bu Ani.
/pengen tak hih/
16.08 setelah rapat.
"Eh ojol gue udah dateng, gue balik duluan ya Mal," ucap Gina, sambil berlari kecil meninggalkan Mala yang masih berdiri di dekat tukang cilok yang tengah membuat pesanannya.
"Mal, mau pulang?" tanya Ashton dengan kaus abu-abu yang dilinting sedikit ke atas dengan tangan kanan yang menenteng ranselnya.
"E- eh? iya," ucap Mala kembali menatap ciloknya setelah menoleh ke arah Ashton yang disambut manik hijau miliknya.
"Bareng aja yuk, gue bawa motor," ucap Ashton yang menciptakan sebuah kata 'TUMBEN?!' di kepala Mala.
"Bentar, bukannya rumah lo di Graha Edgy ya? Beda arah kan?"
"Gapapa lah, gue mau jalan-jalan juga"
"Sayang bensin, Ton"
"Gapapa Mal, kan bisa beli lagi abis nganterin lo"
"Ga enak sama lo, udah gue mau balik," ucap Mala mulai berjalan menuju pertigaan depan.
"E-eh ya udah. Gimana kalo gue anter ampe halte depan?" Tawar Ashton tepat di depan Mala sehingga ia terpaksa berhenti.
"Ng...., ga-"
"Ga ada penolakan. Udah sore." Tangan Mala kini sudah terbungkus dengan tangan besar Ashton yang mengarahkan mereka menuju parkiran belakang.
Ok google, cara bernapas saat di dekat Ashton
Ashton melepas genggaman tangannya saat sampai di parkiran samping lalu mengeluarkan motornya.
"Naik," titah Ashton yang sudah siap dengan helm nya. Beberapa detik kemudian, Mala sudah berada di atas motor.
"Udah?" tanya Ashton yang dibalas dengan anggukan dari Mala. Motor mulai berjalan keluar dari gang samping lalu menyebrang menuju gang yang akan membawa mereka pada jalan besar.
"Pegangan, ntar jatoh"
"Udah nih di belakang"
"Emang gue tukang ojek pake pegang belakang segala?"
"Lo yang nawarin jadi tukang ojek yah," ucap Mala yang disambut kekehan dari Ashton.
"Oiya, Mal. Lo tau anak yang ikut lomba debat ga?"
"Debat.. debat, Kaykay maksud lo?" ucap Mala dengan feeling kurang enak.
"Iya. Dia suka apa?"
"Tanya sendiri lah. Mana tau gue dia suka apaan"
"Kirain tau," ucap Ashton sedikit sedih. Suasana kembali hening. Hanya suara deru mesin motor Ashton dan hembusan angin yang mengisi pembicaraan.
"Mal"
"Manggil Ash?" tanya Mala. Kepalanya ia majukan sedikit agar suara Ashton lebih mudah terdengar.
"Ada nomer Kaykay ga?"
"Ada. Buat?" Mala balik bertanya. Pundak Mala turun perlahan seakan tau apa yang dimaksud dari perasaan tidak enak tadi.
"Lo bilang tanya sendiri ke Kaykay"
"Nanti gue kirim kontaknya ke lo deh," ucap Mala dengan satu tarikan napas. Berasa ijab kabul.
"Thanks ya, Mal," jawab Ashton dengan nada riang. Mala yang mendengarnya hanya mengangguk lalu menunduk. Ia membuang napas yang tadi sempat ia tahan bersama rasa sedihnya.
"Udah sampe, tuan putri," ucap Ashton. Motor berhenti di pinggir trotoar. Mala turun dari motor Ashton dengan sedikit meloncat sehingga ia menapaki batuan trotoar bukan beton jalanan.
"Berapa pak?"
"Beneran tukang ojek gue"
"Ahaha thanks ya Ash udah nganterin ampe halte," ucap Mala. Kekehan di depan itu bukan ikhlas dari hati Mala, hanya menutupi perasaan yang terasa ditekan beban berat.
"Iya sama-sama, hati-hati ya Mal"
"Harusnya gue yang bilang gitu, gosah ngebut-ngebut," jawab Mala sambil menampilkan senyumnya. Mala membalik badannya untuk berjalan ke halte. Namun lengannya ditahan oleh Ashton, membuat Mala kembali menatap laki-laki bermata hijau itu.
Konslet lama-lama hati gue, Ton. Enak banget main pegang ae.
"Doain gue ya Mal. Kali aja jodoh," ucap Ashton dengan wajah penuh harap. Mala hanya mengangguk dan mengaminkan kalimat pertama. Untuk kalimat kedua jelas engga.
Kamu tuh rasanya pengen tak hih.
"Thanks , Mal. Dah, Mal. Gue duluan," ucap Ashton lalu mulai melajukan motornya meninggalkan Mala yang masih menatap kepergiannya hingga ia hilang di belokan.
Mala melangkah menuju halte dan duduk di kursi yang sudah disediakan. Ia memangku tasnya sambil bersandar menatap kosong jalanan yang ramai akan lalu lalang kendaraan.
/pengen tak hih/
KAMU SEDANG MEMBACA
BRT | mgc (siput mode)
Fanfiction(2020) republished✌️ Gara-gara uang kas sialan, seorang Michael Gordon Clifford terpaksa naik BRT (Bus Rapid Transit) Namun hal itu pula yang mempertemukan ia dengan seorang, Keumala Adriani. "Tunggu aja di halte biasa"