"Iya kan, Mal?" tanya Sierra memecahkan lamunannya. Ia menoleh pada teman sebangkunya yang hanya mengedipkan kedua matanya cepat.
"I-iya iya, bener," ucap Mala saat tau kode yang disampaikan Sierra.
"Yodah, pulang sekolah kita ke rumah gue ya," ucap Luke sambil membereskan buku-buku yang berserakan di meja Mala dan Sierra.
"Hah?" respon Mala sambil menengok ke arah Luke.
"Power point sama mind map IPS. Lupa?" ucap Luke yang membuat Mala langsung mengecek ponsel yang tidak ia tumpuk hari ini. Dan ya, di remindernya tertulis kerkel ips.
"Hampir. Makasih udah ngingetin," ucap Mala sambil menyengir. Luke mengangguk sebagai jawaban.
"Yuk Mal," ajak Sierra yang mulai menaikan kursinya ke atas meja. Mala langsung memasukan buku-bukunya ke dalam tas lalu menaikan kursinya. Mereka mulai berjalan menuju parkiran yang ada di samping sekolah.
"WOI LUKE TUNGGUIN!" Tiba-tiba seseorang memanggil nama Luke dari belakang. Mereka menoleh dan menemukan Ashton yang tengah berlari dari kantin.
"Pacaran mulu lo, hampir aja gue coret dari daftar kelompok," ucap Luke sambil merangkul Ashton setelah langkah kaki Ashton sejajar dengan Luke. Ashton hanya terkekeh sebagai jawabannya.
"Lah udah taken?" bisik Sierra ketika Luke dan Ashton tengah mengambil kendaraan mereka masing-masing.
"Getewe"
"Gue turut duka, Mal"
"Keliatan kasian banget gue di mata lo"
"Baru kemaren mau gue comblangin, masa udah karam aja," ucap Sierra sambil mengusap sebelah matanya. Sedikit gatal katanya. Kirain sedih betulan.
Luke datang lebih dulu disusul motor Ashton di sebelahnya. Luke menawarkan Sierra untuk naik bersamanya. Sierra mengiyakan dengan senang. Otomatis, Mala terpaksa ikut bersama Ashton. Gimana bisa mupon kalo begini, ucap Mala dalam hati.
"Mal, ayo," panggil Ashton karena Luke dan Sierra yang sudah lebih dulu pergi.
Mala mengikuti instruksi Ashton dan kini ia sudah duduk manis di belakang Ashton sambil menikmati angin dan bau rambut Ashton. Ia jarang menggunakan helm dengan alasan jarak rumah dan sekolah yang tidak terlalu jauh.
"Thanks, Mal. Cara lo ampuh," ucap Ashton memecahkan keheningan di antara mereka.
"Cara apaan?"
"Yang lo bilang kemaren. Kaykay anak debat itu loh," ucap Ashton sambil menoleh sebentar ke samping lalu kembali menatap ke arah depan.
"O-oh itu. Iya masama," ucap Mala seadanya karena tidak tertarik dengan pembahasan Ashton. Suasana kembali hening. Hanya deru mesin, angin, deru mesin, angin, deru mesin lagi, angin lagi.
"Oiya sebelum gue lupa, toh lo dua hari lagi lomba nih, semangat ya Mal, good luck juga. Biar halu lo tersalurkan"
sempet-sempetnya, Ton.
"TUMBEN. Thanks, Ash"
"Paginya jangan lupa sarapan. Tidur jangan malem-malem. Inget-inget materinya. Jangan nerp-"
"Sok perhatian lo," potong Mala sambil memukul punggung Ashton dari belakang.
"Siap-siap dulu buat Kaykay"
Asu
"Gue kelinci percobaan maksud lo?"
"Ngga, ngga gitu. Peace," ucap Ashton sambil mengangkat kedua jarinya membentuk tanda 'V'. Karena Ashton kurang fokus, ia tak sadar di depan ada ayam yang tengah menyebrang.
"TON AWAS AYAM," teriak Mala dengan tangannya menepuk pundak Ashton.
"POK POROK POK POK"
"BUAJINGAN!" teriak Ashton sambil memegangi stang motornya. Motor hampir oleng , namun dapat Ashton kuasai kembali.
Mereka, tanpa ayam, menghela napas lega setelah motor kembali terkendali dan menjauh dari tkp. Mala menoleh sebentar ke belakang, memastikan ayam itu mati atau tidak. Ternyata ayam itu hanya tergeletak tak berdaya di tengah jalan.
"Ayamnya gimana?" tanya Ashton setelah Mala kembali ke posisi semula.
"Tepar"
/kerja kelompok ips/
maaf banget Ashton omongannya jadi gitu😭🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
BRT | mgc (siput mode)
Fanfiction(2020) republished✌️ Gara-gara uang kas sialan, seorang Michael Gordon Clifford terpaksa naik BRT (Bus Rapid Transit) Namun hal itu pula yang mempertemukan ia dengan seorang, Keumala Adriani. "Tunggu aja di halte biasa"