Jika sudah tak tahan lagi untuk menahan rasa sedih mu.
Menangislah.
Dengan menangis kau bisa mengurangi rasa sedih.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit lalu. Di depan gerbang sekolah Ale sedang bingung karena tidak ada kendaraan yang lewat.
Biasanya Ale pulang bersama Bima. Tapi, Bima tadi meminta izin kepada Ale bahwa dia pulang telat karena harus latihan eskul yang Bima ikuti. Bima sempat ingin mengantar Ale lebih dulu, tapi Ale tidak ingin Bima bulak balik hanya karena dirinya. Jadi Ale meyakinkan Bima bahwa dirinya akan pulang menunggu angkutan umum.
Dalam hati sekarang Ale menyesal karena menolak tawaran Bima yang ingin mengantarkannya lebih dulu. Karena sampai sekarang angkutan umum tidak ada yang muncul.
Kecuali kendaraan motor yang tiba tiba berhenti di depan Ale. Ale tidak bisa melihat siapa laki laki yang berhenti di depannya karena laki laki itu memakai helm yang menutupi wajahnya.
Sebelum suara terdengar, dan Ale seperti mengenal suara itu. Liam!
"Lo punya hutang sama gue." ucap laki laki yang berhenti di depan Ale. Yang tak lain adalah Liam.
"Hutang?" beo Ale bingung.
"Hutang budi." jawab Liam menghilangkan kebingungan Ale.
"Jadi dia nolongin gue gak ikhlas." gumam Ale pelan.
"Gak ada yang gratis di dunia ini." timpal Liam yang mendengar gumaman Ale.
"Lo mau apa?" tanya Ale kesal.
"Nanti gue kasih tau. Sekarang lo naik gue anter pulang." ujar Liam.
"Gak ada penolakan." lanjut Liam.
"Pemaksa!" batin Ale kesal.
Walaupun Ale kesal dengan paksaan Liam. Dia tetap menaiki motor Liam, lagi pula jika Ale menolak ajakan Liam, dia akan semakin lama untuk pulang.
Liam yang melihat Ale menuruti perkataannya, tersenyum di balik helmnya. Dan entah kenapa ada kesenanangan tersendiri bagi Liam.
Sedangkan Ale yang melihat sikap Liam yang berbeda, seperti ingin mendekatinya merasakan firasat yang tidak enak. Firasat Ale mengatakan seperti akan terjadi sesuatu. Dan apa yang di inginkan Liam. Liam sendiri yang menawarkan kebaikannya ke pada Ale, tetapi berujung meminta balas budi.
Dan Ale bertanya tanya di dalam dirinya. Apa yang Liam mau. Apa yang di inginkan Liam sebenarnya. Dan apa tujuannya.
Di perjalanan pulang, Ale bingung kenapa Liam mengetahui jalan pulang kerumahnya. Tanpa bertanya kepada Ale terlebih dulu. Padahal Ale tidak pernah memberitahukan rumahnya kepada Liam.
Sesampainya di depan gerbang rumah Ale, Ale buru buru turun dari motor Liam. Dan mempertanyakan kebingungannya.
"Lo tau rumah gue dari siapa?" tanya Ale penasaran. Bukan sikap Ale banget penasaran seperti ini.
"Ken." jawab Liam sambil melepas helm yang menutupi wajahnya.
"Ken?" beo Ale bingung.
"Gak usah di pikirin, sana masuk rumah." ucap Liam.
"Makasih atas tumpangannya." ucap Ale lalu membuka gerbang untuk masuk rumah.
"Eh tunggu." jegah Liam yang melihat Ale masuk ke pekarangan rumahnya. Dan mebuat Ale menghentikan jalannya lalu menengok berbalik arah melihat Liam berada.
"Gue jemput lo besok jam 9, lo harus udah siap siap. Anggap itu sebagai permintaan gue sebagai lo bayar hutang. Lo ingetkan yang gue ucapin di gerbang sekolah beberapa waktu tadi?" jelas Liam.
"Hmm." dehem Ale sebagai jawaban dan langsung melanjutkan jalannya. Tidak mempedulikan Liam. Karena jujur saja Ale sudah kesal dengan Liam.
Sesampainya di dalam rumah Ale melihat keluarganya sedang tertawa tanpa dirinya. Papa, mama, dan kakaknya terlihat senang tanpa adanya Ale. Ale yang melihat mereka tertawa hanya bisa menatapnya dengan sendu. Dalam hatinya, kenapa harus dirinya yang merasakan semua ujian ini.
Tidak ingin bersedih sedih lagi, Ale berjalan melewati keluarganya begitu saja menaiki tangga menuju kamarnya. Tetapi jalannya terhenti karena suara panggilan dari mamanya.
"Besok kami semua akan kerumah sakit merayakan ulang tahun Ela, dan kau tetap di rumah jangan kemana mana."
"Iya mah." ucap Ale pelan.
"Besok juga hari ulang tahun Ale mah." batin Ale sedih.
"Dan jika saat aku pulang kau tidak ada di rumah, siap siap menerima hukuman dari ku." ucap Rafi datar.
Ale tidak menjawab dia hanya menganggukkan kepalanya. Lalu melanjutkan jalannya menaiki tangga menuju kamarnya.
Sedangkan Ken yang mendengar perkataan orang tuanya, dia tau Ale pasti sedih. Karena Ale pun besok berulang tahun. Sebenarnya Ken ingin memberikan kejutan ulang tahun kepada Ale, tapi apa daya. Papa dan mamanya memaksa Ken untuk ikut ke rumah sakit merayakan ulang tahun Ela.
Yang pastinya menurut Ken itu akan sia sia. Ela pasti melupakan hari ulang tahunnya. Dan pasti berujung Ela yang mengamuk. Jika saja kondisi Ela baik baik saja, Ken tidak akan ingin melihat Ela lagi. Ken tidak suka dengan Ela, karena Ela berbicara bohong tentang Ale.
Bisa di bilang Ela tidak waras. Karena dia berada di rumah sakit jiwa. Ya! Rumah sakit jiwa. Ela terkena gangguan mental. Lina dan Rafi mengira itu semua karena Ela tidak menerima kematian Reyyen.
Di dalam kamar Ale menenggelamkan wajahnya di dalam bantal dan menangis sejadi jadinya. Perasaan Ale sekarang bercampur aduk. Kesal, sedih, sakit, dan sebagainya.
Cukup lama menangis Ale mengambil buku berwarna biru laut dari nakasnya. Dan mengambil pulpen dan menulis sesuatu di lembaran buku itu. Setelah selesai menulis. Lalu merobeknya dan memasukkan kertas yang sudah dia robek ke dalam amplop berwarna biru tua.
Lalu memasukkan kembali pulpen dan buku itu ke dalam nakasnya dan meletakkan amplop yang berisi tulisannya di atas nakas.
Di rasa dirinya sudah mulai membaik dan hari sudah semakin gelap. Ale menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya dan mengganti bajunya.
Karena saat Ale sampai kamar, dia tidak langsung mengganti seragam sekolahnya. Melainkan dia langsung menangis.
Setelah selesai dari kamar mandi Ale merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil menatap atap kamarnya yang tidak ada apa apa.
"Besok gue sama Ela ulang tahun, kira kira kalo gue ketemu Ela. Ela bakal ngamuk kaya terakhir kali ketemu sama gue gak ya?" monolog Ale.
Setelah bermonolog Ale menghembuskan nafasnya kasar, lalu memejamkan matanya.
Tak lama alam mimpi menjemput Ale. Ale pun terlelap dalam tidurnya.
Jangan takut untuk menangis.
Menangis bukan berarti kau lemah.
Terkadang ada saatnya dengan menangis membuat kau lebih kuat.Halo readers!
Typo dimana mana!
Jika ada pertanyaan, tanyakan saja okee...Jangan lupa tinggalkan jejak.
Akan lebih baik jika readers vote sebagai menghargai aku.
Terimakasih❗
KAMU SEDANG MEMBACA
Allein (Hiatus)
Novela JuvenilHanya sebuah kisah tentang seorang perempuan manis. Harus menerima takdir yang sudah di takdirkan untuknya. Alesha Griztha Loova! Gadis cantik nan manis, yang menyembunyikan banyak luka di hatinya seorang diri. Gadis yang mempunyai banyak ujian di...