03. Furious

76 9 16
                                    

"I don't want to involve him in my problem."
.
.
.
.
.

Ryujin sudah berada di kamarnya.

Setelah membersihkan diri, ia duduk di atas kasurnya dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya dan larut dalam lamunannya. Dalam pikirkannya saat ini adalah Beomgyu. Laki-laki penakut yang cengeng di matanya.

"Kau masih sama seperti dulu."

Ryujin tersenyum ketika mengingat kejadian beberapa jam lalu di bawah hujan bersama Beomgyu. Senyum yang tadinya terlihat leluasa kini luntur ketika ia kembali teringat dengan trauma yang Beomgyu miliki.

Lagi-lagi, Ryujin menyalahkan dirinya atas apa yang menimpa Beomgyu sampai sekarang. Dia sangat menyesal. Bahkan jika bisa, dia tidak mau bertemu dengan Beomgyu lagi. Tapi takdir membuat mereka bertemu.

Apalagi menatap matanya. Tidak semudah saat itu. Ryujin tidak ingin melibatkannya dirinya lagi bersama Beomgyu, dalam hal apa pun. Jika itu terjadi, Ryujin akan semakin menyalahkan dirinya lagi dan selalu merasa bersalah setiap menatap mata Beomgyu.

"Jangan biarkan dia tersenyum padamu, Shin Ryujin."

Nyonya Park menyambut bahagia kepulangan anak kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyonya Park menyambut bahagia kepulangan anak kesayangannya. Sedikit berlari ketika menahan Beomgyu memasuki kamarnya dengan langkah lunglai.

"Anakku, ayo makan bersama. Semua makanan kesukaanmu sudah siap."

Beomgyu menatap lesu ke arah ibunya. Nyonya Park mengerjap beberapa kali setelah menyadari wajah pucat Beomgyu dan tubuh serta seragamnya yang ia kenakan basah. Rambutnya juga.

"Astaga, masuklah. Ibu akan siapkan obat dan Bibi Jung akan menemanimu."

Beomgyu hanya menatap pasrah kepanikan sang ibu. Ketika Bibi Jung menuntun Beomgyu masuk ke dalam, ibunya pergi ke dapur mengambil beberapa obat.

Kini setelah berganti pakaian, ia sudah duduk-bersandar di badan ranjang dengan selimut yang baru ibunya pakaikan untuknya. Tangan halus ibunya mengusap rambut anaknya dengan penuh kasih dan tatapan nanar. Nyonya Park sangat menyayangi anaknya itu.

Ketika sadar dengan kondisi Beomgyu beberapa menit yang lalu, ia tidak perlu menanyakan bagaimana anaknya bisa seperti itu. Karena mereka sudah sama-sama tahu. Lagipula ibunya tidak mungkin mengungkit masalah di masa lalu yang membuat anaknya mengalami trauma.

Nyonya Park hanya perlu memahami kondisi Beomgyu alih-alih dengan sikap dan perilaku berlebihan untuk melindungi putra kesayangannya setelah kematian anak pertamanya, Choi Minjae dan suaminya.

Keluarganya yang tadinya penuh kebahagiaan dan kehangatan berubah menjadi semu dan kaku setelah peristiwa menyedihkan itu menimpa mereka.

Beomgyu yang dulunya banyak tersenyum, kini hanya ada beberapa hal yang membuat bibirnya menyinggung.

Can't You See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang