Seis(6)

1.8K 205 31
                                    

Pemuda dengan mata madu dan surai seperti jeruk tersebut, masih setia menutup kedua bola mata indahnya.

"Ayo buka mata mu sayang. Ini kali pertama mama melihat mu sejak waktu itu, dan mama harus melihat mu seperti ini (Air mata menetes). Maafkan mama ya?, mama benar benar orang tua yang buruk"

"Sayang sudah lah jangan srperti ini terus, aku yakin Shouyou akan baik baik saja"

"Em" menyembunyikan wajahnya pada perut sang suami

Pada saat itu pula Hinata membuka kedua matanya dengan lebar, dan terlihat seperti ada ketakutan di dalam binar tersebut.

"SHOUYOU" teriak ayah dan ibunya

"Shouyou kamu sadar nak?(mendekat) panggil dokter cepat"

"Mo-moomy?"

"Iya sayang ini mommy" menatap sendu putra bungsunya.

"Mo-mommy hiks hiks (memeluk erat) mom-mommy hiks Sho-shouyou tak-takut hiks hiks... Temp-tempatnya sem-pit hah hiks" ucap Hinata susah payah.

Dan pada saat itu tangan sang ayah mengepal menandakan dirinya marah.

"Rei~" panggil sang kepala keluarga pada tangan kanannya.

"Hai master"

"Cari orang yang membuat anak manis ku seperti ini. Seret dia tak peduli laki laki atau perempuan..."

"Hai" melangkah pergi.

...

Hinata tengah dipriksa oleh dokter dengan ditemani sang mommy, yang senantiasa memeluk tubuh mungil miliknya.

"Syukurlah suhu putra anda sudah kembali normal, anda tau tadi dia dibawa kemari dengan suhu yang bisa dibilang membahayakan, dan mustahil untuk bertahan. Dan ini seperti sebuah keajaiban putra anda bangun dengan hitungan jam seperti ini" jelas sang dokter.

"Dan untuk kondisi mentalnya (melihat Hinata memastikan tidak ada trauma karna menyebut 'mental') saya rasa tidak ada masalah, namun yang menjadi kekhawatiran saya adalah phobianya semakin memarah, jadi saya sudah meresepkan obat, dan anda bisa menebusnya"

"Trimakasih" ucap wanita cantik tersebut yang masih setia memeluk dan mengelus kepala sang anak.

"Dan apabila psikisnya benar benar memburuk, tolong segera periksa kan"

"Baik"

Wanita cantik namun sudah bisa dibilang cukup tua tersebut, menatap manik mata si anak dengan pandangan sedih.

"Shouyou~, Shouyou mau dirawat di rumah saja? Shouyou kan benci rumah sakit" berucap lembut sambil mengelus kedua pipi putihnya.

Hinata menatap balik mata sang ibu, tidak lama kepalanya mengngangguk. Sang ibu tersenyum, melepaskan sebelah tanganny, lalu menekan sebuah nomer di ponsel.

"Mika kau sudah kembali?"

"Kami sudah berada di lantai satu madam. Ada apa anda menelfon?"

"Ah kebetulan, bisakah urus administrasi dan bilang bahwa Shouyou akan di rawat jalan"

"Ah hai"

"Trimakasih" dan panggilan berakhir.

Di tempat Mika dan Ikuya

"Ada apa?"

"Madam meminta ku untuk mengurus administrasi dan bilang bahwa Shouyou akan dirawat jalan" mematikan ponsel.

"Yasudah sana pergi" suruh Ikuya

"Kau tak ikut?"

"Aku mau membantu madam membawa Shouyou, dan ingin dekat dengannya" senyum miring

Haikyuu~LOVE???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang