Chapter 15

10.3K 1.7K 72
                                    

Yuhu! Sudah update ^^

Yuhu! Sudah update ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menjemput Prelove, Velven berkunjung ke kedai kopi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menjemput Prelove, Velven berkunjung ke kedai kopi. Bukan untuk sekadar beli kopi terus pulang. Bukan. Tapi dia mau ketemu sama macan. Iya, kakaknya Prelove. Belum apa-apa, dia sudah deg-deg-an, tangannya keringat dingin, pikiran negatif akan persepsi Lulove padanya sudah melayang-layang di kepala. Padahal dia pikir akan ketemu minggu depan, rupanya Prelove memberi kejutan berupa pertemuan dadakan hari ini. Kalau saja bisa ketemu minggu depan setidaknya dia bisa mempersiapkan diri, berlatih dengan Prelove akan apa yang kakaknya katakan nanti.

Selama lima belas menit Velven menunggu sambil menyeruput kopi Americano. Sementara Prelove tampak santai memainkan ponsel. Velven ingin protes. Kok bisa-bisanya Prelove santai? Memangnya tidak takut bakal ditanya soal menikah? Atau, bisa aja mereka ditanya yang tidak-tidak. Kalau memikirkan beragam pertanyaan yang mungkin dilayangkan rasanya kepala Velven sudah pusing sendiri.

"Tenang aja, Kak Lulove nggak mungkin nelen kamu," kata Prelove santai.

Velven mengernyit heran. "Kok kamu santai banget sih?"

"Ya, dia kan kakak aku. Kenapa mesti takut?"

"Takutnya kakak kamu-"

"Eh, itu dia!" sela Prelove. Dengan senyum yang menghiasi wajahnya, Prelove melambaikan tangan untuk memberitahu posisinya kepada sang kakak. Begitu kakaknya sudah berjalan mendekat, dia berbisik ke telinga Velven. "Jaga omongan ya, Sayang. Kak Lulove suka ketus sama orang baru."

Mendengar bisikan itu, Velven makin panik. Ya, Tuhan... kira-kira bakal kena amukan kayak gimana kalau dia sampai salah ngomong atau leluconnya garing kayak kerupuk? Dia tidak bisa membayangkan apa-apa sekarang.

"Kak Lulove!" Prelove memeluk kakaknya setelah bangun dari tempat duduknya. Setelah selesai, dia menunjuk Velven yang tampak pucat. "Kakak udah sempat ketemu sama pacar aku, kan? Ini Velven. Takut kakak lupa namanya."

"Iya, ingat." Lulove membalas seadanya, melirik sekilas, lalu duduk di tempat duduk yang telah disisakan sang adik. "Kamu ngajak ketemu mau kasih kabar pernikahan?"

It Starts With A Boxer [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang