Chapter 14

10.6K 1.7K 73
                                    

Halo, jangan lupa berikan vote dan komentar kalian. Karena itu sangat berarti untukku ^^

 Karena itu sangat berarti untukku ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini Velven mendatangi basecamp yang menjadi tempat tongkrongan boyband Victory

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini Velven mendatangi basecamp yang menjadi tempat tongkrongan boyband Victory. Rumah tingkat dua berisi delapan kamar tersebut hanya diisi penjaga rumah, satpam, dan pembantu yang bertugas membersihkan rumah. Rumah ini diberikan sebagai reward dari Om Rudi atas berbagai penghargaan yang mereka dapat. Di rumah ini tersedia studio musik sendiri untuk memenuhi hasrat bermain alat musik seperti gitar, keyboard, maupun drum. Selain itu, ada fasilitas lainnya seperti kolam renang dan jacuzzi. Sebelum datang ke sini, Velven menitipkan lebih dulu tiga bocah cerewet di rumah Gavin. Sementara pacarnya sibuk bekerja mengurus banyak hal dengan bosnya.

Ketika membuka pintu studio, Velven melihat Liber sedang duduk di atas sofa sambil mencoret-coret buku catatan di atas telapak tangannya. Biasanya Liber yang paling sering mampir ke basechamp kalau mereka sedang tidak ada jadwal yang padat. Hampir keseluruhan album Victory diciptakan oleh semua membernya. Mereka berempat dapat menciptakan dan mengaransemen lagu. Begitu sudah masuk semakin dalam, Velven duduk di samping Liber.

"Lagi ngapain, Ber?" tanya Velven basa-basi.

"Kebanyakan basa-basi lo!"

"Basa-basi itu perlu. Masa langsung gue tembak, lo lagi gambar badan perempuan ya? Gila kali."

Liber tertawa. Satu tangannya memperlihatkan lirik lagu yang sudah dibuat, tapi beberapa di antaranya malah dihapus. "Gue lagi iseng buat lagu. Siapa tau bisa dipakai untuk projek lain Victory. Atau, bisa aja projek nyanyi gue sendiri."

"Boleh juga nih liriknya," komen Velven. Melihat ada bait; mencintaimu dalam nestapa, membuatnya yakin kalau Liber sedang galau. Tapi, Liber tidak pernah galau, malah perempuan di luar sana yang senang dibikin galau. "Liriknya sedalam kegalauan seseorang. Kenapa lo?"

"Nggak kenapa-kenapa. Kepikiran kegalauan lo di masa lalu makanya buat lagu ini," ledek Liber, membuat Velven meninju lengannya pelan. Alhasil, dia tertawa terpingkal-pingkal sampai perutnya sakit.

It Starts With A Boxer [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang