1. Perjalanan

45 22 15
                                    

Dira berangkat ke sekolah barunya bersama sopir pribadinya. Sepanjang jalan ia hanya bermain ponsel di jok belakang. Hingga mereka melewati sebuah lorong yang cukup besar untuk dilewati sebuah mobil. Suasana sungguh sunyi, seperti berada di sebuah tempat asing, tanpa orang melintas, deru kendaraan, dan desir angin, mereka memasuki kawasan hutan. Menyadari hal itu, Dira lalu menurunkan kaca jendela mobil untuk melihat sekeliling. Bahkan tak ada penerangan jalan, yang ada hanya cahaya dari lampu mobil yang menuntun jalan mereka.

"Kayaknya Pak Noib salah jalan deh," ucap Dira khawatir.

"Tidak Non, ini jalannya sudah benar," jawab pak Noib.

Akhirnya Dira sampai di tujuan. Setelah pak Noib membantu Dira menurunkan barangnya, ia pun berpamitan. Kini, Dira hanya berdiri mematung sambil memegang sebuah koper di tangan kanannya dan sebuah tas gendong di punggungnya. Dihadapannya ada sebuah pagar besi dengan desain yang elegan dan sangat tinggi. Seketika ia menjadi ingat bahwa tadi ibunya memberikan semacam Cardlock atau kartu Chip yang sepertinya berfungsi untuk membuka pagar itu. Ia pun segera mengetukkan Cardlock pada kotak sensor dan tiba-tiba saja pagar itu terbuka. Ia hanya melihat jalan setapak yang sangat gelap, tanpa ada sebuah lampu disisinya. Gadis berambut pendek itu pun segera merogoh saku jaketnya dan mengambil ponselnya lalu menyalakan senter untuk menerangi jalan itu.

"Apa ini beneran Smart School? Kok sepi gini sih?" Dira berpikir macam-macam sambil terus berjalan dengan menyorotkan senter ponselnya ke kanan dan ke kiri. Hingga ia pun sampai di depan sebuah gedung besar.

"Jangan bilang ini rumah berhantu." Dira mulai keringat dingin dan jantungnya berdetak kencang.

Tanpa pikir panjang, ia langsung menelepon ibunya. Namun, tak disangka telepon ibunya tidak aktif. Ia pun mencoba menelpon ayahnya, tetapi teleponnya juga mati. Begitu pula dengan pak Noib, ia juga tak bisa dihubungi. Berkali-kali Dira mencoba menelepon mereka, tetapi hasilnya nihil. Dira semakin panik, ia tak tahu harus berbuat apa.

Ditengah kepanikannya, tiba-tiba suara seorang wanita mengagetkannya.

"Apa kamu yang namanya Dira?" tanya wanita itu dengan suara yang agak tinggi.

"Haaa!" Dira begitu terkejut melihat seorang wanita yang berkulit putih dengan mata yang bulat sudah berada tepat dihadapannya.

"Selamat datang di Kine Dance School," ucap wanita yang belum Dira ketahui namanya ini dengan antusias.

"Ayo ikut aku!" ajaknya sambil menarik tangan Dira.

"Tunggu dulu! Kamu siapa? Main tarik aja!" ucap Dira sambil melepaskan eratan tangan wanita itu.

"Kamu tidak ingat sama aku? Kita sudah beberapa kali ketemu. Aku temannya mama kamu," Balasnya sambil mengangkat kedua tangannya, seperti orang yang disuruh "jangan bergerak" oleh polisi.

"Ohh," pungkas Dira datar.

"Maaf, tapi apa kamu bisa memanggilku Bu Lira? Karena aku disini adalah seorang guru," ucap bu Lira sambil tersenyum.

Dira tak merespon ucapan bu Lira.

"Sekarang aku mau pulang! Aku enggak bisa menghubungi mamaku. Aku tahu, mamaku pasti sudah menghubungi Ibu," ujar Dira sambil mengernyitkan dahinya.

"Ya, mama mu pernah menghubungiku, tapi itu minggu lalu. Hari ini aku sama sekali tidak bisa menghubunginya," jawab bu Lira.

"Kenapa aku bisa ada disini? Aku mau sekolah di Smart School, bukan di Kine Dance Scool! Mama ku pasti pernah cerita sama Ibu, kan?" ucap Dira emosi.

"Jangan salah paham! Besok Ibu akan jelaskan. Sekarang ikut Ibu!" balas bu Lira. "Disini gelap, apa kamu tidak takut?" bisik bu Lira di telinga Dira.

Tiba-tiba Dira merasakan hawa dingin dan ia mulai merinding, bulu kuduknya berdiri. Namun, ia masih kekeh ingin pulang.

"Kalau kamu tidak mau, ya sudah. Kamu pergi saja, hati-hati yah!" bu Lira lalu meninggalkan Dira sambil melambaikan tangannya.

Dira terdiam sejenak menatap sekelilingnya. Memang suasananya sangat seram. Dira segera mempercepat langkahnya menyusul bu Lira.

Oke, dibagian pertama ini kita pemanasan dulu yah, ceritanya enggak terlalu panjang di part ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke, dibagian pertama ini kita pemanasan dulu yah, ceritanya enggak terlalu panjang di part ini.

Tulis di komen kesan dan pesan kalian di part pertama ini!

Langsung aja lanjut di part berikutnya!

Happy Reading :)

Kine Dance School [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang