Seusai Dira dan Mia makan di kantin, mereka pun kembali ke kelas. Di tengah perjalanan mereka, seseorang terlihat sedang bersembunyi di balik tanaman bambu yang agak tinggi yang sengaja dipajang di beberapa sudut sekolah. Meskipun tanaman bambu itu tidak cukup untuk menutupi seluruh tubuhnya.
"Dia ngapain, sih?" ucap Dira sambil mengerutkan dahi.
"Enggak apa-apa kok, Lisa emang selalu gitu. Selalu memperhatikan si doi dari jauh," balas Mia santai.
"Maksudnya?" Sekali lagi Dira tak paham dengan ucapan Mia.
"Dia tuh suka sama—" belum selesai Mia mengucapkan perkataannya, Lisa langsung menyergah ucapan Mia dengan membungkam mulutnya.
"Jangan Mia!" ucap Lisa panik.
"Gue kan cuma mau bilang kalau loe suka sama ... Cowok ... I—tu," sambil menunjuk seorang cowok, Mia tetap berusaha berbicara meski Lisa masih membungkam mulutnya.
Dira langsung melihat ke arah yang ditunjuk Mia. Tidak jauh dari mereka terlihat seorang cowok yang sedang dikerumuni para murid cewek yang sibuk memberikannya bunga, cokelat, dan bingkisan sambil berteriak histeris.
"Oh, dia? Kayaknya dia playboy," ujar Dira spontan.
" Tidak! Dia cowok yang baik, dia tidak suka main cewek," balas Lisa tak menerima ucapan Dira.
"Ohh," pungkas Dira kemudian berlalu meninggalkan mereka.
Dira sebenarnya tak peduli dengan urusan mereka karena ia tak mau beradu mulut lagi seperti kejadian tadi di kelas. Namun, untuk ke kelas ia harus melewati cowok playboy itu beserta dengan murid cewek yang mengerumuninya dulu. Ia berjalan dengan santainya seperti tak terjadi apa-apa. Hingga tiba-tiba dua murid cowok terlihat sedang berkejar-kejaran, salah satu dari mereka membawa sebuah pel dan salah seorang lainnya membawa sebuah ember berisikan air sambil bersenda gurau. Tepat saat itu, Dira melewati kelas mereka. Tanpa sadar murid yang membawa ember itu tak melihat Dira ada di sana. Namun, sontak Dira merasa seseorang menarik tangannya dan membuat dirinya tersentak kaget. "Byarrr!!!" murid itu kehilangan keseimbangan lalu tidak sengaja mengguyur air dalam ember itu ke arah Dira. Tak hanya Dira, tetapi Alvin juga basah kuyup.
Dira terkejut sudah berada dalam dekapan seseorang, ia merasakan tangan kekar itu memeluk tubuh mungilnya. Namun, entah mengapa Dira merasa nyaman dengan pelukannya. Perlahan-lahan ia mendongakkan kepalanya, melihat sosok yang berdiri menjulang dihadapannya itu. Mata mereka beradu pandang, jarak wajah mereka sangat dekat. Dira dapat melihat matanya yang berbinar dan rambutnya yang bermodel undercat dengan sangat jelas.Ia seperti terhipnotis. Seketika Dira merasa mungkin inilah alasan mengapa orang ini memiliki banyak penggemar.
Beberapa detik kemudian, tiba-tiba seseorang memekik.
"Aaaaa! Menjauh loe dari Alvin sekarang!" teriak salah seorang penggemar Alvin dengan penuh emosi.
Akhirnya Dira pun tersadar dan segera melepaskan diri dari Alvin. Dira melihat para penggemar itu seperti sudah siap menyerangnya. Alvin yang sadar akan hal itu, berbisik kepada Dira.
"Dalam hitungan 1 ... 2 ... 3 ... Lari!" Alvin menggenggam tangan Dira kemudian mereka berlari sekencang mungkin. Tentu saja, para penggemar itu ikut mengejarnya.
Dari jauh, Lisa tampak lemas melihat adegan seperti di film romantis tadi. Ia tak menyangka Dira mendahuluinya memeluk Alvin. Mia yang tak ingin melihat Lisa bersedih langsung membawanya pergi dari tempat itu.
"Yuk kita ke kantin!" ajak Mia dengan antusias.
"Bukannya tadi kamu barusan dari kantin?" tanya Lisa sambil tersedu-sedu.
Oke segitu dulu untuk Part 4 ini. Gimana baca adegan Dira sama Alvin tadi? :D
Jangan lupa untuk vote dan tinggalkan kesan kalian di komen!
Langsung lanjut di Part berikutnya!
Happy Reading :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kine Dance School [PENDING]
Jugendliteratur[Sedang diikutkan event alinea publishing] Tempat apa itu Kine Dance School? Apa hanya tempat belajar untuk Dance? Kine Dance school menceritakan perjuangan Dira dan kawan-kawannya agar bisa menjadi seorang dancer yang professional di masa depan. Te...