7. Pertengkaran

11 6 1
                                    

Dira melirik jam tangan mungil yang menyerupai gelang di tangan kirinya. Jam 6 sore. Sudah hampir gelap, Dira memutuskan untuk kembali ke asrama. Ia merasa agak baikan karena ikan-ikan itu. Siapa cowok itu? Kenapa dia seperti tahu kalau gue suka kasih makan ikan? Pikirnya.

"Wah ... Ini dia yang kita tunggu dari tadi, abis kabur darimana loe?" sindir Jeny.

Geng Jeny tiba-tiba menghadang ketika Dira berada tepat di depan gedung asrama putri.

"Minggir!" balas Dira mencoba menerobos mereka lagi.

"Eiitzz! Mau kemana?" Jeny menyodorkan telapak lengan kirinya ke depan untuk mencegah Dira kabur dari mereka.

"Gue enggak mau ribut!" balas Dira.

"Kenapa? Loe takut?!" ucap Jeny sambil melangkah lebih dekat dengan Dira.

Dira tak merespon ucapan cewek berambut hitam legam itu, ia mencoba menahan emosinya.

"Loe enggak bisa dance, kan? Sekarang loe ngaku, kenapa loe bisa ada di sekolah ini? Atau orang tua loe pasti punya hubungan bisnis yang kuat sama papa gue, kan?" ejek Jeny sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Mau loe apa sih?!" Dira menggertakkan gigi.

"Buktinya loe langsung kabur waktu pak Steef nyuruh loe dance, itu karena loe enggak bisa!" Jeny semakin maju ke hadapan Dira.

"Diem loe!" seketika emosi Dira memuncak, ia spontan mendorong pundak Jeny hingga nyaris terjatuh. Namun, kedua sahabatnya berhasil memeganginya.

Mia dan Lisa yang hendak mengambil sesuatu di ruang dance, melihat situasi ini dan langsung menghampiri mereka.

"Ada apa ini? Apa ada perebutan makanan?" Mia yang datang tiba-tiba mencoba menengahi pertikaian mereka dengan senyum polosnya.

"Su-sudah mau malam, ayo kita masuk! Sebelum bu Lira datang kesini!" meskipun Lisa gugup mengatakan itu, tetapi ia tak ingin pertengkaran ini semakin berlarut-larut.

"Loe jangan ikut campur!" bentak Rika.

"Coba loe dance sekarang! Loe buktiin kalau loe bisa dance apa enggak!" ucap Jeny dengan nada mengejek.

"Ha? Loe siapa nyuruh-nyuruh gue?!" tantang Dira.

"Apa?! Loe belum tau yah, gue siapa?! Jeny semakin kesal dibuatnya.

"Gue enggak perlu tau loe siapa, sekarang minggir!" ketus Dira.

"Udah! Ayo!" Mia menarik tangan Dira dan segera menjauhkannya dari geng tak jelas itu.

"He! Mau kemana loe! Urusan kita belum selesai!" seru Jeny tak terima.

"Apa? Masih mau lanjutin ocehan enggak jelas loe?!" ledek Dira yang sudah agak jauh dari mereka.

"Apa?! Sini loe! Sini!" emosi Jeny tak terbendung lagi, matanya melotot seperti hendak memakan Dira. Ia segera mempercepat langkahnya untuk menghampiri Dira. Namun, tiba-tiba bu Lira menyerobot Jeny.

"Ada apa ini?" tanya bu Lira sambil membentangkan tangannya untuk mencegah Jeny dan kawan-kawannya melangkah ke Dira.

"Kenapa kalian bertengkar?" ucap bu Lira dengan raut wajah kebingungan.

"Semua gara-gara dia Bu!" sahut Jeny sambil menunjuk Dira.

"Eh! Loe yang salah yah! Loe tiba-tiba dateng dan ngomong enggak jelas!" balas Dira tak mau kalah.

Murid-murid lain mulai berkumpul menyaksikan pertengkaran mereka, bu Lira yang tak ingin situasi ini semakin memanas harus segera memisahkan mereka.

"Sudah! Disini kita tidak perlu tahu siapa yang salah, lebih baik kalian berdua saling minta maaf!" tegas bu Lira.

"Aku tidak perlu minta maaf sama dia, karena aku enggak salah! Aku Cuma ngerasa aneh aja Bu, kenapa dia bisa ada di sekolah ini padahal dia enggak bisa nge-dance!" sindir Jeny dengan penuh emosi.

"Apa? Dia enggak bisa nge-dance?"

"Kok bisa?"

"Kenapa dia bisa sekolah disini?"

"Hahaha ... Pantas aja!"

Sontak saja Dira mendapat cibiran dari murid-murid lainnya. Pandangan Dira jadi teralihkan ke omongan mereka.

"He! Bukan gitu yah!" ujar Dira menampik ucapan Jeny.

"Loe enggak usah banyak ngomong, emang gitu kok!"

"Berhenti enggak loe!" pekik Dira kemudian mencoba menghampiri Jeny. Namun, Lisa dan Mia menahannya. Saat ini ia sangat ingin mencabik-cabik Jeny.

"Kalian berhenti! Sekarang kalian saling minta maaf!" desak bu Lira.

"Sebelum kalian diseret ke BP!" ucap bu Lira lirih.

"Jadi aku juga salah Bu?!" cetus Jeny dengan tatapan mengancam.

Bu Lira terdiam. Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu saat mendengar ucapan Jeny.

"Dira! Cepat minta maaf sama Jeny!" pungkas bu Lira yang tadinya berbicara dengan Jeny, seketika menoleh ke arah Dira.

"Apa?! Pokoknya aku enggak mau minta maaf sama dia! Aku enggak salah apa-apa!" bentak Dira. Ia masih kekeh dengan pendiriannya dan langsung menuju ke kamarnnya. "Braakk!!" Ia menutup pintu kamarnya dengan keras.

 "Braakk!!" Ia menutup pintu kamarnya dengan keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wah ... Kenapa tuh Jeny dan Dira? Siapa yang salah guys? :D

Jangan lupa vote dan tinggalkan kesan kalian di komen!


Silahkan lanjut ke part berikutnya!

Happy Reading :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kine Dance School [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang