Prologue

124 17 16
                                    

Zaman dulu, Kerajaan Siccitas tidak seperti yang kalian kenal.

Kerajaan tempat para magician berelemen api terbaik itu tidak semakmur sekarang.

Bila kau mengunjungi tempat itu, jangan mengeluh karena suhunya yang panas. Bahkan di sana, air pun lebih berharga dari berlian terindah.

Jangan salah sangka, hal itu bukan karena penduduk sana yang memang mayoritas berelemen api sehingga suasananya menjadi demikian. Mereka juga tak menginginkan situasi itu. Tempat itu bagaikan tempat terkutuk.

Tak ada mata air. Setiap hari, berjuta juta ton air dikirim ke sana.

Bahkan, magician berelemen air yang dikirim ke tempat itu, akan mati bila menggunakan kekuatannya. Jika beruntung, ia hanya kehilangan kekuatannya untuk selamanya.

Benar benar terkutuk bukan?

Sayangnya, tempat itu tidak bisa di tinggalkan begitu saja. Ada hal yang harus dijaga ditempat itu.

Ignistone

Salah satu batu keramat, elemenstone. Batu keramat itu tak dapat dipindahkan. Ada yang menduga bahwa batu itu lah sumber dari semua kutukan itu, tetapi batu itu merupakan sumber kekuatan semua magician berelemen api di dunia. Tanpa itu, berarti elemen api akan mati. Dan dunia menjadi tidak seimbang.

Karena itu, mereka yang berelemen api lah yang mendapat tanggung jawab menjaganya. Tak peduli penduduk sana mulai berangsur meninggalkan kerajaan karena kesulitan hidup.

Kerajaan kian tahun kian sepi. Sang raja kawatir bila pada akhirnya, semua penduduk akan pergi. Mengakibatkan pertahanan ignistone melemah, menyebabkannya mudah dihancurkan.

Ditengah keputusasaan, sang raja dan ratu memohon kepada Yang Kuasa. Mereka hanya membutuhkan air. Tak lebih.

Suatu malam, Ia menjawab doa mereka. Sang ratu dianugerahi seorang anak yang kelak akan mengatasi masalah terbesar kerajaan itu.

Seluruh penduduk bahagia. Kelahiran anak itu menjadi perhatian seluruh penduduk dunia.

Anak ajaib yang nantinya mengubah nasib satu negara.

Hari yang dinantikan terjadi. Anak itu lahir.

Tangisan pertamanya mendatangkan hujan. Sebuah keajaiban yang tidak disangka terjadi di tempat itu.

Hujan pertama turun di wilayah itu menjadi hari bersejarah bagi kerajaan itu.

Seorang magician berelemen air, lahir dari pasangan keturunan murni elemen api. Dan ia dapat menggunakan kekuatannya tanpa khawatir dengan efek buruk ignistone.

Semua penduduk mengelu-elukan namanya. Kerajaan pulih, masalah abadi mereka hilang. Menjadikannya kerajaan termaju pada abad itu.

Tetapi, semenjak kelahiran sang putri, hujan tak pernah berhenti turun di kerajaan itu.

Bila perasaan sang putri mungil kacau, hujan akan datang dengan lebatnya. Tetapi bila sang putri tenang, hujan hanya gerimis.

Hal itu masih dapat diatasi oleh sang raja. Kerajaan tidak punya masalah berarti. Hal baru itu lebih baik ketimbang minimnya air dan kekurangan pangan.

Awalnya begitu pikir sang raja dan penduduk lainnya.

Tahun berganti tahun, umur sang putri menginjak masa kanak kanak. Sepuluh tahun.

Ia pun mulai bergaul dengan yang lain. Anak anak lain kagum dengan sang putri. Keramahannya juga membuatnya disayang.

Tetapi tidak ada kebahagiaan abadi di dunia ini.

Kegelapan membuat Sang putri mengalami insiden hebat. Mengakibatkan badai besar melanda kerajaan tersebut.

Sang putri kehilangan kendali. Tak ada satu pun magician api yang dapat meredakannya. Bala bantuan datang dari kerajaan lain. Semua kerajaan membantu menenangkan sang putri yang masih berumur 10 tahun.

Setelah pertikaian yang cukup panjang, sang putri mampu diredam. Ia pingsan selama satu bulan karena memakai kekuatannya secara berlebihan. Selama itu juga, hujan tidak turun di wilayah kerajaan itu.

Dampak dari amukan putri benar benar besar.

Setengah kerajaan hancur. Membuat Kerajaan Siccitas membangun segalanya kembali dari awal.

Kerajaan lain juga terkena dampaknya. Banjir melanda hingga kerajaan tetangga. Beruntung para magician air mampu mengatasi banjir itu dengan segera.

Namun tidak dengan Kerajaan Siccitas. Mereka membangun kembali kerajaan tanpa bantuan magician elemen air. Raja tak habis pikir. Air yang menggenang dimana mana dijadikannya sumber mata air dan menjadikannya monumen bersejarah. Kerajaan kembali pulih dan menempati kejayaannya kembali.

Tak dipungkiri, semenjak insiden itu penduduk menjadi ketakutan. Mereka takut dengan kekuatan sang putri yang tidak terkendali. Ia bagaikan berkah sekaligus bencana terpendam yang dapat sewaktu waktu kembali membuat kerusakan.

Raja memutuskan untuk memanggil orang yang dulu berhasil meredakan putrinya tanpa luka berarti.

Kekuatan sang putri disegel. Tidak sepenuhnya, kekuatan itu memang tidak bisa disegel. Hanya mencegahnya agar tidak meledak seperti hari itu. Setidaknya dengan begitu penduduk akan tenang.

Semenjak saat itu, sang putri menutup diri. Memilih untuk tidak keluar dari istananya.

Pada umurnya yang ke-11, sang putri memohon kepada ayahnya agar diizinkan pergi dari istana.

Ia sudah muak dengan tatapan penduduk kepadanya.

Sang raja tentu saja tidak menyetujuinya. Tetapi tekad putri sudah bulat.

Di hari perayaan ulang tahunnya yang ke-12, sang putri menghilang. Tak ada yang bisa mengetahui keberadaannya. Tetapi sang raja tidak membuat pencarian besar besaran. Membuat penduduk yakin bahwa putri masih baik baik saja.

Hingga sekarang, tidak ada yang tau dimana keberadaan sang putri.

Tetapi hujan masih sesekali terjadi di Kerajaan Siccitas. Membuat penduduk yakin, sang putri masih berada di sekitar mereka.

Ada yang mengatakan bahwa kalian bisa menemukan rupa sang putri yang menawan bila kau beruntung.

Jadi, apakah sekarang sedang hujan? Bila iya, cobalah keluar. Siapa tau kau adalah orang beruntung itu.

.

Gadis itu menutup buku yang di bacanya.

Buku itu sedikit menggelikan menurutnya. Beberapa hal terlalu dibesar besarkan oleh buku itu.

Tapi buku Itu bahkan hanyalah buku cerita kanak kanak. Hal itu wajar demi menghibur anak kecil.

Gadis itu berjalan keluar dari rumah pohonnya yang sederhana.

Ia menatap langit.

"Hujan" gumam gadis itu.

The Rain GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang