Bel masuk sudah berbunyi dari tadi. Semua murid juga sudah berkumpul di kelas masing-masing. Tapi anehnya, kelas Mage ll masih belum kedatangan guru pengajar.
Arieth menghela napas bosan. Entah sampai kapan kelas ini kosong.
"Oy, udah denger belum?" celetuk Era, seatmate sekaligus roommate Arieth.
"?"
"Apa?" jawab Arieth malas.
"Katanya hari ini ada murid baru loh." Era nyengir. Ia selalu tertarik dengan gosip.
"Ohh." Arieth mengambil buku dari loker mejanya dan mulai membacanya. Ia tidak terlalu tertarik dengan gosip.
"Etdah, serius nih. Gosip kali ini bener. Dan katanya anak barunya cewe cakep. Kalo diliat dari kelas kita yang masih kosong sampe sekarang, yakin deh murid barunya bakal masuk kelas kita," ucap Era bergaya ala ala detective conan.
Arieth hanya memperhatikan temannya yang antusias itu.
"Hmm murid baru ya." Arieth merenung sejenak. Kalau tidak salah ia pernah mengajak seorang gadis agar masuk ke akademi ini.
Arieth ingat, tiga hari yang lalu ia meminta Sicca agar masuk akademi sini.
"Tapi kayaknya tiga hari itu terlalu singkat. Seingatku, proses beasiswa paling cepat adalah satu minggu," batin Arieth
"Hei, apa Kamu tau ciri-ciri si murid baru?" tanya Arieth.
"Oh, jadi akhirnya Kamu tertarik." Era tersenyum miring. "Bentar, kalo ga salah dari yang aku denger ... Cewe cantik, rambut perak, sama mata biru jernih." Era berusaha mengingat ngingat.
Sebenarnya Arieth tidak tau warna mata Sicca karena tudung jubahnya menutupi wajahnya dan matanya tidak terlalu terlihat. Tapi Arieth ingat jelas warna rambutnya adalah perak.
"Jangan-jangan beneran Sicca?"
Pintu kelas terbuka. Guru yang dari tadi ditunggu akhirnya masuk.
Semua murid heboh dengan murid yang ikut masuk bersama dengan guru tadi.
Seorang gadis dengan rambut perak lurus sepinggang dan mata biru jernih. Sama persis seperti yang diucapkan Era.
"Bener kan. Murid barunya masuk kelas kita," ucap Era bangga.
Arieth tidak mendengarkan. Ia terlalu fokus dengan murid baru itu. Gadis itu adalah Sicca. Arieth yakin.
Mata mereka berdua bertemu. Sicca tersenyum tipis, nyaris tidak terlihat. Arieth menelan ludah. Sicca benar benar gadis yang misterius.
Guru mempersilakan Sicca agar memperkenalkan diri. Sicca mengangguk tanpa banyak tanya.
"Perkenalkan nama saya Sicca. Mohon bantuannya," ucap Sicca memperkenalkan diri dengan singkat.
Merasa tidak ingin buang-buang waktu, guru itu mempercepat proses perkenalan. "Baiklah, kamu boleh duduk," ucap guru itu.
Sicca mengangguk dan berjalan menuju tempat duduk. Para murid laki-laki menyediakan tempat kosong di samping mereka dan berharap Sicca akan duduk di sana. Tapi Sicca tidak memedulikan dan terus mendekati bangku Arieth.
"Jadi kamu beneran masuk sini," ucap Arieth begitu Sicca sampai di bangkunya.
Sicca hanya mengangguk dan segera duduk di samping Arieth.
"Loh tunggu. Kalian udah saling kenal?" ucap Era bingung.
"Kita kenalan di luar sekolah." Arieth mengangkat bahunya. Era menatap Arierh dengan tatapan kenapa-lu-ga-bilang-bilang. Arieth tersenyum miring dan kembali memperhatikan guru yang mulai mengajar. Era semakin kesal dengan sikap temannya satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rain Girl
Fantasy[Terbit setiap Sabtu] Kerajaan Siccitas adalah kerajaan terlarang bagi magician berelemen air. Namun Sicca, putri Kerajaan Siccitas, justru terlahir dengan elemen air dan api. Sicca menjadi satu satunya magician air yang mampu menggunakan kekuatanny...