"Hai, Mew" Mew terperanjat dari posisi duduknya begitu dia melihat Gulf menyapa melalui jendela mobil yang sengaja Mew buka, "kau sudah menunggu lama?"
"Hai juga kak Gulf" Pui menyapa dari sebelah kursi kemudi. Anak remaja itu bahkan merona hanya karena menatap Gulf beberapa detik saja, "kami tidak menunggu lama, tapi sepertinya kakak membeku" lalu Pui memukul bahu Mew keras sehingga pria tinggi itu meringis, "ah, akhirnya kakak mencair!" Sambung Pui dengan ekspresi datar yang membuat Gulf tertawa.
Mew melirik tajam adiknya yang sekarang sedang tersenyum menatap Gulf, "kau tidak boleh kesal" Gulf yang melihat Mew seperti itu langsung mengusap wajah Mew dengan kedua tangannya, "adikmu hanya bercanda"
dan serius? Gulf bahkan tidak tahu siapa nama adik Mew.
Itu membuat Pui terkekeh dan buru - buru memperkenalkan diri, "apa kak Gulf juga mau id line milikku?"
"Tentu" lalu Gulf mengeluarkan ponselnya dan memberikan itu kepada Pui. Pui sambil mengetik kemudian keluar dari mobil dan berpindah duduk ke belakang, lalu Gulf masuk ke mobil untuk duduk di sebelah kursi kemudi.
Gulf melihat Mew mendekat dan memasangkannya sabuk pengaman, "terima kasih" lalu tersenyum dan membuat Pui di belakang langsung buru - buru mengembalikan ponsel Gulf untuk mengganggu mereka.
"Jangan terbawa suasana, masih ada aku" lalu Pui kembali duduk setelah mendengar kekehan manis dari Gulf, "jadi, di mana rumah kak Gulf?"
.
.
Gulf buru - buru keluar dari mobil begitu mobil Mew berhenti di depan rumahnya. Rumah yang terlihat sederhana itu adalah desain dari Denis, Ayah Gulf dan Gulf hanya menyetujui saja yang penting semua anggota keluarga nyaman, "ayo masuk" Gulf berteriak setelah membuka pintu pagar rumahnya lebar - lebar.
Setelah memarkirkan mobil, Mew dan Pui keluar dari mobil dengan perasaan deg - degan. Mew tidak pernah menyangka bahwa dia akan langsung menemui orang tua Gulf bahkan sebelum mereka memulai sebuah hubungan dan Pui masih tidak sadarkan diri dari kekagumannya melihat rumah Gulf, "aku tidak menyangka ada rumah sekecil ini, sangat imut" gumamnya.
"rumahku mungkin tidak sebagus rumah kalian" Gulf tersenyum lalu menarik tangan Mew untuk dia ajak masuk. Pui yang mendengar perkataan Gulf langsung menutup mulutnya, "Pui tidak bermaksud apapun, tapi memang benar rumahmu sangat imut" lalu Mew tersenyum kepada Gulf yang sempat berhenti karena ingin menatapnya.
"terima kasih" lalu Gulf membuka pintu rumahnya dan terkejut melihat Denis dan Ayahnya sudah berdiri di balik pintu, "astaga!!" hampir saja Gulf mengumpat.
Denis melipat kedua tangannya ke dada dan melihat Mew dengan tatapan meneliti, "selamat datang" sedangkan Ayah Gulf menyapa dengan senyuman yang lebar. Mew memberi salam dan Pui yang menyusul di belakang juga segera memberi salam kepada Denis dan Ayah Gulf.
"siapa pria ini? Kenapa dia membawa seorang anak? Dan Gulf, lepaskan tanganmu dari tangannya" Gulf menggelengkan kepalanya begitu mendengar Denis yang sangat mengerikan. Ayah Gulf sampai diam - diam mengelus punggung Denis untuk membuat pria manis itu tenang.
"bagaimana kalau masuk dulu" lalu Ayah Gulf mengajak semua orang untuk duduk di ruang tamu agar lebih nyaman. Pui yang melihat ruang tamu rumah Gulf semakin tergila - gila karena semua barang di sana sangat imut, mulai dari sofa, televisi, lemari, bahkan meja untuk meletakkan vas bunga, "ku pikir kau akan sibuk bekerja" Ayah Gulf mencoba berbasa - basi di tengah ekspresi mengerikan Denis yang tidak berhenti menatap Mew.
Mew yang canggung mencoba untuk terkekeh, "aku tidak mungkin membiarkan orang tua menunggu, paman" dan berharap Denis berhenti memandangnya dengan ekspresi mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SQUISHY - MEWGULF ✔
Short Story[END] Untuk pertama kalinya, Mew terpesona sama squishy hidup yang dia temui di toko squishy.