"Kak, temani aku ya?"
Pui itu imut, meskipun sudah remaja tapi wajahnya masih terlihat seperti anak - anak dan Mew paling tidak bisa menolak permintaan adiknya walaupun pekerjaannya menumpuk, "sedikit lagi, kakak harus mengirim file ini ke Pak Jay. Pui tahukan kalau Pak Jay itu mengerikan kalau sudah marah?"
dan Pui akhirnya cuma bisa menganggukkan kepalanya. Anak remaja itu kemudian berjalan ke sudut kamar Mew untuk duduk sambil memeluk kedua lututnya dengan wajah sedih.
Arrghh!
Mew paling tidak bisa melihat hal - hal seperti ini.
"Baiklah, ayo. Jangan seperti itu. Kakak sudah matikan laptop kakak" Mew akhirnya mengalah dan kemudian bergegas mengambil dompet serta jaketnya yang tergantung di belakang pintu kamar. Pui juga tidak kalah cepat berlari ke arah kamarnya untuk mengambil jaket dan sepatu.
"Ayo, kak! Toko itu akan tutup jam 10 malam!" Mew melirik ke arah jam yang diletakkan di atas meja nakas.
Pui! Sekarang bahkan masih jam 7 malam!
Pui menarik tangan Mew karena pria tinggi itu masih saja terbelenggu dengan detik jam yang terus berjalan. Anak remaja itu bahkan sempat mengoceh ringan karena Mew tidak juga bergegas, "toko akan benar - benar tutup kalau kakak tidak bergegas kak! Aku harus memberikan Nico seorang teman!" Pui dan Mew berjalan ke arah mobil dengan langkah yang berbeda.
"Siapa lagi Nico?" Lalu Mew bertanya sambil membuka pintu mobil dan menyuruh Pui untuk segera masuk ke dalam.
"Squishy petak dengan mata bulat besar kak, yang aku gantung di pintu kamar" Pui mencari posisi nyaman di kursi depan dan melihat Mew yang sibuk menghidupkan mesin mobil "kakak tidak kasihan melihat Nico sendirian digantung di sana tanpa teman?" lalu Pui menyuruh Mew untuk memasang sabuk pengaman.
"Itu lebih baik" lalu Pui mencibir.
"Kakak tidak pernah belajar dari pengalaman ya?" Mew melirik Pui tepat setelah mobil mereka keluar dari halaman depan rumah.
Pria tinggi itu mengusap wajahnya kasar.
Pui selalu mengejek dirinya karena tidak pernah mulus dalam menjalin hubungan dengan siapapun.
"Tidak, aku belajar dari buku dan lembaga pendidikan" Mew mencoba mengalihkan perhatiannya ke radio mobil dan memutar sebuah lagu di sana.
"Pantes saja, kakak itu selalu ditinggalkan karena membiarkan orang yang kakak suka sendirian. Jadi dia mencari orang lain yang bisa menemaninya" Pui mengarahkan pandangannya ke jendela "oh! Belok kiri kak, di sana!" Lalu anak remaja itu menunjuk - menunjuk sebuah toko yang ada di seberang sambil berteriak.
Dan mobil mereka berhenti tepat di depan toko.
"Pui, toko itu bahkan tidak jauh dari rumah kita" Mew melihat adiknya yang sedang sibuk melepaskan sabuk pengaman mobil.
"Memang. Aku tidak bilang kakak ya tadi?" Pui kemudian membuka pintu mobil dan berlari untuk masuk ke dalam toko.
Ayah, ibu. Kenapa kalian memberikanku adik yang menyebalkan seperti Pui?!
Mew mengejar Pui setelah pria itu mengadu kepada langit tentang perasaannya dan masuk ke dalam toko yang terang benderang itu dengan perasaan kesal.
Toko ini bahkan sangat kecil, tapi Mew cukup terkejut karena di dalamnya ada begitu banyak pernak - pernik yang lucu. Setiap sudut penuh dengan rak dan setiap rak penuh dengan berbagai hal imut yang sangat disukai oleh Pui.
Tapi kemana anak itu?
Mew akhirnya berjalan masuk untuk mencari adiknya. Setelah melewati meja kasir yang sedang kosong, Mew melihat sisi kanan dan sisi kiri tubuhnya penuh dengan rak yang berisi gantungan kunci. Pria itu menyentuh salah satu gantungan kunci yang berbentuk seperti karakter hello kitty lalu merinding "kenapa Pui sangat menyukai hal - hal seperti ini?"
Mew bergegas pergi dari tempat gantungan kunci itu dan berjalan ke arah squishy karena dia melihat papan namanya dari jauh. Pui pasti di sana, tapi yang Mew lihat hanya segerombolan anak remaja perempuan yang sedang sibuk memilih squishy dengan berbagai bentuk.
"anak itu benar - benar" lalu Mew tidak sengaja melihat sebuah squishy yang mirip dengan Nico. Pria tinggi itu kemudian mengambil squishy itu dan melihatnya dengan jelas. Mata bulat dan berbentuk petak, benar - benar mirip seperti Nico.
Tapi kenapa squishy ini punya banyak raut wajah?
Mew jadi bingung mau milih yang mana, ada raut wajah sedih, senang, kesal, cemberut, malu - malu, "arrghhhhh! Sekarang aku tahu kenapa Pui sangat suka mengumpulkan squishy. Mereka punya raut wajah yang banyak dan bingung kalau mau pilih salah satu"
Jadi, Mew memilih untuk mengambil semua squishy yang dia lihat dan meminta salah satu pegawai untuk memasukkannya ke dalam keranjang barang. Mew kemudian membawa keranjangnya ke meja kasir yang dia lewati di dekat pintu masuk toko.
"Kakak beli apa?" Pui tiba - tiba muncul dari rak boneka dan menghampiri Mew yang sedang lewat, anak remaja itu bahkan sudah memegang dua buah boneka beruang cokelat yang sangat mengerikan bagi Mew.
"Katanya mau mencari teman untuk Nico" Mew kemudian menunjukkan isi keranjang belanjaannya "ini sudah kakak carikan"
Pui melirik keranjang kakaknya dan langsung tersenyum lebar "teman Nico banyak, terima kasih kak" lalu Pui mengambil alih keranjang milik Mew dan membawanya ke meja kasir, "kak, sekalian sama bonekanya ya?"
Satu hal yang tak bisa Mew tolak dari Pui, "ok!"
Sesampainya di meja kasir, Pui memberikan keranjang yang dipegangnya kepada Mew karena anak itu tidak sengaja melihat gantungan kunci yang sangat imut. Jadi Mew meletakkan ssemua barang milik Pui ke atas meja untuk segera ditangani oleh kasir, "aku ambil semuanya" lalu Mew mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya sambil mengerutkan bibir dan memberikan uang itu.
"Anda sangat pandai memilih squishy yang lucu" pegawai kasir tersenyum sambil memindai barcode yang terdapat dibarang yang dibeli, lalu memindahkan semua barang yang ada ke dalam paper bag dan memberikannya kepada Mew, "ini barang Anda, selamat datang kembali"
Mew menoleh kearah pegawai kasir dan terdiam, tiba - tiba telinganya mendengar sebuah lagu cinta ketika tangannya menerima paper bag yang diberikan. Mew jadi teringat kalau Pui selalu merengek meminta squishy karena bentuknya yang lucu dan imut, tapi pegawai di depan matanya bahkan lebih imut dari squishy yang dia pilih tadi.
"te-terima kasih" bahkan suaranya dengan begitu sialan terdengar gemetar.
"sama-sama" namun mungkin karena sudah peraturan bahwa pegawai harus menghormati dan melayani pembeli dengan baik, jadi pegawai itu tersenyum dengan manis dan begitu kurang ajar membuat jantung Mew deg - degan.
Sialan!
Mew bahkan berjalan dengan langkah gemetar, berharap jangan terlalu cepat keluar dari toko. Tapi memang meja kasir dekat dengan pintu keluar toko dan itu membuat Mew ingin mengumpat.
Pui yang melihat kakaknya keluar dari toko langsung meninggalkan rak gantungan kunci dan mengejar Mew. Anak remaja itu heran karena melihat kakaknya berjalan perlahan, padahal Mew kan tidak suka berlama - lama di tempat seperti ini.
"Kakak kenapa jalan lambat begitu?" Pui memandang Mew dengan raut wajah anehnya dan melihat Mew juga sedang berwajah aneh.
"Pui! Kakak menemukan squishy hidup!" dan wajah Pui semakin aneh ketika mendengar Mew berbisik dengan suara tertekan.
"Squishy hidup? Dimana? Dimana kak?" tapi Pui kemudian berteriak senang sambil melihat ke sana dan ke mari.
Mew menangkup wajah adiknya dengan kedua tangan setelah pria itu meletakkan paper bag miliknya begitu saja di lantai dan mengarahkan kepala anak remaja itu kembali menghadap ke arah meja kasir, "itu. di sana. kau lihat?"
Pui menganggukkan kepalanya.
"Kak, kalau begitu. Kakak bisa tidak bawa squishy hidup itu ke rumah kita?"
.
.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SQUISHY - MEWGULF ✔
Cerita Pendek[END] Untuk pertama kalinya, Mew terpesona sama squishy hidup yang dia temui di toko squishy.