PART 1 - Cold-hearted CEO

174 34 70
                                    

Seorang pria berbadan tegap, lengkap dengan balutan jas dan vest warna senada berjalan menuju lift gedung yang memiliki total lebih dari lima puluh lantai itu dengan langkah cepat yang terkesan buru-buru.

Tidak ada senyuman, atau ekspresi apapun untuk sekedar membalas semua sapaan-sapaan penuh hormat yang dia terima di sepanjang perjalanannya menuju lift. Pandangan pria tampan yang tahun depan genap berusia tiga puluh tahun itu hanya terpaku lurus ke depan tanpa menghiraukan para pegawai yang membungkuk segan ke arahnya. Mayoritas, mereka semua takut melihat sorot matanya yang terkenal setajam stalagnit di gua-gua es Kutub Utara.

Tetapi meski demikian, banyak orang---terutama kaum hawa, begitu mengagumi paras tampan pria yang selalu tertutupi oleh raut tegasnya itu. Kedua alis tebalnya yang seakan terlihat menyatu, rambut yang selalu tertata rapih ala salon, bibir merah khas musim dingin, dan juga penampilannya yang selalu stylish dengan brand-brand mewah kelas dunia, membuat pria ini menjadi sebuah mahakarya yang sempurna.

Pemilik mutlak wajah seorang diktator itu adalah Gerardio Alexander, CEO dari perusahaan yang bergerak di bidang food and beverages terkemuka di Jakarta, KYS Company.

Perusahaan yang didirikan keluarganya dua puluh tahun silam itu tetap berjaya hingga sekarang, dan bahkan terus menunjukkan kegemilangannya. Sudah tidak terhitung lagi merek-merek makanan ataupun minuman berlabel KYS Company yang laku keras di pasaran dalam negeri maupun mancanegara. Segudang prestasi yang sangat membanggakan dunia perdagangan domestik itu, tidak dapat diraih tanpa kerja keras yang tak mengenal waktu, serta ambisi yang tertanam kuat dalam diri sang CEO. Bisa dibilang, CEO itu lebih mencintai pekerjaannya daripada hidupnya sendiri.

Karyawan-karyawan yang sudah lebih dulu mengantre di depan lift, langsung membubarkan diri begitu melihat sang CEO datang mendekat. Mereka lebih memilih untuk menaiki tangga darurat ataupun mengantre di lift lainnya daripada harus berada dalam satu lift dengan CEO mereka sendiri yang terkenal memiliki temperamen buruk dan suka langsung memecat orang yang tidak disukai pandangannya.

Mengetahui tindakan yang dilakukan oleh para pegawainya barusan, Dio---begitu dia biasa dipanggil---memilih untuk memasang raut wajah tidak peduli, masa bodoh. Seakan hanya ada dirinya seorang di gedung itu, yang lainnya macam hantu. Invisible.

Dio kemudian melangkah masuk ke dalam lift yang terbuka, dan sembari menunggu pintu lift itu bergerak menutup, dia memiliki kebiasaan untuk memasang pose kedua tangan yang diselipkan ke dalam kantong celana, lalu berdiri tegap dengan dagu yang sedikit terangkat ke atas. Benar-benar memberikan kesan super arogan, namun tetap memancarkan kharismanya secara penuh.

Tiba-tiba saja, sebuah tangan terjulur ke arah pintu lift yang nyaris tertutup, sehingga otomatis membuatnya kembali terbuka lebar. Kedua mata Dio langsung membulat sebesar kelereng saat mendapati seorang wanita asing tengah mencoba menerobos masuk lift yang sedang dinaikinya.

Wah, karyawan ini sedang menggali kuburnya sendiri rupanya.

Wah, karyawan ini sedang menggali kuburnya sendiri rupanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THAT CRAZY CLUMSY MESSY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang