PART 18 - THIS HEARTBEAT

57 15 16
                                    


Kelsie tidak dapat berhenti mengumpat sejak melarikan langkahnya meninggalkan ruang karaoke. Buliran-buliran hangat itu terus saja mengalir keluar dari dalam kelopak matanya tanpa bisa dia tahan. Dia tidak menyangka bos yang diseganinya akan bertindak sebrengsek itu.

Kelsie mengusap lagi kedua pipinya yang basah. Meratapi nasibnya yang harus senista ini. Tapi sesuatu membuat Kelsie melambatkan larinya sampai akhirnya benar-benar terhenti. Di depan sebuah kedai toast, ia termenung. Bagaimana mungkin dirinya bisa merasa bahwa ciuman itu bukanlah yang pertama kalinya?

Ketika bibir Dio menyatu dengan bibirnya, entah mengapa dia seperti mengalami dejavu. Kelsie merasa yakin pernah mengecap bibir itu juga sebelumnya. Tapi entah di mana dan kapan. Masih agak abu-abu.

Beberapa detik berlalu. Kali ini bukan hanya perasaannya saja, tapi otaknya juga berkata demikian. Ketika dia mencoba mensinkronisasi antara perasaan dan juga otaknya, ingatan-ingatan kejadian saat dirinya mabuk di Bali beberapa hari yang lalu bermunculan dalam benaknya seperti kilas kamera.

Tubuh Kelse langsung rebah ke atas tanah. Kedua kakinya mendadak seperti tak bertulang. Lemas. Ingatan-ingatan kejadian memalukan itu mendadak membuatnya langsung terhakimi, saat itu juga.

"Oh, tidak... Apa yang sudah kulakukan."

Kelsie mengerang tidak percaya sambil mengubur wajahnya yang telah memanas karena malu ke dalam telapak tangannya yang terbuka. "Aish, mulut sialan! Kau sudah mempermalukan dirimu sendiri, Kelsie Amanda! Kau bodoh! Bodoh! Sangat bodoh!" rutuk Kelsie sebal kepada dirinya sendiri sambil memukul-mukul kepalanya pelan.

Di tengah-tengah perutukannya, Kelsie baru sadar kalau sedari tadi ponselnya terus bergetar. Dia buru-buru mengangkat begitu tahu nama Matheo yang tertulis di layar.

"Halo?"

"Kelsie, apa aku bisa minta tolong? Aku tahu, mungkin tidak seharusnya meneleponmu, tapi aku terlalu frustasi karena tidak dapat menemukan Dio di manapun. Ponselnya juga dimatikan. Dia habis bersitegang dengan Dylan tadi, dan mungkin saja mereka sudah berkelahi. Aku benar-benar khawatir sekarang. Aku takut dia terluka."

Nada penuh kepanikan dan kekhawatiran terdengar sangat jelas di ujung telepon. Dan hal itu seakan menular dengan cepat. Kelsie lalu menegakkan posisi tubuhnya kembali.

"Aku akan langsung mengabarimu setelah menemukannya. Jangan khawatir."

Kelsie langsung melarikan kakinya setelah menutup telepon. Tanpa berpikir lagi. Hanya mengikuti kata hati. Pokoknya, dia harus segera menemukan Gerardio. Terserah nanti bosnya itu mau menganggapnya plin-plan atau apapun. Yang jelas, dia harus menemukan sosok bosnya itu terlebih dulu baru dia bisa tenang.

Kelsie berhenti sejenak untuk mengatur napasnya yang ngos-ngosan. Dia baru saja selesai menelusuri area sekitar gedung karaoke, tapi hasilnya nihil. Kelsie berpikir, tidak mungkin bosnya itu pergi terlalu jauh karena pria itu bahkan tidak membawa mobilnya. Jadi seharusnya bosnya itu tidak pergi jauh dari sini. Tidak menyerah begitu saja, Kelsie melanjutkan lagi pencariannya sampai kemudian dia melambatkan larinya beberapa meter dari sebuah halaman minimarket 24 jam.

Pemuda yang ia temukan sekarang, adalah pemuda yang membuat degup anomali pada dirinya. Dan entah mengapa Kelsie sangat menyukai kenyataan itu.

Kelsie meraih benda pipih bewarna silver miliknya untuk menelepon Matheo.

"Math, apa bos kita itu, suka menyanyi?" tanya Kelsie ketika akhirnya kedua netranya menangkap sosok yang paling ingin dipeluknya itu, sedang minum-minum seorang diri sambil bertingkah konyol.

THAT CRAZY CLUMSY MESSY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang