"LET'S GOOOOO!! Touch my body~!"
Sebuah lagu dari girlgroup SISTAR berjudul Touch My Body menguar dengan volume suara penuh di dalam ruangan berukuran besar yang cukup dimasuki hingga dua puluh orang sekaligus. Di sisi kiri ruang karaoke terdapat sebuah minibar yang menyediakan aneka minuman berakohol.
Tempat ini sejatinya mirip seperti sebuah miniclub, tapi di dalam ruangan. Hanya orang-orang yang termasuk dalam golongan elit saja yang dapat menyewa ruang karaoke VVIP langganan Dylan itu. Hari ini, Dylan me-reservasi satu ruangan secara khusus untuk memanjakan para pegawai yang berada di bawah kepemimpinannya. Bukan suatu hal yang baru, Dylan memang selalu seroyal itu.
"Yeah baby dancing with me you're my star... Touch my body~!"
Irama lagu yang sedikit centil dan bertempo cepat itu berhasil menggiring semua orang bernyanyi sambil berjoget gila-gilaan, terkecuali Kelsie dan Dylan. Di saat semua orang sibuk berjoget sambil menepuk-nepuk bokongnya mengikuti beat, Kelsie lebih memilih menikmati aksi gila rekan-rekan sekantornya yang hampir tidak dapat membuatnya berhenti menggelengkan kepala.
"Pak Dylan, kau tidak ingin bergabung dengan kami?" tanya Mikha lewat mikrofon yang dipegangnya, setelah lagu yang diputar selesai dan kini sedang memilih lagu ke dua untuk dimainkan.
Dylan menggeleng, "Aku lebih suka menemaninya di sini," jawab Dylan sembari menunjuk Kelsie yang duduk persis di sebelahnya menggunakan dagu.
Seluruh pasang mata yang ada di ruangan itu mematung untuk beberapa detik, lalu buru-buru melanjutkan aktivitasnya lagi seperti tidak ada terjadi apa-apa barusan.
"A-ayo kita nanyi lagu ini saja," ujar Philip kemudian, untuk menghalau keheningan yang tiba-tiba saja mengambil alih suasana di ruangan itu.
Kali ini, mereka memutar lagu I Am the Best milik 2NE1. Dan itu berhasil membuat suasana menjadi hidup kembali. Mereka kembali menggila dan menyanyikan lagu itu dengan begitu fasih dan lebih ekspresif. Sementara Kelsie hanya terdiam di tempat sambil memijat pangkal hidungnya. Lelah dengan semua sikap berlebihan bosnya.
"Pak Dylan, sebaiknya jangan terlalu baik sama saya. Mereka jadi salah paham. Tidak enak dilihatnya. Saya sendiri juga merasa kurang nyaman."
Akhirnya Kelsie menemukan waktu yang tepat untuk berbicara empat mata dengan serius.
"Bagaimana kalau aku memang ingin mereka salah paham?"
Dylan kini merubah posisi duduknya jadi menyamping, condong ke arah tubuh Kelsie dengan menyangga kepalanya pada salah satu tangan yang menempel di punggung sofa, lalu menatap kedua netra wanita itu dengan tatapan intens.
"Ma-maksud Bapak?" tanya Kelsie seraya mengernyitkan dahi, bingung. Suara degupan jantungnya hampir menyamai beat musik yang sekarang sedang menggema memenuhi seisi ruangan.
"Kau memang tidak tahu, atau sedang berpura-pura tidak tahu?"
Kelsie menggeleng. Dia berkata jujur ketika mengatakan tidak tahu, tapi Dylan malah terkekeh. Dan entah mengapa itu membuat Kelsie merasa tersinggung.
"Ayolah Kel, kau sebenarnya tahu kalau aku menyukaimu. Sejak awal. Awal sekali. Saat aku bertemu denganmu di coffee shop waktu itu, kau sudah berada dalam daftar doaku setiap malam. Aku terus berdoa memohon kepada Tuhan agar dipertemukan kembali denganmu, dan doaku terkabul."
Dylan mengakhiri kalimatnya dengan senyuman. Sebuah senyuman penuh arti yang menurut Kelsie terasa ambigu. Mungkin jenis senyuman itu lebih mirip senyuman licik seekor ular yang mendiami pohon kehidupan saat menggoda manusia pertama untuk memakan satu-satunya buah terlarang yang ada di Taman Eden.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT CRAZY CLUMSY MESSY GIRL
Storie d'amore"Ohh, lihat, betapa kampungannya wanita ini. Apa dia ini muncul dari jaman batu? Bagaimana mungkin seorang gembel bisa diterima bekerja di perusahaan se-elit ini? Yang benar saja! Coret namanya dari daftar pegawai sekarang juga!" - Gerardio Alexande...