Happy Birthday, Prilly! [I]

16.5K 524 3
                                    

Prilly tersenyum melihat tanggal dihandphonenya. Lusa adalah hari ulang tahunnya yang ke 19. Ia tidak sabar menunggu apa yang akan dilakukan Ali dan orang-orang terdekatnya. Sebenarnya masalah kado bukan yang terpenting, hanya saja ia menunggu kejutan apa yang akan diberikan oleh Ali. Tahun kemarin kejutan ulang tahunnya diberikan dilokasi shooting bersama Ali dan teman-temannya yang lain. Tapi sesungguhnya belum ada tanda-tanda kalau pacarnya akan memberinya kejutan. Sikap Ali masih sama saja seperti hari-hari kemarin, dia tidak berpura-pura cuek atau pura-pura membuat Prilly jengkel. Masih seperti Ali yang biasanya.

Handphone berbunyi, tanda ada pesan.
Sayang hari ini aku gak jadi nganterin ya. Callingan mendadak. Nanti kalo sempet aku jemput kamu.

Hari ini Ali janji akan menjemput dan mengantarnya ke lokasi shooting Prilly. Tapi seperti apa yang baru saja dikatakan Ali, dirinya mendapat panggilan mendadak, maka Prilly terpaksa minta diantar Mamanya saja. Ia keluar dari kamarndan memanggil Mamanya dari luar kamar orang tuanya.

"Ma, hari ini aku gak jadi diantar sama Ali. Dia ada callingan dadakan. Aku diantar Mama aja, ya?" pinta Prilly pada Mamanya.

"Maaf sayang, tapi Mama gak bisa hari ini udah ada janji. Mama kira kan kamu diantar sama Ali,"

Prilly mendesah. Terpaksa ia harus membawa mobil sendiri. "Yaudah deh Ma, gapapa,"

"Kamu siap-siap sekarang deh, nanti telat. Nanti kalo urusan Mama udah selesai, Mama jemput,"

"Tapi nanti Ali juga mau jemput kalo sempat katanya,"

"Yaudah nanti kamu tinggal kabarin aja mau dijemput siapa," ujar Mama Ully lalu menyiapkan bekal untuk Prilly bawa ke lokasi.

Setelah Prilly sudah pergi mengendarai sendiri mobilnya, Mamanya langsung menekan nomor telepon diponselnya. Ia menunggu sampai teleponnya tersambung.

"Halo?" ucapnya setelah telepon tersambung. "Iya, udah jalan nih anaknya," .... "Oke, dimana?" .... "Iya disms aja ya alamatnya. Lima menit lagi Tante jalan kesana," ..... "Oke, kamu hati-hati ya," Mama Ully pun menutup teleponnya dan mengambil flashdisk kemudian bersiap untuk pergi.

Mama Ully mengendarai mobilnya menuju sebuah cafe dibilangan Jakarta Selatan. Sesampainya ditempat tujuan, ia segera masuk dan menghampiri dua orang laki-laki yang sedang sibuk menatap ke layar laptop.

"Hai, Li," sapa Mama Ully, berdiri tepat didepan meja yang diduduki Ali dan temannya. Ali langsung menoleh, dan segera memberinya salam.

"Kenalin, Tante, ini Mas Ryan. Yang nanti bantuin Ali bikin video," ujar Ali pada Mama Ully. "Mas, ini Mamanya Prilly," Ryan dan Mama Ully pun saling berkenalan.

"Tante bawa flashdisknya kan, Tan?"

"Oiya, sebentar ya," Mama Ully mencari barang kecil itu didalam tasnya. "Nih," ia menyerahkan sebuah flashdisk kepada Ali.

"Nih, Tan, nanti kita buatnya diluar. Biasanya kan disini emang diluar dipake buat ulang tahun atau acara lamaran atau nikahan. Tapi besok kita buat seolah-olah ini cafe biasa. Orang-orang makan dengan santai," kata Ali menunjukan halaman belakang cafe yang lumayan luas kepada Mama Ully. "Trus nanti disini kayak ada layar gitu buat nampilin video yang lagi dibuat sama Mas Ryan, Tante," sambungnya.

Mama Ully hanya mengangguk dan tersenyum mendengarkan rencana Ali untuk memberi putrinya kejutan. "Nanti Ali nyanyi?" tanyanya.

"Ali nyanyi sih, tapi divideonya. Nanti yang nge-live music ada temennya Mas Ryan, suaranya bagus Tante,"

"Oke," katanya lagi sambil tersenyum. Ali dan Mama Ully kembali duduk dimeja yang semula mereka tempati.

"Gimana Mas?" tanya Ali pada Ryan yang sedang asik melihat-lihat foto masa kecil Prilly. "Kenapa senyum-senyum?"

Sweetest DrugTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang