Kafe es krim menjadi pilihan Yeosang untuk mengajak rekan Osisnya yang lain meet up. Dikarenakan sekolah harus steril sementara waktu di hari Minggu, mereka tidak bisa mengadakan rapat di sana. Tak apa-apa lah, sesekali. Sekalian mengganti suasana.
"Yeosang! Maaf lama!"
Pemilik suara nyaring yang mungkin kalian sudah tahu siapa itu menyapa Yeosang dengan riang. Senyumnya merekah hingga memperlihatkan lesung pipi nya yang cukup dalam dan membuat siapa saja ingin menusuk-nusuknya.
Termasuk Yeosang.
Bercanda, Yeosang tidak ingin cari mati. Pawangnya sedang mengawasi dari belakang.
"Eh San? Kamu sama Mingi juga toh kesini?"
"Iya! Sekalian mau ngedate juga hehehe."
Aihh. Yeosang juga ingin punya pacar. Teman saja tidak punya, malah berharap yang lebih. Sadar diri lah wahai Kang Yeosang.
"San, kamu lama ga?"
"Kata Yeosang sih bentaran doang," San menyahuti pertanyaan pacarnya,"iya Sang?" lalu beralih bertanya ke Yeosang.
Mata Yeosang tidak sengaja bertemu tepat dengan mata pacar San, Song Mingi. Bulu kuduk Yeosang seketika merinding. Mengingat Mingi juga termasuk preman di sekolahnya.
Makanya Yeosang bingung, kenapa San bisa suka dengan Mingi? Padahal masih banyak yang lebih baik darinya.
"I-iya bentaran aja kok. Aku mau bahas masalah pemasukan sama pengeluaran kas aja," sahut Yeosang agak gugup.
Mata Mingi benar-benar menyeramkan jika dilihat lama-lama. Belum lagi model rambutnya yang menambah kesan 'sang preman'.
"Hmm ya udah. Aku mau nyamperin temen-temen ku dulu ya? Mereka juga ada di sini."
"Iyaaaa."
Tuhan, mengapa Yeosang harus melihat pemandangan yang uwu ini? Yeosang kan jadi iri.
Satu jam sudah berlalu. Tidak banyak anggota Osis yang bisa datang dan mengikuti rapat. Jujur, Yeosang kecewa. Entah kenapa mereka semua ( anggota osis ) sangat susah diajak rapat jika di hari Minggu seperti ini.
Berbagai macam alasan yang mereka katakan. Tapi Yeosang tahu, itu hanyalah alasan belaka agar mereka tidak pergi.
Mulai dari sakit, harus menjaga rumah, dan lain-lain.
"Makasih banyak buat yang sudah bisa hadir rapat hari ini," ujar Yeosang seraya sedikit menutup laptopnya, kemudian menatap teman-temannya yang juga bersiap-siap pulang.
"Yeosang habis ini mau kemana?" tanya San. Hanya San yang masih duduk di tempatnya.
"Siapa?" tanya Yeosang balik.
"Ya lo lah. Masa setan."
Yeosang sedikit tertawa, "Ga kemana-mana sih. Aku mau nongkrong di sini bentar."
"Mauu ditemenin gaa?"
"Ga usah, kamu kan mau pergi kencan sama pacar kamu. Masa iya aku ganggu," ujar Yeosang.
"Tapi nanti lo sendirian dong," San merengut.
"Gapapa. Aku udah biasa juga."
San pamit setelah Mingi menghampiri meja mereka berdua. Yeosang salah mengira, ternyata Mingi orang yang ramah. Buktinya tadi anak itu juga ikut pamit sebelum pergi.
Yeosang menyenderkan tubuhnya ke kursi kafe. Ia kembali membuka laptop untuk mengerjakan prokernya yang belum selesai.
Tak.
Yeosang menautkan kedua alisnya. Kenapa pelayan ini memberikannya es krim? Padahal Yeosang belum memesan apapun sejak datang kesini.
"Cie kagetttt."
Suara ini..
"Ada apa?" tanya Yeosang dingin.
Dari sekian banyaknya orang kenapa Yeosang harus bertemu dengan cecunguk ini lagi?
Orang itu duduk di seberang Yeosang. Lalu menyodorkan semangkuk es krim tadi dan melipat tangannya, "nih."
"Apa?"
"Kok apa? Ya dimakan lah supratno."
"Maaf nama saya Kang Yeosang. Bukan Supratno."
"Lagian lo juga nanya mulu kayak dora."
"Tidak salah kan kalau saya curiga dengan anda, Jeong Yunho?"
Yunho merotasikan bola matanya, "makanya jangan kebanyakan nonton sinetron. Sejahat-jahatnya gue, mana pernah gue ngeracunin anak orang," ucapnya.
Yeosang mengabaikan Yunho dan melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda. Yunho melihat Yeosang heran sekaligus penasaran.
"Lo ngerjain apaan sih? Serius banget," celetuk Yunho.
Yeosang melirik sebentar, "Urusan osis," sahutnya singkat.
"Udahan dulu napa. Nanti es krimnya cair nih."
Yeosang melirik lagi, "saya kan memang tidak meminta anda untuk memesankan saya es krim? kalau cair, ya sudah."
Benar juga. Entah angin darimana Yunho tiba-tiba saja ingin memesankan Yeosang satu mangkuk es krim. Niatnya sih supaya menyenangkan si babu sekolah ini.
"Ah lo mah gitu. Gue udah baik loh padahal."
Nada bicara Yunho dibuat seolah-olah sedih. Yeosang terlihat tidak peduli dan tetap lanjut mengetik.
Yunho mengambil sendok yang ada di dalam mangkuk lalu menyendokkan es krim rasa stroberi, "nih aaa," kemudian menyuguhkan nya ke depan mulut Yeosang.
Kepala Yeosang otomatis termundur, "Saya bilang saya tidak mau."
"Ya elah disuruh makan doang ini, ga gue suruh bunuh diri. Ayo aaaa."
Yeosang lebih memilih untuk menuruti ketimbang harus mendengarkan rengekan menggelikan dari Yunho.
Badannya dicondongkan ke depan agar bisa menerima suapan dari Yunho. Yunho tersenyum senang setelah melihat Yeosang mau menerima suapan darinya.
"Gitu dong. Nih lagi a-"
"Oke oke, saya makan sendiri saja. Kamu tidak perlu menyuapi saya lagi."
Hehehe, cara Yunho berhasil.
Yeosang menggeser laptopnya ke samping dan mengambil mangkuk es krim. Yunho menopang dagunya menggunakan tangan kiri.
Yeosang yang sadar jadi bahan objek Yunho mendongak, "Ah maaf, saya sampai lupa menawari anda," baru saja Yeosang ingin menyodorkan lagi mangkuknya, Yunho menahan dengan tangan kanan.
"Ga, gue ga pengen kok. Udah kenyang juga."
"Lalu kenapa anda membelikan saya?"
Yunho senyum,
"Soalnya gue kebanyakan uang."
Memang kenyataannya begitu kan.
"Sang bentar."
Yunho menarik selembar tisu yang ada di kotak, "sini deketan," suruhnya. Yeosang yang sudah tahu apa yang akan dilakukan Yunho menggelengkan kepala.
"Saya bisa sendiri," tolak Yeosang.
"Ck, buruan."
"Tidak us—"
Yunho yang sudah terlewat gemas langsung menarik wajah Yeosang sambil menjepit kedua pipinya. Yunho membersihkan noda es krim yang ada di sudut bibir Yeosang dengan telaten.
"Nah udah."
Yeosang menarik wajahnya cepat. Ia bisa merasakan sendiri kalau pipinya mulai memanas.
"Lo makan kayak anak kecil."
Yeosang salah tingkah, "s-saya bukan anak kecil!"
"Ya ya ya terserah."
Diam-diam Yunho bergumam kecil,
"lucu juga si babu."
KAMU SEDANG MEMBACA
King Of Disaster | yunsang
Fanfiction(ON HOLD) Persetan dengan tampang dan perlakuannya yang kadang membuat pipi Yeosang memerah, peraturan tetaplah peraturan. Yeosang tidak suka jika ada yang melanggarnya. •BXB •t!jyh b!kys