Yeosang menggiring beberapa murid yang telat masuk sekolah ke dalam ruang BK. Satu-satunya solusi supaya mereka tak mengulangi kelakuannya lagi adalah dengan cara memasukkan mereka semua ke dalam ruangan Bimbingan dan Konseling itu.
Bukannya Yeosang tak mau mengurus atau bertanggung jawab atas jabatan yang dipegangnya. Yeosang tahu, sekedar menegur dan sedikit memarahi saja tak ada gunanya.
Lebih baik langsung berurusan saja dengan BK daripada Yeosang repot-repot mengeluarkan suaranya hanya untuk manusia bebal seperti mereka.
Yeosang memilih untuk berkeliling-keliling sekolah sekaligus memeriksa tempat yang sering dijadikan akses masuk ke sekolah oleh anak-anak nakal.
Bruk!
"Aduh!"
Suara rintihan dari seseorang yang berada di dekat Yeosang membuat ia mengernyitkan dahi lalu segera menolehkan kepala kesana kemari untuk mencari darimana asal sumber suaranya.
Baru saja Yeosang ingin membalikkan badan, ia sudah menemukan pemilik rintihan itu.
"Heh, lo kok bengong doang sih?! Orang jatuh malah ga ditolongin!"
Apa-apaan...
Seenaknya saja menyuruh Yeosang. Memangnya Yeosang pembantunya?
"Untuk apa saya menolong anda?" tanya Yeosang balik, tentunya dengan nada yang selalu datar dan terdengar dingin.
"Buat apa?? Lo nanya buat apaa? Astaga, dimana letak rasa kemanusiaan lo?"
"Saya punya rasa kemanusiaan kok. Tapi tidak dengan anda."
Savage sekali 👏
Orang yang tadi terjatuh dan meminta pertolongan ke Yeosang itu terlihat kaget. Alisnya bertaut setelah mendengar ucapan Yeosang yang membuat amarahnya naik seketika.
"Gue punya salah apa sih sama lo, Sang?" tanyanya bingung.
Yeosang menghela nafas sambil bersedekap, "bukan dengan saya. Tapi dengan sekolah. Anda sudah tahu kan kalau bel masuk sekolah jam setengah delapan? Kenapa masih saja anda telat, Jeong Yunho?"
Yunho berdecak, "gue harus nganterin adek gue dulu ke sekolahnya. Dan tolong, lo bisa ga sih pakai bahasa santai aja? Gue risih banget denger orang ngomong sama gue pakai bahasa baku," ucapnya tak suka.
"Maaf, saya sudah terbiasa seperti ini jika dengan orang asing."
WHAT THE–
Berani sekali orang ini menyebut Yunho orang asing. Dia tak tahu saja kalau Yunho sudah berjalan, murid lain pasti langsung menggelar karpet merah di tengah lapangan.
"Lo gatau gue?" Yunho masih ga terima.
"Tidak, saya tahu kok," balas Yeosang santai.
"Terus kenapa lo bilang gue orang asing?"
"Karena saya tidak tahu bagaimana anda yang sebenarnya selain pernah mendengar fakta tentang anda yang katanya sangat nakal dan berandalan."
Lama-kelamaan Yunho emosi sendiri berhadapan dengan orang seperti Yeosang. Yunho berdiri, kemudian menepuk-nepuk belakang celananya yang pasti sudah kotor dan dihiasi oleh debu.
"Anda ingin pergi kemana??"
Kerah Yunho ditarik Yeosang lumayan kencang. Membuat Yunho sedikit tercekik, "Apalagi sih?!"
"Anda ingin pergi kemana?" ulang Yeosang.
Yunho melirik tangan Yeosang sebentar lalu menjauhkannya dari bahunya, "kelas lah! Pakai nanya lagi lo."
Langkah Yunho tertahan lagi karena Yeosang masih menahannya, "kenapa sih, Yeosang??"
"Anda harus pergi ke ruang BK terlebih dahulu."
Yunho mengangkat satu alisnya. Dua detik kemudian tertawa. Gantian Yeosang yang menatap Yunho bingung.
"Buat apa coba gue pergi kesana? Hahaha," Yunho memegang perutnya yang terasa geli, "guru-guru di bk udah capek sama gue. Gue kesana pun pasti disuruh pergi," katanya sambil tertawa seolah-olah itu adalah hal yang sangat lucu.
"Tidak mungkin. Mana ada guru yang ingin muridnya tetap bersikap berandalan? Semua guru pasti ingin membimbing muridnya menjadi pribadi yang lebih baik."
Yunho tertawa lagi. Yeosang tidak bereaksi apapun selain hanya menunggu balasan dari Yunho.
"Aduh, sang..sang. Lo beneran udah ditag jadi babu sekolah ya? Kasian banget. Gue kira jadi ketos itu bakalan keren, ternyata engga," Yeosang yang mendengarnya tentu saja marah.
"Apa maksud anda?" tanya Yeosang geram.
"Ga usah pura-pura bodoh. Lo pasti paham maksud gue," Yunho terkekeh.
Tidak tidak, Yeosang tidak boleh terpancing.
"Terserah. Saya tidak peduli. Sekarang ayo ikut saya ke ru-"
Yunho menyentak kasar tangan Yeosang yang baru saja ingin membawanya ke ruang BK, "gue ga mau," ucapnya penuh penekanan.
"Kenapa sih anda sangat susah diatur? Ini demi kebaikan anda sendiri."
"Ini dimi kibiikin indi sindiri. Heh, denger ya babu sekolah. Tanpa gue pergi ke BK pun gue bakalan bisa berubah dan jadi orang baik kedepannya," balas Yunho percaya diri.
Yeosang memejamkan matanya sembari mengepalkan tangan, mencoba menahan emosi yang benar-benar sudah berada di puncak.
"Anda benar-benar melunjak ya rupanya."
Yunho tersenyum miring. Merasa puas bisa membuat Ketua Osis di sekolahnya marah. Karena emang itu tujuan awal Yunho.
"Ayo ikut saya!" seru Yeosang tegas. Baru saja Yeosang hendak mengambil tangan Yunho, pemuda itu sudah keburu kabur. Yeosang kalah cepat.
"DADAH BABUUU, SAMPAI KETEMU LAGIII."
Awas saja kau, Jeong Yunho. -Yeosang
KAMU SEDANG MEMBACA
King Of Disaster | yunsang
Fanfiction(ON HOLD) Persetan dengan tampang dan perlakuannya yang kadang membuat pipi Yeosang memerah, peraturan tetaplah peraturan. Yeosang tidak suka jika ada yang melanggarnya. •BXB •t!jyh b!kys