Lima

904 135 90
                                    

Baru pagi nasib Yeosang sudah sangat apes. Ban mobilnya bocor. Seingat Yeosang ia tak berpergian kemana-mana setelah pulang sekolah kemarin. Toh, pas sampai rumah juga bannya masih baik-baik saja.

Apa mungkin ini ulah seseorang?

Netra Yeosang menatap sesosok Taehyun yang berjalan melewatinya tanpa menyapa dirinya. Sepertinya Yeosang sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaannya tadi. Yeosang tidak asal tuduh kok.

Hal seperti ini selalu terjadi ketika Yeosang dan Taehyun sehabis berdebat karena sesuatu. Dan ujung-ujungnya, Yeosang yang kena imbasnya.

Yeosang sabar. Sangat sabar. Ingin memarahi Taehyun tapi tidak bisa.

"Terus gue berangkat ke sekolah gimana anjirrr??"

Jangan salah, Yeosang kalau sedang bergumam begini, juga menyebut dirinya dengan kata 'gue'. Yeosang tidak se kaku yang kalian lihat.

Yeosang menarik rambutnya frustasi. Diliriknya jam tangan berwarna navy yang terpasang di tangan sebelah kanannya. Sudah pukul tujuh lewat lima.

HAH BERAPA TADI? TUJUH LEWAT LIMA?

Ini sudah terlalu lambat bagi seorang Kang Yeosang yang disiplinnya minta ampun. Belum lagi ia harus mencari alternatif lain untuk berangkat ke sekolah.

"Naik gojek aja kali ya? Tapi gue ga pernah naik gituan."

Ribet. Satu kata yang cocok menggambarkan Yeosang.

Yeosang ingin minta tolong dengan San. Baru ingat kalau San sudah ada ojek pribadinya. Inilah salah satu alasan kenapa Yeosang ingin punya pacar. Setidaknya jika berada dalam keadaan seperti ini, ada yang bisa diandalkan.

"Kok kamu belum berangkat?"

Yeosang tersentak mendengar suara pria paruh baya yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya, "papa?"

"Biasanya jam segini kamu udah sampai sekolah," ujar Papa Yeosang lagi.

"Ban mobil Yeosang bocor. Terus Yeosang juga ga berani naik ojek online," ujar Yeosang.

"Ya udah kamu berangkat sama papa aja. Nanti pulangnya kalau sempat, papa jemput lagi. Kalau engga, nebeng sama temen."

Tumben sekali. Yeosang sedikit bergidik ngeri. Ia berpikiran jelek kalau papanya ini sedang kerasukan. Tapi mana mungkin pagi-pagi ada setan. Lagipula siapa juga yang mau merasuki papanya.

"Iya pa."

•••

"Yeosang masuk dulu pa," Yeosang mengambil tangan papanya lalu diciumnya. Meskipun hubungan mereka berdua kurang baik, Yeosang masih ada rasa hormat sebagaimana hormat kepada yang lebih tua.

Papa Yeosang mengangguk dan segera menarik tangannya, "belajar yang rajin," setelah itu beliau menancapkan gasnya dan pergi dari sekolah Yeosang.

Yeosang menghela nafas sebentar sebelum masuk ke dalam.

"Ketos kita tumben banget nih telat."

Yeosang mohon, tolong kutuk Yunho jadi batu untuk sementara waktu. Selamanya pun tak apa-apa.

"Ya elah gue didiemin. Tos, lo kenapa telat dah? Mencret lo tadi pagi?"

Yeosang masih tetap berjalan santai tanpa menghiraukan Yunho yang masih menggodanya. Sesekali Yeosang menganggukan kepala sekilas ketika ada adik kelas atau teman seangkatan yang menyapanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

King Of Disaster | yunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang