Soshite Shoujo wa Akujo no Karada o Te ni Ireru

50

50

　Mikoshiba-kun, yang mendengar keributan itu, memandang kepala Matsue-san dan membuat pandangan yang menakutkan. Hal yang sama berlaku untuk anggota lain.

　Aku bertanya padanya apa yang terjadi, jadi Sakaki-senpai tidak memberitahuku apa-apa tentang itu. Diberikan.

"Apa yang terjadi pada Shinozuka?"

"Tidak, tidak ada."

　Saya tidak ingin terlalu khawatir. Aku terlihat seperti tidak yakin, tapi aku tidak melangkah lebih jauh.

　Setelah pelatihan, pertandingan pagi dimulai. Bagaimanapun, siswa kelas 3 akan menang dengan kuat. Sementara itu, pertarungan antara Mikoshiba-kun dan Nagisada-kun sangat menakjubkan. Apa bedanya satu tahun? Mudah memenangkan babak pertama ke babak kedua.

　Lawan Mikoshiba-kun di babak kedua adalah orang yang melakukan push-up selama pelatihan. Kepala yang halus itu halus.

　Bersamaan dengan dimulainya pertandingan, Mikoshiba-kun diberikan teknik melempar, dan dia dipaksa untuk menahan tempat di mana dia jatuh.

"Hei, Aika. Apakah kamu ingin melihat tempat keren Kento?"

　Senior Sakaki, yang menonton pertandingan, tersenyum sambil tersenyum. Kenapa ya.

　Tanpa menunggu jawabanku, Sakaki-san berteriak keras.

"Kento. Karena dia berusaha keluar dari Aika-chan."

　Apa yang kamu bicarakan? ?

　Sepatah kata sambil bersorak. Semua orang menutup mulut mereka, dan setelah melihat Sakaki-senpai, mereka melihat Mikoshiba-kun. Tepatnya, orang Seiran.

"....................."

　Ketika saya membuka mata dan berpikir saya terkejut, wajah saya tiba-tiba berubah, dan lengan yang saya pegang diputar di leher lawan. Ini adalah teknik pengetatan dari belakang.

"Posisi itu bukan? Kamu bahkan tidak bisa datang?"

"Pria Mikoshiba benar-benar berusaha menjatuhkannya. Wasit!"

"Eh? Eh?"

　Lingkungan sekitar. Saya bingung tentang apa yang terjadi, Sakaki senior memberi tahu saya dengan seksama.

"Kento sedang mengencangkan leher lawan sekarang. Jika kamu berpikir kamu tidak bisa melarikan diri karena sangat menyakitkan, kamu bisa menekan lantai dua kali untuk menyatakan bahwa kamu telah kalah dan kamu akan bebas, tetapi kamu tidak bisa menyentuh lantai."

　Jika Anda melihat pertandingan dengan tergesa-gesa, pasti untuk mengencangkan dengan satu tangan di punggung Anda dan yang lainnya dengan kedua tangan dicengkeram.

　Yah, itu berbahaya! ?

"Tidak, aku sudah mati!"

"Tidak apa-apa. Aku kenal orang sehat dan wasit."

　Orang Seiran yang telah diperketat dan memiliki wajah merah berubah pucat seolah jiwanya telah jatuh. Hentikan!

　Ketika saya akan berhenti, wasit menghentikan permainan, mengatakan, "Itu dia."

"Oh, masih jatuh."

　Ketika permainan berakhir dan dia berlari ke Seiran, dia kehilangan kesadaran dan tidak bergerak. Tidak mungkin ... ini adalah hal terburuk.

　Kemudian pelatih memukul wajahnya dan sedikit membuka matanya. Itu bagus!

"... Oh, aku?"

"Apakah kamu baik-baik saja? Mual?"