Semakin hari, kiran merasa curiga dengan tingkah laku temannya yang pergi menghilang setelah jam istirahat kedua . Terlebih lagi nari terlalu sering pergi ke toilet pada jam pelajaran menerangkan materi dan selesai tes, kiran mencoba bertanya pada nari dengan apa yang terjadi dibelakangnya
Namun nari nampak baik baik saja dan mengalihkan pembicaraan bila kiran menanyakan pertanyaan ini pada nari
.
Nari merasa senang setelah rio menganggukan jawaban dari pertanyaan bahwa dia benar anak kepala sekolahnya , hampir setiap malam nari tersenyum sendiri di balik jendelanya. Ibunya sesekali melihat nari didalam kamar dan memeriksa bahwa anaknya sudah tertidur pulas
Hari demi hari nari lewati, memang ada perasaan senang dan takut dengan apa yang dilakukan nya dengan guru mudanya itu. Seperti pada saat persiapan ujian nasional disekolahnya , baru nari mengisi soal no 20 didepan layar komputernya . Ponselnya terus berbunyi dan mengganggu konsetrasi teman teman diruangannya , alhasil ponsel nari di disita pengawas saat simulasi ujian nasional selanjutnya
Karena sudah terlanjur emosi, nari berlari keruangan rio dan menutup pintunya kencang. 'Waktumu masih 2 jam lagi sayang, kau mau sekarang hm' rio dengan tatapan santainya menatap wajah nari sambil mendekat kearahnya
Nari sudah tidak dilanda asmara dan gairah lagi, sudah cukup dengan itu semua nari terlanjur sakit hati dengan pengurangan poin perilaku disekolahnya hanya karena rio yang terus menghubunginya di ponselnya
'Aku mau kau berhenti melakukan ini' rahang nari bergetar , bukan main main lagi kali ini sudah kelewat batas rio mempermainkannya. Dan bukannya rio sudah memberi tahu kalau rio menyukai tatapan kebencian nari?
'Kalau aku tidak mau?' Balasnya jengkel, itu membuat tangan nari mengepal sempurna disamping saku rok nya 'bukankah akhir akhir ini cukup untuk memuaskan nafsumu!' Persetan dengan perasaan yang diharapkan untuk guru mudanya, nari menginginkan semuanya selesai hari ini . Rio melangkah maju dan dengan cepat memegang dagu nari kasar 'oke, tapi ada sesuatu yang harus kau lakukan sebelum terbebas dariku' rio menampilkan senyuman liciknya lagi yang seketika membuat nyali nari ciut dan takut
.
Dan benar saja, 'ahhh' nari menahan desahannya dengan mulutnya. Rio bukanlah sembarang orang yang mudah dibujuk meskipun dengan wanita secantik nari . 'Nar, gapapa?' Kiran melontarkan kata kata yang membuat nari sedikit gugup dan menjadi takut
Ingin sekali ia berbicara pada sahabatnya ini bahwa dibawah intinya terdapat 1 alat seperti bola yang disiapkan rio untuk membuatnya tersiksa pada jam olahraga miliknya
Namun nari tak bisa berkata pada kiran yang sejujurnya bahwa ia sedang diancam oleh rio, itu akan membuatnya malu dan takut kiran tak mau jadi sahabatnya lagi 'ngghh gapapa' wajah nari nampak biasa biasa saja , mungkin karna alat itu berhenti bergetar karna remot kontrol yang dipegang rio tidak dipakai dan digantikan dengan stopwatch miliknya
Olahraga kali ini adalah estafet dengan 4 orang per anggotanya, tiap anggota yang menang akan mendapatkan nilai A untuk nilai raport terakhir masing masing siswa. Nari beda kelompok dengan kiran, biasanya kiran yang selalu dengan sukarela mengambil estafet pos terakhir untuk pemenang kelompok. Namun semua sudah direncanakan matang matang oleh rio
Rio mengatur kelompok dan menentukan siapa saja yang berjaga di pos 1,2,3 dan 4 . Dan nari berada di pos ke 4 untuk game ini
Rio memulai kelompok pertama dan diadukan dengan kelompok kedua, kemudian seterusnya dan berakhir di kelompok 7 melawan kelompok 8, nari nampak baik baik saja karna jeritan semangatnya untuk kiran sahabatnya yang menang dikelompok 5
Sebelum alat yang ada dikewanitaannya kembali bergetar, 'ahhh' nari seketika mendesah dan duduk kelantai lapangan , sontak membuat mata teman temannya tertuju padanya 'kau taapa?' Rio dengan muka duanya bertanya dengan sangat jengkel kepada nari seakan dia tak menyadari bahwa dirinyalah yang memencet remot kontrol alat itu