Senin pagi rio berangkat bekerja dengan coffee ditangannya, cukup untuk meredakan mabuk baginya
Rio masih khawatir tentang chat tadi pagi yang dikirimkan untuk nari tapi belum dibalas, rio merasa bersalah karna perbuatannya sudah diluar kendali nari pasti merasa sakit sekarang
.
Tepat sudah jam 4 sore, rio mengetahui bahwa nari absen dari kelasnya, spam chat dan telfon pun tak kunjung dibalas oleh nari. Perasaan rio menjadi khawatir sampai ia harus menemui temannya, kiran.
Namun sebelum itu, ibunya yang selaku kepala sekolah disini memanggilnya dan memintanya untuk mengobrol 'dari kemarin mama sibuk, bagaimana? Enak ngajar disini' pertanyaan itu sontak membuat rio jengkel karna memperlambat waktunya 'ma , rio ada urusan' ucapnya yang ingin langsung pergi namun tertahan lagi 'ada sesuatu yang mau mama tanya' , rio kembali duduk dan melipat tangannya sambil menahan jengkel 'mama cukup sibuk urus beasiswa anak berprestasi disini, hampir selesai namun salah satu murid yang bernama nari ini memiliki kecurigaan' , sontak perkataan itu membuat tubuh rio bangkit dan menjadi serius 'kecurigaan?'
'Akta kelahiran adalah salah satu syarat proses beasiswa, mungkin sekolah lalay dalam pemeriksaan sebelumnya. Akta itu palsu, tapi mama ga berhenti sampe situ mama minta periksa dan meyakinkan akta itu pasti asli, saat sidik jari yang ada disana menunjukan ternyata itu bukan miliknya' , rio memajukan badannya dan menatap ibunya serius 'sera, cukup ceroboh karna harusnya mama menanyakan langsung pada wali kelas atau koordinator yang bersangkutan tapi diatas nama akta itu tertulis rinanda , kalo kamu inget itu nama mama nya sera teman kecil kamu dulu kan? ' rio diam
*mohon maaf karna kesalah pahaman penulisan, author kehabisan imajinasi untuk memikirkan hal yang masuk dalam kata yang harus diucapkan
Faktanya adalah di akta kelahiran tidak terdapat cap jempol/sidik jari, sedangkan disini saya gunakan sidik jari/cap jempol untuk mempercepat penyelesaian short novel Rio18+ iniWajah rio memperlihatkan perasaannya yang tidak bisa dimengerti, apakah ia senang karna ternyata nari sepertinya adalah sera atau malah perasaan buruknya mengatakan sera sedang tidak baik baik saja
Rio bangkit keluar dan berlari menuju kiran, berpaspasan dengan kiran. Rio langsung menarik tangan kiran menjauh dari tempat ramai
Merasa terkejut karna langsung ditarik oleh gurunya, dada kiran menjadi sesak karna detak jantung berdetak sangat kencan . 'Ok to the point saja, aku ingin tau dimana rumah sera' kiran yang masih terkejut dan malah bingung itu menatap wajah rio dengan teliti 'maksud bapa, sera siapa?' Rio tersadar bahwa pasti temannya ini mengetahui nama palsu sera adalah nari, 'nari maksudku' ucapnya yang membuat kiran mengerti sekarang 'ohh, aku baru saja mau kesana pa. Mungkin kita bis- ' 'cepat katakan dimana!' Tubuh kiran membeku , baru kali ini ia melihat wajah merah panik guru muda yang ia idolakan itu 'dijalan ******* pa' , rio meninggalkan kiran sendirian di koridor dan berlari menuju motornya
*Fwi, sbnrnya rio udh tau rumah nari cuman karna panik+agar tulisan terlihat banyak jadi author membuat rio seakan amnesia dengan rumah nari
Ia melaju cukup cepat dan berhenti ditempat yang ditunjukan oleh temannya, rio mengetuk ngetuk pintu nari dengan pelan lama lama menjadi kencang karna tak ada sahutan didalam
Takut sesuatu terjadi pada nari, rio mendobrak pintu masuk rumah nari dan menemukan keadaan didalam rumah nari, rumah itu menimbulkan bau yang sangat menyengat. Tak sampai disana rio menuju kearah tangga sambil memanggil manggil nama sera
'Seraa, sera' satu satu pintu didobrak oleh rio , namun rio tak kunjung menemukan apapun disana terakhir diatas rio menemukan kamar milik nari
Alangkah terkejutnya ketika melihat beberapa foto berbingkai diatas meja belajar milik nari, foto foto tersebut benar adalah wajah seri sejak kecil yang dicari dan membuat frustasi untuk rio. Rio mengorek ngorek informasi yang menunjukan nari adalah sera