Empat

1.2K 104 7
                                    

'Ferocious'

***

Aku pergi, jangan mencariku lagi

***


SEOLAH merasa tegar dalam menghadapi cobaan ini, ia tetap tersenyum terhadap semua orang yang mengartikan 'aku baik-baik saja'.
Ingin cepat pergi dari permasalahan ini karena ia sudah tidak kuat di perlakukan seperti ini. Sakit.

Menatap lurus dengan fikiran yang bercampur aduk menjadi satu. Apa aku harus mengakhiri hidup ini juga? Ah, aku tidak ingin dosa.

Berlari sekuat tenaga walaupun kakinya sudah lunglai. Segerombol orang menyadari atensinya pada wanita yang sedang berlari dengan mata dalam keadaan menangis?

Langkah demi langkah ia lewati. Tatapan demi tatapan ia menghiraukannya. Bisikan dari semua orang pun ia tak peduli. Ia tak memikirkan itu yang hanya ada di benaknya hanyalah bagaimana caranya pergi dari hadapan sang pria brengsek itu.

Kau kuat, kau tak boleh lemah semangatnya pada diri sendiri.

Ia tak habis fikir mengapa orang yang selama ini menjadi bagian dari jiwanya, sebagian dari nafasnya, telah tega menghianatinya. Terkesan lebay memang ia terlalu membuatnya seakan ini permasalahan yang sulit, toh orang lain juga tidak akan peduli akan masalah pribadinya.

Dengan penglihatan yang mulai tertutup air matanya, ia tak sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan ke arahnya.

"Maaf". Hanya kata itu yang ia lontarkan kepada orang yang di tabraknya. "Aku buru-buru, maafkan aku. Aku pergi. Jaga dirimu baik-baik" pergi meninggalkan orang itu. Ia tak ingin lagi dipedulikan dengan orang sekitarnya. Ia hanya ingin menyendiri. Pergi? Mungkin selamanya tak terlihat oleh orang banyak.

"Hei Jennie-ya, mau kemana kau. Aisshh". Dia Joy sahabatnya. Orang yang ditabrak Jennie. Ia tak habis fikir dengan sikap dan tingkah Jennie akhir-akhir ini. Apa ini salahnya yang telah memberikan berita itu kepada Jennie? Namun Jennie berhak tau dengan masalahnya. Iya tak mengira akan berakhir seperti ini.

"Pergi? Kemana?" tanya Joy pada dirinya sendiri. Melenggang pergi dari tatapan orang-orang yang melihat mereka.

Kakinya tak henti untuk mengejar Jennie, sahabatnya. Rambutnya yabg terurai terkibas kesana kemari. Keringat keluar dari kening yang di tutupi poni tipisnya. Nafasnya tersengal-sengal mencari kepergian Jennie. Ia menyesalinya telah memberikan fakta yang sebenarnya mengenai Sehun.

"Aku tak mau kau pergi Jen"

~~~

Aku tetap berlari sekuat tenagaku. Tak peduli dengan tatapan orang yang menatapku dengan tatapan aneh.

Tubuhnya ambruk seketika dengan lutut yang menjadi sandaran duduknya. Kepalanya masih setia dengan menunduk. Surai hitam menutupi wajah cantiknya yang kini sedang bersedih.

Menyalahkan Tuhan dengan nasibnya? Itu tidak masuk akal. Ia hanya di perintahkan Tuhan untuk menjalani semuanya dengan sabar dan ikhlas. Jadi, ia harus dengan rela mengikhlaskan orang yang ia cintai bersama orang lain?

Saat hendak berdiri entah mengapa kepalanya pusing, ia memegang pohon di sampingnya agar ia tak rubuh saat itu juga. Rasa pusing itu tak hilang. Penglihatannya mulai samar-samar. Jatuh ambruk di atas aspal yang kasar. Tersenyum sebelum ia benar-benar tidak sadarkan diri. Pingsan.

FEROCIOUS man✔ (On Going)HiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang