Satu

3.1K 175 2
                                    

'Ferocious'

***

Perlahan rasa ini akan menghilang

***

RASAnya telinga ini akan mengeluarkan banyak darah dikarenakan gendang telinga yang rusak. Suara itu. Ya suara itu, suara yang hampir saja membuat telingaku tidak berfungsi lagi. Teriakan nya membuat para atensi menatap ku dan dia si pembuat suara itu. Aku menundukkan kepalaku satu persatu kepada orang yang menatap kami pertanda aku minta maaf. Aku menatap sahabatku yang tidak punya urat malu sedikitpun. Lalu memutar bola mata jengah. Dia cengingisan tidak karuan.

"Mian Jen" ucapnya sambil terkekeh.

Dia benar-benar tidak punya urat malu sedikitpun.

Aku mengangguk dan menaikkan alisku seakan bertanya 'apa'. Dia sungguh peka, peka sekali. Tak butuh waktu lama dia mengartikan tatapanku, dia langsung memberikan handphone nya ke dekat wajah ku.

Mataku melotot sejadi-jadinya. Aku kaget bukan kepalang. Sesekali aku melihat sahabatku dan dia mengangguk. Aku coba memfokuskan tatapanku pada layar handphone itu tanpa berkedip sedikitpun. Sudah mendapatkan jawaban yang pasti, aku menyeruput jus ku yang sedari tadi hanya di diamkan.

"Kau dapat berita itu darimana?" ucapku penuh tanda tanya. Aku khawatir tentu. Berita itu pasti sudah menyebar di seluruh seantero universitas tempatku mengabdi ilmu. Aku masih tidak percaya. Sesekali aku ingin menangis namun ku urungkan. Aku tidak mau terlihat lemah dihadapan sahabatku, aku tidak mau.

"Aku dapat dari Yeri. Dia bilang, dia melihat kejadian itu tepat dengan mata kepalanya sendiri. Aku tidak tau apakah dia menguntitnya atau memang tidak sengaja bertemu. Ku mohon, kau jangan bersedih" liquid bening keluar dari mata indah gadis itu. Joy dia Joy sahabat Jennie dari SMP. Jennie adalah tempat mengadu semua masalahnya. Mereka seperti kakak dan adik.

Jennie mengusap air mata indah milik Joy dan menggeleng lalu tersenyum hangat. Membawa tubuh Joy masuk kedalam pelukan hangatnya. Mengusap surai hitam nan lembut gadis itu. Jennie seperti kakanya. Dia sangat perhatian. Tak disangka, air mata Jennie turun begitu saja tanpa permisi. Membasahi surai hitam milik Joy. Ia tak bisa membendungnya lagi.

Joy yang merasa rambutnya basah. Ia segera melepaskan pelukannyan dan menatap Jennie dengan wajah memelas. Menangkup wajah itu yang sedang tertunduk haru menggunakan tangan halusnya. Menyibakkan rambut sang empu ke belakang. Dan mengusap air mata itu yang perlahan menurun deras.

"Kau tidak boleh sedih. Jika kau sedih aku ikutan sedih. Jadi tersenyumlah agar aku bisa tersenyum. Kita selesaikan masalah ini bersama. Sudah jangan sedih lagi. Kita lupakan masalah ini sementara dan bagaimana kita pergi jalan-jalan setelah ini?" tanya Joy dengan wajah memelas. Dilihatnya Jennie segera mengusapkan air matanya dan tersenyum memperlihatkan gummy smile nya. Ah, gadis itu sangat cantik.

Jennie mengiyakan apa kata Joy dan menarik dengan sigap tangan Joy untuk segera bangun dari tempat nya. Lalu tersenyum lagi untuk kesekian kalinya.

"Ck, Kalau aku tadi tidak bicara untuk mengajakmu jalan-jalan, mungkin kau sudah mati bunuh diri" ucap Joy terkekeh dan mendapat tatapan tajam Jennie. Joy mengangguk-angguk minta maaf dengan aegyo dan mencubit pipi gembul Jennie.
Mereka segera pergi jalan-jalan untuk menghilangkan rasanya beban hidup sementara.
Kedua sahabat itu nampak saling bergandengan tangan senang.

FEROCIOUS man✔ (On Going)HiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang