Chapter 1

457 44 2
                                    

Pagi di kediaman Kang sudah sangat ramai oleh teriakan Seulgi. Wanita itu merengek pada kakak sepupunya karena terus di ejek.

Kim Seokjin selaku kakak sepupunya itu malah tertawa dengan keras melihat ekspresi Seulgi.

"Kau benar-benar punya pacar bear?" Tanya Seokjin masih dengan tawanya. Seulgi mendengus dan memukul lengan kekar Seokjin.

"Iya! Kenapa? Kau iri bukan?" Ejek Seulgi membalikan keadaan. Seokjin terdiam sebentar lalu duduk masih dengan tawa lebarnya.

"Aku? iri? Oh ayolah Seul bahkan aku sudah mau bertunangan dengan Irene." jawab Seokjin penuh kemenangan. Kang Seulgi geram dan menantang Seokjin.

"Hmm.. baguslah. Dan jangan urusi urusanku. Aku begini-begini juga sudah punya pacar kau tahu?" Tantangnya.

"Aku tidak percaya sebelum kau membawanya kemari." ungkap Seokjin sambil mengusap air mata yang turun sebab terlalu banyak tertawa.

"Baiklah, besok dia akan kesini. Kau tunggu saja." ucap Seulgi melengos pergi dengan kaki yang dihentakan.

Seokjin hanya menggeleng menanggapinya. Ia sangat suka sekali menggoda adik sepupunya itu. Bukannya ia tak percaya tapi melihat kelakuan Seulgi yang kelewat manja membuat Seokjin tak habis pikir pada pria yang mau menjadi pacar Seulgi.

"Jin-aa jangan menggoda adikmu terus menerus." ucap wanita paruh baya yang diketahui sebagai ibu dari Seulgi.

"Ah maaf bibi, dia terlalu menggemaskan." jawabnya tersenyum lebar.

"Aishh kau ini. Jika kekasihmu tahu kau masih menggemasi adiknya bisa habis kau." terang ibu Seulgi.

"Lagipula kekasihku kan sudah sering bertemu dengan Seulgi. Jadi dia sudah memakluminya bi." belanya.

"Terserah saja asal jangan buat adikmu menangis." Seokjin mengacungkan jarinya tanda mengerti.

Kim Seokjin sepupu dari Kang Seulgi itu sudah lama tinggal dan hidup bersama keluarga Kang dikarenakan orang tua Seokjin sudah tiada semenjak umur sepuluh tahun. Ibu Seulgi yang memang merupakan adik dari ayah Seokjin langsung saja ingin membawa Seokjin tinggal bersama dengan mereka.

***

Kang Seulgi dengan angkuh berjalan memasuki gedung kantor yang sangat megah itu. Ia tak merasa canggung ataupun terganggu dengan pandangan orang-orang sekitar. Seulgi hanya melewatinya begitu saja dan memasuki ruangan besar yang ada di lantai itu.

Kang Seulgi mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia hanya harus sopan.

"Masuk!"

Seulgi mendorong pintu dihadapannya dan masuk untuk menemui pria tampan yang sekarang sedang berkutat dengan berkasnya.

"Park Jimin!" panggil Seulgi. Pria itu menoleh dan tersenyum lebar.

"Eoh! Hai sayang. Ada apa kemari?" Tanyanya sambil berjalan mendekati Seulgi yang sudah duduk tanpa disuruh.

"Pokoknya besok kau harus datang ke rumah!" Pintanya dengan nada kesal. Jimin mengernyit. Apa lagi ini?

"Kenapa? Ada masalah?" Seulgi menatap Jimin dan mulai merengek.

"Seokjin oppa tak mempercayaiku jim."

"Dia pikir aku tak punya kekasih dan malah menertawakanku." adu Seulgi pada Jimin sang kekasih. Park Jimin menghela nafas.

"Tak usah didengarkan dan besok aku sibuk Seul." Jawab Jimin yang membuat Seulgi menatapnya tajam dan segera memalingkan wajahnya.

"Aku akan ke rumahmu jika tak sibuk, tapi bukan besok oke?" Bujuk Jimin yang masih berkutat dengan berkas.

"Kau selalu sibuk dan itu membuatku kesal." Rajuknya dengan mengintimidasi.

"Aku bekerja Kang Seulgi dan kau harus mengerti itu." ucap Jimin sembari mengelus pipi tembam Seulgi dengan sayang.

"Terserah kau. Aku ke kampus dan nanti tak usah jemput, aku akan bermain dengan Wendy." Jelas Seulgi dan segera pergi dari ruangan besar itu.

Park Jimin hanya mendengus sebal. Dia pikir Seulgi selalu saja membuatnya repot dan kadang membuat risih, tapi mau bagaimana lagi mereka kan sepasang kekasih.

Ia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda dan memikirkan bagaimana untuk besok. Tapi ruangannya kembali terbuka dan menampilkan sekretarisnya.

"Hai bung!" sapa Ha Sungwoon.
"Kenapa dengan wajahmu?" Lanjut Hasung.

"Seperti biasa. Kenapa?" Jawabnya malas.

"Setelah makan siang kita akan ke hotel XXX untuk mendiskusikan target marketing minggu lalu." jelas Ha Sungwoon diangguki Jimin.

"Ah baiklah, ingatkan aku lagi nanti." Ha Sungwoon mengangguk mengerti dan keluar dari ruangan Jimin.

***

Dokter tampan yang sedang memeriksa data pasien itu terkejut kala salah satu temannya memanggilnya dengan cukup keras.


"

Kau pikir aku tak mendengar. Kecilkan suaramu Hoseok!" ucap Seokjin memperingatkan Hoseok yang sedang terkekeh pelan.

"Hyung kau tahu wanita yang tadi?" Tanya Hoseok penasaran.

"Siapa?"

"Tadi saat dia berkonsultasi denganmu. Siapa namanya?" Tanya Hoseok penasaran.

"Seolhyun. Memangnya kenapa?" Hoseok menggeleng ringan.

"Dia sangat cantik tapi tunanganmu lebih cantik." gurau Hoseok dan langsung berlari pergi. Karena ia tahu pasti Seokjin akan mengamuk.

"Ya! Jung Hoseok!!" Teriak Seokjin dan mendengus tak suka.












Hallo!
Masih sepi ya((

Semoga kalian suka dgn storynya.

Jgn lupa utk selalu vote dan komen.

-suga wifeu-

WEAKNESS |ON HOLD|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang