Sesuai permintaan gadisnya. Ia merelakan waktunya untuk berkunjung ke rumah keluarga Kang. Jimin tak ingin membuat resiko dijauhi kekasihnya itu. Ia tahu betul sifat Kang Seulgi bahkan lima bulan lalu ia tak bisa bertemu dan berkomunikasi hanya gara-gara ia tak menepati janji kepada Seulgi untuk menemaninya berlibur.
Gadis itu memang sangat keras kepala dan Jimin akui kadang ia akan mudah tersulut emosi jika berhadapan dengan Seulgi.
Park Jimin sudah sampai di kediaman Kang dan ia mengetuk pintu.
Tok tok tok..
Pintu terbuka dan muncul wanita paruh baya yang sangat mirip dengan kekasihnya. Ibu Seulgi.
"Oh Jimin. Ayo masuk!" Jimin mengangguk dan berjalan masuk.
"Tante apa kabar?" Tanya Jimin setelah mereka duduk.
"Baik Jim. Bagaimana dengan orang tuamu?" Jawabnya.
"Semuanya baik. Oh iya Seulgi dimana?" Jimin mengedarkan pandangannya.
"Dia ke minimarket sebentar, mau beli cemilan katanya." Jimin mengangguk mengerti.
"Oh ada tamu. Siapa dia bi?" Seokjin yang baru saja pulang dari rumah sakit heran karena tak biasanya ada tamu malam begini.
"Dia Park Jimin, kekasih adikmu." jawab ibu Seulgi, sedangkan Seokjin meneliti penampilan Jimin seolah menilai.
Jimin berdiri dan membungkuk memberi salam. Meskipun sudah sering kesini tapi baru kali ini Jimin bertemu dengan Seokjin.
"Ah jadi kau? Senang bertemu denganmu." ucap Seokjin, Jimin tersenyum.
"Ya sudah, bibi ke dapur dulu. Kau disini temani Jimin."
"Wah apa kau benar-benar kekasih adikku?" Tanya Seokjin tak percaya.
"Benar. Aku kekasihnya"
"Aku pikir anak itu berbohong"
"Sudah berapa lama?" Lanjut Seokjin."Sudah hampir dua tahun" jawab Jimin.
"Benarkah? Kenapa aku baru melihatmu sekarang?"
"Setiap aku berkunjung. Kau selalu tidak ada. Ya begitu lah" jawabnya.
Mereka berdua asik mengobrol. Ternyata tidak buruk. Mereka berdua punya kesenangan yang mirip. Yang Jimin tangkap Seokjin adalah pria yang banyak omong dan mempunyai percaya diri yang tinggi. Sedangkan menurut Seokjin,kekasih adiknya itu orang yang sangat lembut dan ramah. Ia juga nyambung saat mengobrol. Seokjin tak tahu saja Jimin jika diluar sana. Pria itu sangat dingin dan sedikit kejam.
Kang Seulgi telah sampai di rumahnya. Ia segera masuk dan mendapati sang kakak dan kekasihnya sedang asik mengobrol.
"Aku pulang" teriak Seulgi membuat kedua lelaki itu menoleh.
"Nah itu dia. Kau membeli apa?" Sambar Seokjin.
"Camilan. Jim sejak kapan disini? Sudah lama?" Tanya Seulgi.
"Lumayan Seul"
"Aku ke kamar. Jim duluan ya" pamit Seokjin.
Jimin mengangguk dan meminta Seulgi untuk duduk disampingnya.
"Bagaimana sudah senang hmm?" Tanya Jimin.
"Hmm.. Gimana Seokjin Oppa? Seru tidak?"
"Ya begitu. Kamu bener Seul,dia gak percaya aku pacar kamu" ungkap Jimin yang membuat Seulgi terkekeh pelan.
"Maka dari itu aku menyuruhmu kesini. Huh akan sangat menyebalkan jika kau tidak datang" gerutu Seulgi.
"Kamu udah makan?" Lanjut Seulgi bertanya."Udah tadi"
Akhirnya mereka berdua berbincang hingga larut malam. Kang Seulgi sangat senang karena Jimin sudah datang. Ia berpikir kekasihnya itu benar-benar tidak akan berkunjung ke rumahnya.
Park Jimin pamit pulang karena besok masih harus bekerja.
"Sayang aku pulang ya" pamit Jimin sembari memeluk sayang kekasihnya.
"Hmm. Kabari kalau sudah sampai"
Jimin mengangguk dan mengecup sekilas kening Seulgi.
Setelah kepergian Jimin dari rumahnya. Seulgi segera masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya ke kasur.
.
.
.Keadaan rumah sudah sangat sepi. Ia tahu dengan pasti bahwa kedua orangtuanya sudah tidur.
Jimin segera membersihkan diri dan memberi kabar pada Seulgi bahwa ia sudah sampai.
Tapi sudah beberapa menit Jimin tak mendapatkan balasan. Mungkin Seulgi sudah tidur pikirnya. Ia segera menempatkan posisi dengan nyaman untuk terlelap.
.
.
."Ish dimana vitamin ku" gerutu Seokjin karena tak menemukan obat yang ia cari.
Ia mengacak-acak laci yang berada tak jauh dari tempat tidurnya.
"Bibi!" Teriak Seokjin dari kamarnya sembari melangkah keluar.
"Bi apa bibi melihat vitaminku?" Tanya Seokjin pada ibu Seulgi yang sedang memasak.
"Bukannya kamu taruh di kamar"
"Aku sudah mencarinya. Tapi tidak ketemu" jawab Seokjin.
"Coba tanya Seulgi sekalian tolong bangunkan untuk sarapan" pinta Ibu Seulgi.
Seokjin melangkah ke kamar adiknya dan mengetuk pintu itu.
"Seul" panggil Seokjin sambil membuka knop pintu.
Seokjin melihat Seulgi yang masih tidur dengan lelap.
"Dasar beruang"
"Hei cepat bangun" Seokjin mengguncang tubuh Seulgi membuat sang empu menggeliat merasa terganggu."Bangun Seul" ucap Seokjin lagi.
Seulgi membuka matanya dan duduk sambil mengumpulkan nyawanya yang baru setengah.
"Ada apa?"
"Kau melihat vitaminku tidak?"
"Bukannya kau simpan di kamar ya" heran Seulgi.
"Tidak ada. Aku sudah mencarinya"
"Coba lihat di ruang tengah. Aku akan mandi dulu" Seulgi melengos pergi.
.
Seokjin mencari di ruang tengah dan akhirnya ketemu.
Ia bernafas lega dan kembali ke dapur.
"Sudah ketemu?" Tanya ibu Seulgi.
"Sudah bi. Ada di ruang tengah"
"Seulgi berangkat bareng kamu kan?"
"Iya"
Hallo!
Aku up wkwkBtw happy 6th years with Red Velvet♡ maap telat.
Jgn lupa utk vote dan komen!
-suga wifeu-
KAMU SEDANG MEMBACA
WEAKNESS |ON HOLD|
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kang Seulgi adalah salah satu kelemahan terbesar Park Jimin. Highest rank : #3 weakness (12042021)