Seulgi bersama Wendy sedang berada di kantin kampus yang dekat dengan fakultasnya. Mereka sedang makan seraya menunggu kelas selanjutnya.
"Pulang nanti ke mall yuk?" Ajak Wendy pada Seulgi yang asik dengan minumannya.
"Ayo saja. Tapi berdua kan?" Balas Seulgi. Wendy memutar bola matanya malas mendengar kalimat terakhir yang Seulgi lontarkan. Wanita itu tahu jika mereka pergi harus berdua saja, tak boleh membawa pasangan apalagi yang membawa pasangan itu adalah Wendy sendiri, bisa mencak-mencak Seulgi.
"Iya. Kau pikir Yoongi mau di ajak ke mall." Keluh Wendy. Pasalnya pacarnya itu anti kepada hal-hal yang akan memakan waktu lama, salah satunya ya mengantar belanja para wanita.
"Iya juga, pacarmu itu malas sekali untuk bergerak." Jawab Seulgi seraya menyedot orange jus-nya. Mereka melanjutkan kembali makan yang diselingi dengan obrolan ringan seputar tugas dan barang yang akan nanti mereka beli di mall.
"Ayo masuk kelas. Dosen bentar lagi masuk." Wendy beranjak yang di ikuti Seulgi menuju kelasnya.
.
"Aku beli yang ini saja lah, gak terlalu mencolok juga warnanya." Putus Seulgi setelah memilah banyak sekali pakaian bersama Wendy yang masih saja mencocokkan pakaiannya.
"Gak mau pilih-pilih lagi?" Tanya Wendy membuat Seulgi menggeleng.
"Ini sudah cocok." Jawabnya.
Setelah empat jam mereka berburu di mall. Akhirnya sekarang mereka pulang dan tentu saja Wendy yang membawa mobil mengantarkan terlebih dahulu Seulgi ke rumahnya.
Terlihat di halaman rumah Seulgi sudah banyak sekali mobil-mobil mewah berjejer. Seulgi heran kenapa banyak sekali mobil di rumah pikirnya.
"Lagi ada acara ya? Rame banget." Ujar Wendy yang sama herannya dengan Seulgi.
"Gak tahu. Eh makasih ya. Duluan." Ucap Seulgi kemudian turun dari mobil Wendy dan sedikit berlari menuju pintu rumahnya.
Ia membuka pintu dengan pelan masuk ke dalam rumah. Dilihatnya banyak sekali orang dan saat di teliti ternyata itu adalah keluarga dari calon mertua kakaknya. Sepertinya akan ada makan malam bersama keluarga besar, karena bukan hanya keluarga inti saja yang ada disini.
Dengan sopan Seulgi menyapa semua orang yang ada disana yang disambut dengan antusias oleh mereka.
"Nah ayo Seul kesini." Ucap ayahnya memanggil Seulgi agar duduk di sebelahnya. Seulgi pun mematuhi dan duduk disana.
"Ini adiknya Seokjin. Mungkin untuk keluarga inti sudah mengetahuinya." Jelas ayahnya memperkenalkan Seulgi yang diangguki semua orang. Seulgi juga melihat kakak dan kakak iparnya tengah berbincang berdua di sofa yang bersebrangan dengan dirinya.
Makan malam yang sangat melibatkan banyak orang itu kini sudah selesai. Hanya tertinggal keluarganya ayah,ibu,kakak dan kakak iparnya yang memang belum pulang dan tentunya Seulgi sendiri.
"Tadi aku kaget banget pas lihat banyak mobil di depan. Aku kirain ada apa." Ungkap Seulgi mengutarakan perasaannya.
"Sebenarnya tadi mendadak ada ide gitu. Soalnya kan keluarga besar Irene juga sedang berlibur disini." Jelas Seokjin membuat Seulgi mengangguk.
"Mau nginep ya?" Tanya Seulgi kepo pada calon kakak iparnya itu.
"Enggak. Mau jalan bentar keluar bareng dia." Balas Irene.
"Mau nginep juga gak masalah. Kan bentar lagi nikah." Cetus Seulgi blak-blakan yang mendapat tatapan tajam dari ibunya.
"Cepet mandi, bukannya malah ngobrol." Perintah ibunya yang membuat Seulgi ngacir begitu saja.
.
.
.
Park Jimin masih di kantornya. Ia harus lembur karena banyak pekerjaan. Bahkan dari tadi siang ia belum mengabari kekasihnya itu. Biarlah itu urusan nanti, sekarang ia hanya harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.
Sudah dua jam lebih Jimin berkutat di depan komputernya. Kepalanya sungguh sangat pusing dan memutuskan untuk menyudahinya.
Ia mengambil jasnya dan keluar dari ruangannya dengan langkah gontai.
Drtt... Drtt..
Ponselnya bergetar menandakan panggilan masuk. Ia melihat id caller nya dan segera saja mengangkat panggilannya setelah tahu bahwa itu adalah kekasihnya.
"Halo." Ucapnya.
"Sudah pulang?" Tanya Seulgi yang khawatir karena tidak mendapat kabar dari kekasihnya itu.
"Baru saja akan pulang. Kamu belum tidur? Ini sudah larut Seul." Ucap Jimin. Ia mendengar bahwa Seulgi mendengus.
"Kenapa?" Lanjut Jimin bertanya."Aku belum selesai mengerjakan tugas. Ini banyak sekali uh." Keluh Seulgi.
"Deadline-nya kapan? Mau aku bantu?" Tawar Jimin.
"Dua hari lagi. Hmm tak usah, aku tahu kamu lelah karena sedang banyak pekerjaan." Tolak Seulgi karena ia tahu kekasihnya itu sedang banyak kerjaan akhir-akhir ini.
"Ah baiklah. Aku tutup dulu, nanti aku telpon." Ujar Jimin seraya ia memasuki mobilnya.
"Hati-hati, jangan ngebut juga." Jimin menggumam dan memutus panggilannya dengan Seulgi.
Hallo!
Monmaap baru up lg.
janlup VOMMENT nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEAKNESS |ON HOLD|
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kang Seulgi adalah salah satu kelemahan terbesar Park Jimin. Highest rank : #3 weakness (12042021)