2 - Kang Ojek?

506 94 39
                                    

"Sialan!"

Bayung dan Erlando hanya menggelengkan kepala menatap malas pada tingkah aneh Barta.

"Berani-beraninya cewek itu sama gue!" Barta berteriak kesal.

Pada selembar uang berwarna hijau, Barta bersumpah akan membuat cewek itu menyesal telah mengusik hidupnya.

Bayung menarik uang dengan nominal dua puluh ribu dari tangan Barta. Tawanya meledak menatap tulisan tangan yang tertera pada uang tersebut.

'Sayembara. Yang menemukan uang ini harap meng-Add line @Cllapnthea. Jika laki-laki yang tampan dan mapan akan saya jadikan imam. Jika perempuan pintar akan saya jadikan teman. By. Calla panthea'

"Bangsat! Humor gue anjir," kata Bayung disela tawanya.

Erlando melirik sekilas selembar uang yang ada di tangan Bayung. Lalu kembali menatap Barta yang tengah berteriak tidak jelas.

"Sebenernya lo ngapa sih, Bar? Duit siapa itu?" tanyanya heran.

Masih dengan wajah senggol-bacok, koridor ingatan Barta mulai mengetuk kejadian tadi pagi.

"Tukang ojek ya? Iya bukan? Iya aja deh, ya?"

Dari balik kaca helm full face-nya, Barta menatap aneh pada perempuan yang berdiri tepat di samping motornya.

"Saya numpang yah, mas? Saya ada kelas pagi ini." Perempuan itu memohon sembari meletakkan tangannya di lengan Barta.

Mood Barta yang memang rusak sebab bangun kesiangan dan lampu merah yang tak kunjung usai, semakin memburuk mendapati kehadiran perempuan sinting itu.

Pada lampu merah yang masih berada pada detik ke 20, Barta mengibaskan lengannya dengan kasar dan sama sekali tidak menanggapi kehadiran perempuan itu. Dia melirik sekitar berusaha mencari celah agar tidak berada tepat di pinggir trotoar. Tetapi nihil, jalan pagi ini sangat padat.

"Masnya gak usah takut. Saya bayar kok. Beneran deh, saya gak bohong."

"Nih, saya bawa duit. Nih, lihat."

"Oke? Makasih!"

Sesaat sebelum lampu berwarna hijau perempuan itu dengan gesit naik ke boncengan Barta. Inginnya cowok itu membentak meminta turun, tetapi apalah daya suara klakson bersahutan meminta dirinya segera berjalan.

"Hahahahaha anjir! Menang bayak lo? Btw, cantik kaga tuh, cewek?" Bayung bertanya antusias setelah mendengar cerita Barta.

Barta melirik tajam cowok berjambul itu. "Mana gue tahu!" jawab Barta sewot.

"Lo kenal ceweknya?" tanya Erlando yang sejak tadi diam.

"Enggak. Tapi ...,"

"Tapi?"

"Dia anak kampus ini."

Baik Erlando maupun Bayung dibuat bingung oleh jawaban Barta. "Kok lo tahu?"

"Awalnya gue nurunin dia di pinggir jalan tapi dia keukeh gak mau. Karena kesel gue langsung gas ke kampus dan masa bodo sama dia."

"Terus?"

Barta mendengus mengingat ucapan terakhir cewek itu yang diluar dugaan.

"Wah masnya kok tahu saya kuliah di sini? Ini bayarannya dan makasih!" Lalu, sebelum Barta mengeluarkan suara, perempuan itu lebih dulu berbalik meninggalkan kekesalan beserta selembar uang berwarna hijau di tangannya.

Kurang ajar banget kan?

"Ada apanih rame-rame?" Aziel tiba-tiba muncul dengan wajah tengilnya.

"Ziel, lo tahu kagak? Abang lo tadi pagi abis ngojek dapet duit nih," kata Bayung sembari mengibaskan uang di udara.

BARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang