11. Sayang

68 3 1
                                    

Aku update jam segini dungs😂 Jempolnya udah gatel banget pengin nge-up xixixi😂😂
Luv buat kalian semuwaaah❤❤❤❤❤
Tapi klik star di pojok kiri, biar makin spirit aku nya😙💜❤💜❤💜

------------------------

Aku memegang pelipisku yang terasa nyeri. Mengedarkan pandanganku dipenjuru sisi. Ah ternyata ini di dalam kamarku.

Aku mencoba bangkit namun seseorang langsung mencekal lenganku. Aku menoleh ke sebelah kananku.

Albar.

"Jangan banyak gerak dulu". Interupsinya mencoba membaringkan tubuhku lagi.

"Bosen". Aku mencebik sebal. Ya walaupun nyeri di kepalaku belum sepenuhnya sembuh. Namun aku benar-benar bosan. Hampir 3 jam mungkin aku terus terbaring diatas kasur keroppi-ku.

"Lo belum sembuh cha, nanti kalo udah sembuh lo boleh deh guling-guling atau salto-salto. Sekarang diem nurut aja". Dia mengelus pelan puncak kepalaku.

"Kita bolos?".

"Astaga! Lo kaya gini masih mikirin pelajaran? Ck, ngga habis pikir gue".

"Nilai gue jadi taruhan".

"Yakan nanti kalo sembuh juga bisa di susul, ngapain sakit-sakit gini masih dipikirin. Belum tentu pelajaran juga mikirin lo". Albar berkata dengan ketus.

"Dih, lo cemburu sama pelajaran?". Aku yang sudah tahu arah pembicaraannya benar-benar dibuat kesal. Bagaimana tidak? Cuman gara-gara aku lebih mentingin pelajaran daripada dia? Huh!?

"Ya jelas. Ganteng, gantengan gue. Gue nyata dan dia cuma bisa diem gabisa gerak, gue makan dia dimakan rayap. Gue minum kalo dia dikasih air han--".

"Sumpah mulut mercon banget sih lo". Aku menutup kedua telingaku dengan bantal.

"Ish lo kok gitu sih cha".

"Udah sana lo pergi!".

"Ngga tau makasih sama pacar yah lo".

"Ck, dasar pamrih".

"Yakan seengga--".

"Ma-ka-sih! Puas? Udah sana pergi". Aku mendorong pelan lengannya.

"Bentar-bentar, makan dulu ya".
Albar berjalan menuju meja belajarku mengambil semangkuk bubur ayam beserta teh hangat. Dan duduk tepat disamping kiriku.

Aku menegakkan badanku bertumpu pada badan ranjangku.

"Do'a dulu". Albar menginterupsi.

Aku menengadahkan kedua tanganku sambil bergumam berdo'a.

"Amiin".

"Aaa..". Dia menyodorkan sesendok bubur ayam tersebut.

Aku menerimanya dengan senang hati. Jujur saja. Aku benar-benar lapar. Sejak kejadian tadi-- Huhh sudahlah.

"Enak ga?".

Aku menoleh padanya dan mengangguk mantap.

My Sweet Boy [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang