Pria berusia 40 tahun itu fokus membaca dan meneliti dokumen yang harus ia tanda tangani sementara tangannya sibuk mengelus surai sang buah hati yang tertidur di sofa ruang kerjanya. Siang tadi Valda datang kekantor, alasannya karena bosan di rumah sendirian abang abangnya belum ada yang pulang. Termasuk Ervin dan Ezra yang biasanya pulang bersama dengan valda, tetapi hari ini dua orang abangnya itu disibukan latihan futsal sepulang sekolah untuk mengikuti pertandigan bulan depan.
Lyman menutup map dokumen yang sudah ia baca, pria yang sudah berkepala empat itu menatap anak bungusnya yang tertidur lelap di pangkuannya dengan mata yang berkaca kaca, tanpa sadar cairan bening menetes mengenai pipi si anak, Lyman dengan cepat menghapus sisa jejak air matanya, dan mengelus pipi si anak lembut agar anaknya tidak terbangun dari tidur lelapnya, tetapi sia-sia anaknya itu sudah membuka mata bulatnya, dengan nyawa yang belum genap terkumpul Valda bangun dari posisinya.
"maaf yah Valda ketiduran, kaki ayah capek yaa Valda jadiin bantal? Dari tadi ayah nahan capekkan?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.
" Enggak kok, sini lanjut tidur lagi sambil nunggu Pak mus isi bensin, nanti kalau pak mus sudah datang ayah bangunin" bohong Layman jelas pria itu sedari tadi juga menahan kram di kakinya karena sudah lebih dari dua jam di jadikan bantalan oleh anaknya.
" Ayah bohong keringat ayah aja netes kena pipi Valda eh, bener keringatkan ayah gak lagi pilekkan?" ucap anak itu sambil menyenderkan kepalanya di bahu ayah. mendengar itu Lyman terkekeh kecil sambil mencium kepala anak bungsunya itu.
" Emang ayah sejorok itu?"
"eeem enggak sih ayah gak jorok Valda cuma takut aja ayah kaya bang Ezra suka peperin ingus hiii" Valda bergidik geli mengingat kelakuan menjijikan abangnya itu, dan ayah hanya tertawa mendengarnya.
'toktok'
Suara ketukan pintu mengalihkan atensi ayah dan anak itu.
"permisi pak mobil sudah siap"
Suara pak mus supir pribadi keluarga terdengar dari balik pintu." iya pak Mus tunggu di bawah saja "
Valda menegakan posisinya dan membereskan tas serta beberapa buku tugas yang tadi sempat ia kerjakan sebelum tidur, sementara itu Lyman mulai memasukan beberapa dokumen kedalam lemari dan sebagian ia masukan kedalam tas untuk di selesaikan dirumah.
" sudah selesai da ?" tanya ayah yang sudah bediri di depan pintu.
Valda hanya mengangguk sambil menunjukan tas yang sudah ia kenakan di punggung.
🍻🍻🍻🍻
Di tengah perjalanan pulang rintik hujan mulai berjatuhan, terlihat beberapa pengendara motor memilih menepi untuk berteduh dan mengunakan jas hujan.
" Ayah valda mau buka jendela yaa" anak itu berucap tanpa memandang yang diajak bicara, matanya hanya fokus menatap jendela yang sudah mulai tertutup tetesan air.
"Boleh tapi jangan terlalu lebar ya da nanti air hujannya masuk"
Layman juga mengikuti valda membuka jendela yang terdekat dengannya.
" saya matiin saja ya acnya saya rasa udara luar lebih sejuk?" tanya Pak Mus meminta izin
" iya pak, Valda juga tadi mau bilang gitu"
" baik dek sudah pak mus matikan"
Pak mus si supir pribadi yang sudah seperti bagian keluarga mereka, bahkan Lyman dan anak anaknya juga melarang pak mus untuk memanggil mereka dengan embel embel tuan atau tuan muda, ia hanya memanggil anak anak tuannya dengan panggilan si adek untuk Ervin, Ezra, dan Valda sementara untuk Gavin, Arsen, Brian, dan Darel dengan panggilan si abang yaa seperti Lyman ketika memanggil anak anaknya, dan pak Mus dengan senang hati menganggap ke tujuh anak itu seperti anaknya sendiri karena pak Mus sendiri tidak memiliki anak begitupun dengan tujuh anak itu mereka menghormati dan menyayangi pak Mus layaknya keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR ~ The Brothers ~
FanfictionHanya ada satu pilar yang menyangga hidup 7 remaja,mereka hanya mengenal kata ayah tidak ada kata ibu di kamus kehidupannya. Gavin, Arsenio, Brian, Darel, Ervin, Ezra, dan Valda 7 jagoan ayahnya, yaa mereka tak pernah mengenal apa itu kasih sayang...