Sesuai rencana tadi malam, layman dan ketujuh anaknya berlibur ke villa keluarga mereka di daerah Bogor. Ezra tadi sempat menolak ikut, tetapi karena paksaan dan ancaman Arsen akhirnya Ezra memutuskan untuk ikut dan membatalkan janjinya dengan seseorang, mau gimana lagi semua ancaman yang Arsen berikan tidak pernah main main.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam kedelapan orang itu turun dari tiga mobil yang berbeda di depan sebuh Villa yang berhalaman luas dan terdapat pohon pohon rindang yang menambah kesejukan.
"Woy! mau kemana bocah ini tas lo ambil dulu" Arsen meneriaki Ezra yang main asal nyelonong masuk kerumah mengabaikan saudara saudaranya yang sibuk mengambil tas masing masing di bagasi mobil.
" Bang urusan genting nih, si adek gak mau nahan lagi" triak Ezra, sambil terus berlari membuat ke enam saudranya menghentikan aktivitas mereka beberapa detik untuk saling pandang lalu mereka semua tertawa,
"Adek lo masih kecil sih jadi rewel"
Triakan Brian masih bisa di dengar oleh Ezra yang sedang berusaha membuka pintu, tetapi ia malas untuk membalas karena ini benar benar urusan genting yang tidak bisa di tunda. Salahkan Arsen yang dari tadi tidak mau di ajak berhenti di pombensin karena alasan bentar lagi juga sampai."udah udah ayok lanjut bawa barang barangnya, eh vin bawain punya Ezra juga yaa" ucapan Lyman membuat anak anaknya itu berhenti tertawa dan melanjutkan aktivitas mereka.
" tas Ezra biar Arsen aja yang bawa yah, kasian Ervin badan kecil gitu suruh bawa banyak banyak"
Setelah berbicara dengan nada mengejek Arsen berjalan mendahului saudara saudaranya yang lain mengabaikan Ervin yang kesal karena ucapannya barusan.
" dih jadi orang gak sadar diri lebih tinggi satu senti dari gue aja banyak gaya, harusnya yaa tuh orang sama Ezra yang jadi anak kembar sama sama nyebelin" Ervin mengoceh pelan, tetapi masih bisa terdengar oleh Arsen yang berjalan belum jauh dari dirinya.
"seengaknya gue bukan jadi yang terpendek" Sarkas Arsen yang langsung masuk kedalam Villa karena pintunya sudah terbuka lebar ulah Ezra yang tadi terburu buru.
Ervin yang ingin membalas perkataan abangnya mengurungkan niatnya setelah tangan seseorang merangkul pundaknya
" Udah ayok masuk, ingat orang yang kamu katain nyebelin itu orang yang sama yang nangis paling kenceng waktu kamu patah tulang"
Lyman menepuk pelan kepala Ervin lalu mengajak anaknya itu jalan masuk ke dalam Vila, ucapan Lyman barusan membuat Ervin tersenyum lebar mengingat kejadian lampau saat ia berusia delapan tahun, saat itu Ezra Ervin dan Valda bonceng tiga naik sepeda menuju minimarket dekat rumah, tiba tiba di tengah perjalanan ada sebuah motor yang nyaris menabrak mereka, membuat Ezra yang memboncengkan kembarannya dan adiknya itu kaget hingga ia hilang kendali dan ketiganya jatuh keselokan besar. Valda dan Ezra baik baik saja hanya luka ringan yang mereka dapat beda cerita dengan Ervin yang harus menerima beberapa jahitan di kepala dan melakukan operasi pemasangan pen di tangan. Karena kejadian itu Ezra menangis berhari hari ia benar benar merasa bersalah, dan Arsen yang saat itu sedang bermain bola bersama teman temannya, melihat langsung ketiga adiknya jatuh kedalam selokan,ia langusng berlari memeluk Ervin dan menangis sejadi jadinya karena melihat adiknya itu berdarah darah.
🍻🍻🍻
" Gimana Za udah lega?"
"Eh ternyata ada lo bang"
Ezra yang baru saja keluar kehalaman belakang untuk menikmati udara sejuk Bogor terkejut karena Arsen, ternyata Abangnya itu dari tadi sudah duduk santai sambil menikmati kopi di halaman belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR ~ The Brothers ~
FanfictionHanya ada satu pilar yang menyangga hidup 7 remaja,mereka hanya mengenal kata ayah tidak ada kata ibu di kamus kehidupannya. Gavin, Arsenio, Brian, Darel, Ervin, Ezra, dan Valda 7 jagoan ayahnya, yaa mereka tak pernah mengenal apa itu kasih sayang...