Melakukan Usaha yang Terakhir

31 6 0
                                    

Entah harus disebut memberanikan diri atau nekat, istilah yang pantas untuk disematkan kepada seorang perempuan yang datang sendirian ke kota lain tanpa bimbingan siapapun. Sebenarnya ada sanak saudaranya yang tinggal di Bandung, tapi dari pada pusing menjawab alasannya datang kesana, jadi Olivia memutuskan untuk langsung mencari alamat Apartment Nick. Hanya berbekal sebuah tas ransel dengan isi 2 pasang baju, Olivia memang tak merencanakan tinggal lama disana karena hari wisuda juga semakin dekat. Tinggal dua minggu lagi dan dia masih kelayapan untuk urusan lain. Setelah dipikirkannya kembali di dalam kereta menuju Bandung, dia baru teringat kalau belum menyewa kebaya yang akan dia kenakan di perayaan kelulusannya itu. Bodo amat pikirnya, toh juga nanti ketutup toga, emang ketauan kalau dia pakai baju biasa di dalam, kalo cuma kain batik, dia bisa pasang sendiri untuk bawahan yang terlihat di bagian kaki.

Bandung pagi itu gelap dan dingin. Hujan masih belum selesai mengguyur saat Olivia baru turun dari kereta. Perlu menunggu sekitar setengah jam, sebelum dia benar-benar reda dan Olivia bisa memesan ojek online. Bermodal ojek online itu, sampailah Olivia di depan sebuah bangunan apartment yang tak begitu jauh dari area kampus. Melihat bangunan apartment yang cukup berkelas di hadapannya, Olivia baru menyadari, kesederhanaan yang Nick tampilkan selama bersamanya, sepertinya hanyalah bagian lain dari kehidupan lelaki itu. Tak mungkin orang dengan hidup pas-pasan bisa tinggal di tempat seperti itu, apalagi untuk ukuran mahasiswa, mungkin mereka lebih memilih tinggal di kost.

Dilihatnya kembali alamat yang Dennis kirimkan padanya melalui Whatsapp. Alamatnya sudah benar. Nick tinggal di lantai 12 nomer 18.

Masih jam 8 pagi. Harusnya Nick masih ada.

Setelah menekan tombol lantai yang dia inginkan, Olivia menatap cermin yang ada di dalam lift yang dia naiki.

"Astaga rambutku berantakan." Diambilnya sisir di saku bagian depan ranselnya lalu merapikan rambutnya dan menyimpan benda itu kembali di tempatnya semula.

" Diambilnya sisir di saku bagian depan ranselnya lalu merapikan rambutnya dan menyimpan benda itu kembali di tempatnya semula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting!

Tanda telah sampai di lantai yang dituju. Jantungnya berdegup sangat kencang, seperti habis lari dikejar anjing. Diusir pembimbing skripsi saja, rasanya tidak se deg-degan ini. Segala macam scenario yang sudah dia siapkan di kereta tadi mendadak blank. Sistem regulasi otaknya tiba-tiba black out. Dia tak tahu lagi kata apa yang harus di ucapkan nya saat bertemu Nick untuk pertama kalinya.

Tanpa sadar karena kehilangan fokusnya, Olivia sudah mengetuk pintu apartment nomer 1218. Padahal sebenarnya di sebelah pintu ada bell yang bisa dia tekan. Sekitar satu menitan barulah ada suara orang berjalan mendekat lalu membuka pintu.

Tak ubahnya Olivia yang terkejut melihat Nick yang membuka pintu bertelanjang dada, Nick juga sama terkejutnya melihat Olivia berdiri di depan pintunya. Refleks tangannya menutup kembali pintu. Tak berapa lama, Nick membuka kembali pintu sudah dengan mengenakan kaos oblong.

"Ada apa kamu kesini?" Tanya Nick ketus seraya menutup pintu kamarnya agar mereka bicara di luar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Since You Came into My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang